Tok tok tok. Suara ketukan pintu terdengar sementara Ino bersama kekasihnya yang bernama Sai tengah muntah di kamar mandi. Membuat Sakura yang menyaksikan keduanya memijat kepalanya sendiri. "Kalian sepertinya benar-benar berjodoh, bahkan urusan jet lag pun sama."
"Huekkk... ah cepatlah buka pintunya," perintah Ino membuat Sakura mendecih mendengarnya.
Sakura pun berjalan menyusuri rumah baru milik mereka yang akhirnya mereka temukan usai berkeliling Sisilia hampir dua jam lamanya.
Sakura berdiri di depan pintu lalu membukanya. Sakura lalu melihat seorang laki-laki berambut kuning yang asing baginya. "Ciao posso aiutarti?"
Sakura berbicara menggunakan bahasa Italia dengan kaku membuat laki-laki di hadapannya menahan tawanya. Laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto itu pun tersenyum. "Anda tidak perlu berbahasa Italia."
Sakura menutup mulutnya tak percaya menggunakan telapak tangannya usai mendengar kalimat itu.
"Tak perlu terlalu kaget, ada banyak orang Jepang di sini. Jadi Anda mungkin tak akan terlalu merasa kendala bahasa," jelas Naruto.
"Oh syukurlah, saya hampir gila belajar bahasa Italia dalam hitungan hari. Omong-omong Anda siapa?" ucap Sakura sekaligus bertanya.
"Ah ya benar. Perkenalkan nama saya Uzumaki Naruto, biasa dipanggil Naruto. Saya juga merupakan dokter di rumah sakit tempat dimana Anda akan bertugas selanjutnya errr Dokter Haruno Sakura?" ucap Naruto menjelaskan sambil melihat name tag pada jas dokter yang dikenakan Sakura.
"Ah ya salam kenal Dokter Naruto," ucap Sakura mengulurkan tangannya hingga ia dan Naruto berjabat tangan.
Sakura menarik tangannya bersamaan dengan Naruto. Naruto pun mengedarkan pandangannya lalu bertanya. "Maaf apakah Anda hanya sendiri? Saya dengar ada tiga orang di rumah ini?"
"Ah ya dua lainnya sedang err Anda tahu?" ucap Sakura menggerakkan tangganya seolah mempraktekkan gerakkan muntah. Melihatnya pun Naruto kembali tertawa, memperlihatkan kemanisan wajahnya saat tertawa.
"Ada apa ya?" tanya Sakura.
"Emmm... sejujurnya saya datang kemari untuk mengantarkan kalian ke rumah sakit. Beberapa tenaga medis lainnya juga sudah diantar rekan-rekan saya ke rumah sakit. Namun sepertinya ada baiknya kalian beristirahat," ucap Naruto membuat Sakura buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Tidak Dok, saya bisa ikut," ucap Sakura.
"Apa tidak apa yang dua lagi ditinggalkan?" tanya Naruto membuat Sakura menganggukkan kepalanya.
Keduanya pun pergi bersama, berjalan menyusuri jalanan Sisilia yang tak begitu ramai. Mereka pun melewati sebuah kebun anggur, melihat seorang laki-laki yang tak terlihat tua di sana.
"Oh Naruto?" Sapaan itu terdengar membuat mereka sama-sama menghentikan langkah kakinya.
Jantung Sakura rasanya berdebar-debar usai melihat wajah laki-laki itu. Wajah itu selintas mengingat Sakura pada laki-laki di malam itu namun tatapannya jauh lebih hangat.
"Astaga bukankah sudah kukatakan, berhentilah mencarikan jodoh yang tepat untukku," ucap laki-laki itu membuat Naruto tertawa pelan.
"Sulit dipercaya. Siapa juga yang mau mencarikanmu jodoh? Umurmu bahkan sudah 80 tahun Kakek." Sakura melotot mendengar ucapan Naruto yang mengatakan bahwa laki-laki di hadapannya itu berusia 80 tahun. Naruto pasti bercanda, jika laki-laki itu dikatakan berusia 40 mungkin Sakura masih bisa percaya.
"Tapi kalau yang cantik begini, baiklah jika kau memaksa," ucap laki-laki itu seolah mengabaikan ucapan Naruto sebelumnya.
"Astaga jikapun aku mencarikan seseorang jodoh, mungkin aku akan mencarikan untuk Sasuke. Eh tunggu dulu, astaga Kakek Madara!! Bukankah Sasuke sudah mengatakan agar tak datang lagi ke kebun anggur?!" ucap Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn On: Just Want Her Body
FanficSakura membuat kesalahan malam itu usai memergoki kekasihnya berselingkuh, ia malah mabuk dan tidur dengan laki-laki tak dikenal. Hal yang lebih gila lagi adalah saat ia dipindah tugaskan ke Sisilia, ia malah kembali dipertemukan dengan laki-laki it...