"Kenapa?" tanya Maudy heran melihat Aya yang cemberut menyambut kedatangannya di depan kosan Yoga.
"Lagi kesel gue!"
Maudy terkekeh. "Ribut sama Yoga lagi?" Maudy mengambil kantong belanjaan yang dikeluarkan Fero dari bagasi mobil, dan memberikannya kepada Aya untuk dibawa ke dalam. Ada banyak belanjaan yang Fero dan Maudy beli. Jadi, dia meminta tolong Aya untuk membantunya.
"Iya, heran gue sama dia," ucap Aya menerima satu kantong belanjaan yang tidak terlalu berat. Yang berat-berat, Fero yang membawanya. Sedangkan Yoga, lelaki itu masih berada di halaman belakang kos mempersiapkan tempat untuk dipakai untuk acara mereka. Semacam piknik kecil-kecilan. Mereka juga akan mengadakan barbeque-an.
"Setiap ketemu nyari masalah mulu sama gue. Ada-ada aja ulahnya bikin gue emosi." Aya terus saja mengoceh sepanjang jalan ke dalam membuat Maudy geleng-geleng kepala. Punya sahabat beda jenis kelamin seperti Aya dan Yoga memang menyenangkan, hanya saja terkadang tingkah mereka berdua tak jauh berbeda dengan Tom and Jerry. Yang satu suka bikin ulah, yang satu lagi merasa selalu benar.
Dan Yoga, sering tak mau kalah jika adu mulut dengan Aya. Tak jarang Aya dibuat menangis olehnya. Namun, ujung-ujungnya dia juga yang membujuk perempuan itu. Pasalnya, kuping Yoga berisik mendengar suara cempreng perempuan itu yang menangis sambil uring-uringan. Bukannya kapok, Yoga masih saja suka meledek sahabatnya tersebut. Padahal dia tahu bahwa dia juga yang bakalan repot nantinya menenangkan perempuan itu.
"Gue nggak kebayang, gimana kalau nantinya lo sama Yoga itu jodoh, ya?" ujar Maudy tertawa geli. Matanya menatap Aya yang berada di dekatnya, dan Yoga yang tengah mempersiapkan alat untuk barbeque.
"Ogah jodoh sama tuh cowok! Udah tingkahnya petakilan gitu, mana mesum lagi. Dan playboy-nya kalau-kalau lo lupa gimana dia."
"Siapa tahu dia bisa berubah nantinya."
Aya mengedikkan bahu.
"Susah kayaknya. Sifatnya itu udah mendarah daging. Walau dia tinggal satu-satunya cowok yang tersisa di dunia ini, gue mending enggak usah nikah deh!" ucap Aya. Dia dan Maudy sekarang sedang menyiapkan bahan makanan, buah dan juga beberapa cemilan ke dalam tempat yang sudah disediakan oleh Aya tadi.
"Hussh, jangan sembarang kalau ngomong!"
"Lihat aja nanti."
Aya menoleh sekilas pada Yoga, di saat yang bersamaan lelaki juga tengah meliriknya. Aya menjulurkan lidahnya kepada Yoga yang ditanggapi kekehan kecil oleh lelaki itu.
Ada kepuasan tersendiri bagi Yoga melihat Aya uring-uringan, kesal padanya. Ekspresi wajah perempuan itu sangat lucu. Hiburan bagi seorang Yoga.
***
"Ayamnya enak banget, siapa yang bumbuin ini tadi? Pasti Maudy, 'kan?" tanya Yoga sambil mengunyah potongan ayam bakar berserta sesuap nasi. Kalau yang bakar, dia tahu jika Dikta dan Fero yang melakukannya. Sedangkan dirinya membantu Aya memotong buah dan kue. Lebih tepatnya merecoki, bukannya benar-benar membantu. Karena lelaki itu lebih banyak mengoceh dan makan potongan kue atau buah yang dipotong oleh Aya. Tentu saja Aya mengomelinya. Namun, Yoga masa bodoh. Dia tetap saja tak beranjak dari sisi Aya. Hingga Aya diam sendiri, mungkin capek juga meladeninya. Tumben. Yoga semakin menjadi-jadi dibuatnya. Kalau tidak mencari masalah dengan Aya setiap kali berdekatan, tidak afdhol rasanya.
"Gue yang bumbuin," sahut Aya yang duduk di seberangnya. Tak sudi rasanya duduk berdekatan dengan Yoga, takut ketularan virus. Virus seorang player, yang suka mainkan perasaan seseorang. Huh, jangan sampe Aya yang cute dan manis ini menjadi seorang playgirl juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/285981538-288-k463669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy vs Cewek Manja (TAMAT)
RomanceSPIN OFF BUKAN PACAR PURA-PURA(bisa dibaca secara terpisah) Meet Yoga dan Aya, si playboy mesum vs cewek manja yang bersahabat dari masa kuliah hingga lulus. Sahabat tapi seringkali adu mulut, jarang akur. *** "Amit-amit jabang bayi! Jangan sampe...