Dua bulan kemudian...
Sakura tengah sibuk mempersiapkan kopernya. Besok ia harus segera berangkat ke Sisilia. Selama dua bulan belakangan ini Sakura berusaha menyiapkan banyak hal untuk kepindahannya termasuk belajar bahasa Italia walaupun hanya sedikit.
Saat Sakura tengah sibuk merapikan pakaiannya ke dalam koper tiba-tiba ponselnya berdering. Sakura pun buru-buru mengambil ponselnya yang berada di atas kasur, kakinya pun malah tersangkut pada pakaian di lantai.
"Aduhh." Sakura mengeluh sakit saat ia terjatuh dengan lutut yang membentur lantai namun tetap mengambil ponselnya.
Sebelum mengangkat panggilan teleponnya, Sakura melihat layar ponselnya terlebih dahulu, ingin melihat siapa yang menghubunginya sebab ia tak ingin mengangkat jika itu adalah Gaara. Laki-laki itu terus saja berusaha menghubungi atau bahkan menemuinya membuat Sakura harus melakukan seribu satu cara untuk menghindarinya.
Beruntungnya yang menghubungi Sakura adalah Daddy-nya. Alhasil Sakura mengangkat panggilan telepon itu meskipun ia tahu itu bukanlah hal penting.
"Sweetie....!!!!" Sakura menjauhkan telinganya dari ponselnya usai mendengar teriakkan menjijikkan itu.
"Dad?! Berhentilah melakukan hal itu!!" protes Sakura berhasil membuat laki-laki diseberang sana tertawa puas.
"Maaf Sweetie, Daddy terlalu rindu padamu. Omong-omong Daddy harusnya marah padamu!!" Mendengar kalimat itu pun Sakura menghembuskan nafasnya kasar.
"Apalagi sekarang?" tanya Sakura.
"Kenapa kau pindah tanpa memberitahu Daddy. Apa-apaan itu Sisilia? Yang benar saja Sweetie. Jarak dari LA ke Jepang saja membuat Daddy hampir mati rasanya merindukanmu. Bagaimana dengan Sisilia? Oh astaga Sweetie, kau harus membatalkannya Sayang. Bagaimana kehidupanmu di sana nanti? Pergaulan Sisilia itu sangat berbahaya. Daddy dengar di sana adalah sarangnya para mafia. Bagaimana jika kau diculik mafia? Daddy tak bisa membayangkannya."
Omelan panjang Daddy-nya membuat Sakura merasa sakit kepala. "Dad, bisakah Daddy berhenti?"
"Sayangggg pada intinya I do not want you to go," ucap Daddy Sakura.
"Ayolah Dad, aku sudah dewasa. Daddy tidak perlu khawatir terlalu berlebihan," ucap Sakura jengah.
"Sweetie, di mata orang tua a child is still a child no matter how big they are now," jelas Daddy Sakura.
"Come on Daddy, I know bagaimana cara protect diriku sendiri," sanggah Sakura, tak ingin dianggap tak bisa menjaga dirinya sendiri.
"No Sweetie. Daddy akan minta Gaara untuk menemanimu," ucap Daddy Sakura.
Mendengar nama Gaara disebutkan oleh sang Daddy, buru-buru Sakura bersuara. "Daddy no?!!"
"Why sweetie?" tanya Daddy Sakura.
"Aku putus dengannya. Jadi jangan libatkan lagi ia dalam hidupku," jelas Sakura hingga dari seberang sana tak lagi terdengar suara.
"Dad? You hear me?" tanya Sakura usai sekian lama tak ada sahutan.
"Ya Sweetie. Daddy hanya memikirkan bagaimana cara memukulinya," ucap Daddy Sakura membuat Sakura yang mendengarnya merinding.
"Don't do that, Dad," ucap Sakura diakhiri sebuah tawa pelannya.
"You left because of that man?" tanya Daddy Sakura pelan. Mendengar kalimat itu Sakura tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn On: Just Want Her Body
Fiksi PenggemarSakura membuat kesalahan malam itu usai memergoki kekasihnya berselingkuh, ia malah mabuk dan tidur dengan laki-laki tak dikenal. Hal yang lebih gila lagi adalah saat ia dipindah tugaskan ke Sisilia, ia malah kembali dipertemukan dengan laki-laki it...