"Mr. Uchiha Sasuke pasti tak begitu asing dengan negara ini. Dari yang saya dengar Anda adalah keturunan orang Jepang." Laki-laki paruh baya itu bersuara ketika mereka masuki sebuah bar.
Uchiha Sasuke, laki-laki yang diajak bicara oleh laki-laki paruh baya itu hanya terdiam. Ekspresinya begitu datar dan tatapannya begitu dingin berhasil membuat ia menjadi sorotan ketika memasuki bar itu.
Mata para perempuan tak lepas darinya, mempertanyakan siapa dirinya yang membawa aura misterius sekaligus menggairahkan dengan wajah tampan dan seksi itu.
Laki-laki itu tiba-tiba menghentikan langkah kakinya membuat rombongan yang berjalan bersamanya ikut menghentikan langkah kaki mereka. Membuat orang-orang tak bisa lagi memasuki bar itu karena pintu masuknya di hadang oleh rombongan laki-laki dengan nama pendek Sasuke itu.
Sasuke menyipitkan matanya, melihat objek berwarna merah muda yang tengah duduk di depan bar table. Rasanya Sasuke pernah melihat pemilik kepala rambut yang cukup mengganggu matanya itu di rumah sakit sebelumnya.
"Tuan, ada apa?" Laki-laki berambut silver yang melawan gravitasi bumi dan bahkan takdirnya itu bertanya tepat di telinga Sasuke, suaranya bahkan lebih terdengar seperti bisikan.
"Duluan saja," sahutnya dingin.
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya, membawa rombongan itu pergi dari sana. Mereka semua memasuki sebuah ruangan VIP sementara Sasuke masih berdiri di tempatnya. Hingga ia melihat seorang laki-laki di meja yang berbeda menuangkan sebuah bubuk ke dalam gelas minuman. Laki-laki itu mendekati perempuan itu dan meletakkan gelas itu di dekat perempuan itu dan setelahnya ia pergi.
"Davvero fastidioso," ucapnya pelan.
Sasuke berjalan mendekati meja perempuan itu, ia berusaha mencegah perempuan itu meminum minuman itu namun ia terlambat, perempuan itu sudah meneguk minuman itu hingga tandas.
"Cazzo," ucapnya membuat perempuan itu menolehkan kepalanya, menampilkan wajah yang penuh air mata.
Sakura menatap Sasuke dengan kening yang berkerut. Perempuan itu tampak sudah mabuk. "Apa yang kau katakan?"
Pertanyaan itu membuat Sasuke menggelengkan kepalanya pelan, ia lantas berniat untuk segera pergi namun tiba-tiba perempuan itu mengatakan kalimat yang membuatnya jengkel.
"Brengsek." Kalimat itu berhasil membuat Sasuke mengurungkan niatnya. Laki-laki itu lantas mendudukkan dirinya di samping Sakura dan menatapnya.
"Maaf Nona tapi saya bukan laki-laki seperti itu," jelasnya namun Sakura malah tiba-tiba menyentuh alisnya.
"Kau punya alis? Bagus. Iya, lebih bagus punya alis. Laki-laki yang tak punya alis tidak bagus sama sekali," ucap Sakura meracau kemudian tertawa.
Sasuke menahan tawanya mendengar kalimat itu. Sementara Sakura bertepuk tangan dengan gembira membuat Sasuke mendengus geli.
"Carino," ucap Sasuke hingga tiba-tiba Sakura meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Sasuke. Perempuan itu kemudian tersenyum lebar.
Cup. Mata Sasuke melebar mendapati kecupan hangat di bibirnya itu. Sasuke menyentuh bibirnya lalu menatap perempuan asing yang berani menciumnya. Sementara Sakura yang ditatap malah kian melebarkan senyumannya.
Sasuke beranjak dari duduknya, memundurkan langkah kakinya masih terkejut bahkan bibirnya masih setia ia sentuh.
"Tuan Muda Kedua?" Suara panggilan tepat di belakang tubuh Sasuke membuat laki-laki itu gelagapan, ia lalu menolehkan kepalanya dan kembali melihat sosok laki-laki berambut silver melawan gravitasi bumi itu.
"Kakashi," ucapnya.
Laki-laki bernama Kakashi itu menganggukkan kepalanya, ia lalu menatap Sakura yang duduk sambil tersenyum ke arah mereka. "Tuan mengenalnya?"
Mendengar pertanyaan itu Sasuke buru-buru menggelengkan kepalanya. Kakashi pun mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh Sasuke.
"Begitu rupanya. Mereka menyiapkan beberapa perempuan, apakah Anda tertarik?" tanya Kakashi membuat Sasuke menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu mari kembali ke hotel, kita harus kembali ke Sisilia besok pagi," jelasnya membuat Sasuke menganggukkan kepalanya.
Keduanya pun melangkahkan kaki dari sana namun baru lima langkah Sasuke kembali menghentikan langkah kakinya. "Davvero fastidioso."
"Menyebalkan? Siapa yang Anda maksud benar-benar menyebalkan?" tanya Kakashi membuat Sasuke akhirnya menatapnya, ia tampak memijat keningnya.
"Duluanlah," ucap Sasuke membuat Kakashi menganggukkan kepalanya, memilih pergi dahulu sesuai perintah.
Sasuke kembali ke tempat Sakura berada. Perempuan itu kali ini sudah tak sadarkan diri dan dengan terpaksa pun Sasuke menggendongnya.
°°°
Ponsel Sasuke tiba-tiba berdering saat ia hendak meletakkan Sakura yang tak sadarkan diri dalam gendongannya. "Cazzo."
Tiba-tiba Sakura bergerak membuat keseimbangan Sasuke sedikit terguncang, alhasil keduanya jatuh di atas ranjang.
"Cazzo," ucap Sasuke sekali lagi.
"Ahh..." Suara desahan tiba-tiba itu membuat Sasuke kaget, ia lalu menatap Sakura yang tengah berusaha melepaskan pakaiannya.
Sasuke memalingkan wajahnya, buru-buru ia berdiri namun Sakura malah menarik tubuhnya dan menindihnya. "Ahh... panas."
"Apa yang kau lakukan?" tanya Sasuke hingga Sakura menatap. Wajah perempuan itu tampak memerah, ia bahkan sesekali mengusap tubuhnya.
Perempuan itu kemudian mendekatkan wajah dengan wajah Sasuke, ia lalu memiringkan wajahnya, mengecup bibir Sasuke dengan perlahan hingga suara kecupan bibir memenuhi ruangan itu.
Sasuke mengangkat tubuh Sakura membuat perempuan itu berada di atas pangkuannya. Hingga tangan laki-laki itu berada di bokongnya.
Ciuman itu berakhir dengan nafas keduanya yang sama-sama memburu. Sasuke menyatukan kening keduanya. Dengan perlahan laki-laki itu melepaskan kemeja yang Sakura kenakan hingga tubuh bagian atas perempuan itu terlihat. Mata Sasuke kemudian menatap payudara Sakura yang masih dibalut sebuah bra berwarna hitam.
"Kenapa kau menatapku saja? Bukankah kita sudah dekat?" tanya Sakura yang nampak benar-benar mabuk bahkan ia menatap Sasuke dengan tatapan menggoda membuat Sasuke kembali menatapnya.
Sasuke mengusap bahu Sakura mengecup bahu perempuan itu membuat perempuan itu mendesah berulang kali.
"Ohh... shttt..... ahhhhh...."
Suara desahan perempuan itu mengisi ruangan itu hingga Sasuke mengusap lehernya, mencium aroma memabukkan di sana. Sasuke menjilat lehernya lalu kembali mengecup bibirnya.
Sasuke menidurkan tubuh Sakura perlahan hingga perempuan itu berbaring di atas tubuhnya masih dalam posisi berciuman. Sasuke kemudian melepaskan ciumannya, menatap perempuan itu yang tampak begitu bergairah.
Sakura menyentuh dada bidang Sasuke, menelusuri tubuh berotot yang yang dibalut oleh kemeja hitam. "Apa yang ada dibaliknya?"
Pertanyaan itu membuat Sasuke mendengus, perempuan itu benar-benar lucu. Sasuke pun melepaskan kemeja yang ia kenakan, memperlihatkan tubuh atletis nan seksinya.
Sasuke kembali mendekati Sakura, melepaskan pengait bra yang perempuan itu kenakan, memperlihatkan payudaranya yang tak terlalu besar namun tak bisa dikatakan kecil. "Ukuran yang bagus Miss."
Sasuke menatap Sakura yang menatapnya dengan tatapan menggoda membuat laki-laki itu tersenyum miring. Bibirnya pun mendekati puting Sakura, menghisap puting itu dengan perlahan memberikan sensasi geli yang tak tertahankan.
"Ahhhh....." Desahan itu terus terdengar pada setiap isapan pada puting berwarna merah muda itu, warna yang sedikit lebih pudar dari rambut perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn On: Just Want Her Body
FanfictionSakura membuat kesalahan malam itu usai memergoki kekasihnya berselingkuh, ia malah mabuk dan tidur dengan laki-laki tak dikenal. Hal yang lebih gila lagi adalah saat ia dipindah tugaskan ke Sisilia, ia malah kembali dipertemukan dengan laki-laki it...