05.

54 8 0
                                    

Sudah beberapa hari sejak kejadian di bukit itu, Taehyung pun seperti menjaga jarak kepada Yoongi.

Setiap kali Yoongi mencoba mendekatinya atau pun bertanya akan sesuatu ia selalu bersikap sibuk akan sesuatu hal.

Hal tersebut membuat dirinya sangat kesal sampai akhirnya hari ini dia menarik Taehyung dengan paksa untuk berbicara serius.

   “Hei, kenapa kamu bersikap seperti anak kecil? Asal kamu tahu yang seharusnya kesal atau seolah-olah tidak mau kenal lagi itu aku bukan kamu, memangnya disini yang berbuat salah itu aku? Kalau iya katakanlah bukannya menghindari seakan semuanya baik-baik saja,” ucap Yoongi sangat kesal.

Mendengar ucapan Yoongi, Taehyung pun sangat terkejut di dengarnya. Benar yang dikatakan oleh Yoongi bahwa dirinya telah bersikap seperti pengecut.

  “Kau benar, aku yang salah. Maafkan aku, seharusnya aku tak melakukan hal bodoh seperti itu,” ucap Taehyung sangat menyesal.

  “Sudahlah, aku sudah memaafkan mu, namun jika ada sesuatu yang terjadi aku mohon jangan menghindariku. Cobalah untuk kata saja, apa pun itu,” ucap Yoongi sambil menyentuh pundak milik Taehyung.

   “Yasudah yuk kita lanjutkan lagi pekerjaan yang tertunda tadi,” ajak Yoongi.

Mereka berdua pun kembali ke tempat awal mereka, namun di pertengahan jalan mereka melihat kerumunan orang dari kejauhan yang membuat mereka sedikit penasaran.

Dengan sedikit terburu-buru mereka pun menghampiri keramaian tersebut.

  “Bi, ada apa kok ramai sekali?” tanya Taehyung.

   “Oh Taehyung, apa kabar? Aku sangat rindu padamu,” ucap orang itu sambil memeluk tubuh Taehyung dengan mesra

Saat itu juga hati Yoongi seperti terhantam angin yang kencang, terasa sangat porak poranda dan merasa sangat dingin.

Jam istirahat pun tiba namun kali ini Taehyung tak tampak di antara pekerja yang lain. Dan Yoongi kini tengah menikmati jus jeruk dan beberapa kue keringnya di bawah pohon yang rindang dengan beberapa pekerjaan yang lain.

   “Aduh, tidak menyangka ya kalau Hana itu akan pulang secepat itu,” ucap salah satu pekerjaan.

  “Yang lebih mengejutkan lagi dia semakin cantik,”

   “Iya benar, rambutnya pun terlihat sangat berkilau,”

Mendengar obrolan tersebut Yoongi menjadi sedikit penasaran dengan sosok Hana, wanita yang telah memeluk Taehyung di depan matanya tersebut.

   “Bi, aku penasaran siapa Hana itu?” Tanya Yoongi penasaran.

   “Oh iya kamu kan belum kenal ya, jadi Hana itu anak kepala desa disini dan dia itu tunangannya Taehyung,”

Lagi perasaan sakit  di dadanya datang lagi, perasaan yang sangat menyenangkan ini tiba-tiba masuk kedalam tubuh Yoongi setelah mendengar penjelasan dari pekerja tersebut.

   “Tu–tunangan?”

   “Iya mereka itu di jodohkan, ya kau tahu kan kurasa Taehyung menyetujui karena kepala desa memberikan tawaran yang cukup baik untuk neneknya,”

   “Ahk iya, seandainya cucuku ada didesa aku pun sangat menyetujui hal tersebut,”

   “Taehyung itu benar-benar cucu yang sangat berbakti ya,”

Yoongi pun segera berdiri dari duduknya itu, entah kenapa hari ini ia merasa tidak ingin bekerja dahulu, maka ia memutuskan untuk pulang kerumah.

Sesampai dirumah ia disambut oleh pamannya yang sedang menyiapkan makan malam.

   “Loh Yoongi sudah pulang?” tanya pamannya tersebut.

   “Tidak enak badan,” jawab Yoongi singkat dan segera naik keatas kamar nya.

Sesampai di dalam kamar Yoongi segera merebahkan tubuhnya yang lelah tersebut ke atas kasur ranjangnya.

   “Tunangan...apa si yang tunangan, jelas-jelas dia melakukannya terpaksa,” monolog Yoongi sendiri, “lagi pula kenapa aku harus memikirkannya, bodoh .. bodoh..bodoh,” lanjut ucapnya sambil menendang-nendang kakinya ke udara .

Hari sudah malam, setelah makan malam yang tidak berselera tersebut Yoongi pun berniat segera menuju kamarnya.

    “Terimakasih atas makanannya paman,” ucap Yoongi.

   “Gi kamu sakit? Makanmu sangat sedikit,” tanya Seokjin.

   “Hanya sedikit pusing saja,” jawab Yoongi singkat

   “Baiklah tunggu ya,” Namjoon pun berjalan ke sebuah ruang kerja.

Lalu tak menunggu lama ia pun kembali sambil membawa beberapa obat di tangannya.

   “Minumlah ini sebelum tidur, semoga dapat membantumu cepat sembuh,” ucap Namjoon yang merupakan dokter.

   “Terimakasih paman, aku balik ke kamar ya,” ucap Yoongi

   “Oh iya tentu saja, tidur sana,”

Dikamar di luar dugaan setelah minum obat ia kira ia akan segera tidur namun salah, disaat bersamaan pintu kamarnya diketuk dari luar.

Tok...tok...tok…

   “Yoongi apa kamu sudah tidur, ada yang datang untuk menjengukmu,” teriak Seokjin di balik pintu kamar itu.

   “Siapa?”

   “Taehyung,”

   “Suruh dia pulang saja, aku tidak ingin berte—”

Belum selesai Yoongi berbicara tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan memperlihatkan sosok yang ingin ia hindari.

   “Kau sakit? Kenapa tak bilang padaku” ucap Taehyung yang mulai berjalan kearah Yoongi dan duduk di tepi ranjang itu.

   “Kalaupun aku bilang apa pedulimu?” Ucap Yoongi sambil memalingkan wajahnya tersebut..

Bukannya pergi Taehyung pun semakin mendekatkan dirinya ke arah Yoongi, “Uhm memang sedikit demam si?” secara tiba-tiba Taehyung menyentuh kening Yoongi dengan tangan.

Yoongi yang kaget tersebut pun menepis tangan Taehyung dari keningnya, “A–apa yang kau lakukan?” tanya Yoongi gugup

   “Memeriksa kondisimu,” Jawab Taehyung

   “Ti–tidak perlu,” jawab Yoongi terbata-bata

   “Lihat apa yang tidak perlu, wajah bahkan sampai telingamu saja sampai merah seperti itu,” Taehyung pun bangkit dari tempatnya yang berniat untuk mengambil kompres anti demam untuk Yoongi.

Namun secara tiba-tiba Yoongi menarik lengan Taehyung, “A–apa tunangan itu perlu? Apa kamu benar-benar menginginkan hal itu?” tanya Yoongi.

Taehyung yang sempat terkejut mendengar hal itu pun kembali ke tempat duduknya, “Ini semua demi nenek, dengan menikahi nenek akan mendapatkan perawatan yang baik di rumah sakit yang ada di kota,” ucap Taehyung dengan senyum kecutnya itu.

   “Kalau soal biaya, keluarga ku juga bisa bantu. Bahkan nenekmu bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik di ibu kota,”

Mendengar ucapan itu Taehyung pun hanya tersenyum, “Lalu apa kamu benar mencintainya? Jika tidak, kenapa kamu harus melakukan hal itu semua, itu tidaklah adil untukmu. Aku tahu kamu itu sangat ingin kekota untuk berkuliah atau pun bekerja disana, itu semua sangat terlihat jelas di matamu, Jika memang tidak ingin kamu punya hak untuk mengatakan tidak. Setidaknya sekali dalam umurmu katakan lah apa yang kamu inginkan,”

  “Gi…”

  “Keluarlah, aku tidak ingin melihat pengecut seperti mu,” perintah Yoongi.

  “Gi, aku.. Maaf,” Taehyung pun segera bangkit dan keluar di kamar itu.

Sementara Yoongi, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, “Bodoh… aku ini kenapa si, kenapa harus menangis,” ucap Yoongi yang mengutuk dirinya sendiri karena perasaannya yang menentu itu.






.

TBC.



.

sweet and sour. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang