Assalamu'alaikum, selamat bertemu lagi. Semoga suka dan selamat membaca!
Irfan makin kesal melihat Rafa yang datang bareng Fara, sakit tak berdarah rasanya. Sekeras apapun usaha dan pengorbanan, selama 2,5 tahun ini tak ada yang membuahkan hasil. Apalagi tahun ini, ia sudah harus fokus pada ujian semester dan persiapan kkn, tentu tak bisa lagi menjalani jabatan sebagai guru Wushu. Mempercayakan semua pada Guntara, sama saja bunuh diri, karena sang sepupu juga memiliki rasa pada si gadis tomboy. Ririn dan beberapa anak eskul seni melukis melihat sosok guru beladiri itu celingak-celinguk, seperti mengintip sesuatu. Mereka pun menyangka, yang tidak-tidak lalu merekam kejadian itu untuk diviralkan di tiktok. Guntara memergoki para siswa yang tengah jahil pada Irfan, lalu menegur agar menghentikan perbuatannya.
"Rizhannari, kalian lagi apa disini? Itu tolong, rekamannya hapus sekarang juga," Guntara memnyuruh anak-anak itu berhenti.
"Aduh, Pak Gun. Saya enggak terlibat, nih. Mereka sendiri yang mau, padahal sudah dilarang juga," bela Ririn yang punya nama asli Rizhannari ini.
"Ah, kamu mah enggak asyik, Rin. Masa bela diri sendiri," kata Via tak terima.
"Iya, nih. Pak Gun, kita juga enggak bakal viralkan ke media sosial, kok," tambah Aal.
"Sudah-sudah, bapak maklumi kejadian hari ini. Ingat tapi, ya. Jangan diulangi!" titah Guntara.
"Oke, Pak. Kami permisi. Assalamu'alaikum," ucap Ririn sambil menarik kedua sahabatnya.
"Wa'alaikumussalam...ada-ada saja, dasar bocah," jawab Guntara.
Sementara itu di sekolah Mesti, Rifki mendatangi Syam yang sedang asyik baca buku di perpustakaan karena guru pada mata pelajaran pertama tak hadir. Semua teman sekelasnya, menghindar kala menyadari kehadiran pentolan pertama sekolah mereka. Mereka penasaran, apa yang akan terjadi diantara dua pria paling berpengaruh ini, karena interaksi mereka yang sangat jarang. Ditambah Syam tak pernah membuat sensasi, meski dia adalah kerabat kepala sekolah, malah Owi yang hanya anak artis ternama yang gemar membuat ulah selain Rifki. Melihat kedatangan Rifki dengan wajah penuh kekesalan, Syam tahu bila akan ada hal yang tak baik setelah ini. Berurusan dengan si Raja Sekolah, adalah kesialan tiada akhir, salah-salah bisa dikeluarkan.
Audya semangat dan sengaja mengabadikan semua, dengan ponsel anyarnya. Padahal Bulan, Gia dan Kana mati-matian mencegah si biang gossip. Jangan sampai ketahuan Icis, karena sang ketua sangat tak mendukung adanya gossip, skandal, rasis ataupun ujaran kebencian. Ketegasan wanita berhijab itu, bahkan mampu membuat Rihanna mati kutu. Pantas, bila seluruh anak SMKN Bintang Kejora lebih memilih dia, dibandingkan Rifki Ahmad. Icis memang bukanlah putri seorang konglomerat, atau kerabat pemilik donasi terbesar. Dia hanya seorang siswi, yang berhasil mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar, satu tahun lalu ke Turki. Dibandingkan Rifki yang sering banyak ulah, ada baiknya osis dipegang oleh seseorang yang kompeten, meski wanita.
Bugg!
Syam terkejut dan langsung jatuh ke bawah, kala bogem mentah milik Rifki mendarat di wajahnya. Seluruh siswa-siswi panik, bahkan mulai berteriak, menyebabkan suasana ricuh. Manohara yang kebetulan sekelas dengan Syam, sigap meraih ponsel dan mengirim pesan whatsapp pada Mesti. Rifki tampak tak puas, lalu meraih kerah baju Syam dan meninju lagi pipinya yang lain. Audya makin semangat merekam, tak tanggung-tanggung masuk ke perpustakaan, mendekati Rifki dan Syam. Gia gregetan, mau tak mau harus memanggil Icis atau Pak Daffa, guru BK untuk menghentikan kebrutalan Rifki.
"Sudah puas memukulnya? Ayo, lampiaskan biar lega hatimu," kata Syam seraya bangkit dari lantai, dibantu Manohara.
"Syam, maksudmu apa mengantarkan Mesti malam itu? Apa kamu merebut dia dariku? Atau kamu mau mengadu domba aku dan keluarganya?" tuduhan Rifki yang tak masuk akal itu, membuat orang-orang yang hadir di pesta kemarin malam merasa kesal. Sudah tahu salah, tapi masih sempat-sempatnya menyalahkan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Cinta Duo Jalu
Teen FictionKisah heroik dua pemuda pecinta dangdut, Arul dan Rafandra menuju puncak kesuksesan. Niatnya untuk masuk ke belantika musik indonesia cukup sulit, ketika Irfan Rajamandala bersama bandnya mengolok-ngolok jika dangdut itu norak plus kampungan. Kehadi...