Siang itu Yoongi tak datang bekerja ke ladang dan membuat Taehyung tak bisa bekerja dengan sangat benar.
“Tae… sayang .. Taehyung ..,” teriak wanita bernama Hana tersebut.
“Ahk iya, maaf aku tidak mendengarkanmu. Ada apa?” tanya Taehyung.
“Ma–malam ini kita jadi kan?” tanya Hana malu-malu.
Taehyung yang menyadari maksud arti ucapan tunangannya tersebut pun hal tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya.
Hana pun tersenyum melihatnya,” Aahk senangnya, berati sore ini kita jalan kesana ya,”
Sementara itu Yoongi yang berada dirumah hanya bertahan di kamarnya, “ Gi paman taruh ini ya di mejamu, nanti jika sudah enakan dimakan ya, cepat sembuh yah sayang, paman pergi kerja dulu,”
Setelah Seokjin pergi Yoongi pun bangun dari ranjangnya dan mendudukkan dirinya di tepi jendela kamarnya.
Ia melihat langit yang cerah itu dengan matanya yang seduh, “Rasanya ingin pulang,” ucap Yoongi lalu ia memejamkan matanya sambil menikmati angin yang masuk menerpa wajahnya.
“Wah lelah juga belanja untuk acara nanti,” ucap Hana yang sedang duduk di sebuah minimarket sambil menikmati minuman bersoda tersebut.
“Taehyung..”
“Iya ada apa Hana?”
“Aku.. aku merasa seperti orang yang beruntung, kamu tahu kenapa? Karena akhirnya aku akan bertunangan dengan pria yang menjadi cinta pertama ku,” ucap Hana yang kini kembali meneguk air minuman tersebut.
“Walaupun aku tahu kamu sebenarnya melakukan hal ini karena terpaksa namun aku merasa tetap beruntung, dan aku akan tetap berusaha untuk membuatmu mencintaiku seutuhnya,” ucap Hanya lagi sambil tersenyum ke arah Taehyung.
Ada rasa bersalah pada diri Taehyung karena ia melakukan hal itu berdasarkan rasa ingin membantu neneknya saja.
“Tidak Hana, aku.. aku sungguh mencintaimu” ucap Taehyung yang berpikir ia pun harus berusaha untuk membalas cinta yang diberi oleh Hana untuknya. Karena bagaimanapun juga karena keluarga Hana lah ia dapat membiayai perawatan neneknya.
Lalu dengan lembut Taehyung menyentuh pipi Hana dan menatap bola mata hitam itu seksama. Hana pun akhirnya memejamkan matanya tersebut dan dengan perlahan Taehyung mendekat dan mencium bibir lembut Hana.
Hana pun membalasnya sambil tersenyum bahagia.
“Baik paman terimakasih, akan aku sampaikan salam anda ke paman Namjoon," Ucap Yoongi yang keluar dari Toko yang berada di samping minimarket itu.
Dan secara tak sengaja matanya bertemu dengan mata Taehyung yang sedang berciuman dengan Hana.
Dengan secara refleks Taehyung melepaskan ciuman itu dan melihat Yoongi yang segera pergi berlari dari tempat itu.
“Gi, gimana sudah kamu ka..”
BRAKK…
Suara bantingan pintu itu cukup membuat Seokjin terkejut, ingin hati ia menghampiri keponakannya itu namun ia yakin Yoongi butuh waktu sendirian.
Malam harinya Yoongi bangun dari tidurnya yang sejak sore, ia tertidur karena lelah menangis yang ia pun tak tahu kenapa ia menangisi hal itu.
Seokjin yang sedang duduk bersama suaminya di ruang TV pun secara tak sengaja melihat Yoongi yang sedang menuruni tangga.
“Gi, kamu sudah baikkan?” tanya Seokjin sambil menghampiri keponakannya itu.
“Sudah lebih baik kok paman, hmm aku mau keluar sebentar ya,” ijin Yoongi.
“Oh iya silakan, jangan pulang terlalu larut ya,”
Terpaan angin yang dingin malam itu langsung mengenai wajah Yoongi yang masih terlihat sangat murung.
Langkah kakinya terus membawanya hingga ke atas bukit, tempat dimana ia dan Taehyung menikmati indahnya malam saat itu.
Malam itu langit terlihat sangat indah dengan bintang-bintang yang menghiasi hitamnya langit.
Di atas bukit itu Yoongi merebahkan dirinya di atas rerumputan sambil menikmati malam itu. Sambil melihat bintang-bintang kenangan nya bersama Taehyung kembali datang dan itu membuat air matanya kembali keluar.
“Sial, aku ini kenapa sih, kenapa harus menangisi pria bodoh itu. Ingat Yoongi dia itu sudah bertunangan,” ucap Yoongi.
“Namun, hati ini memang terasa sangat menyakitkan. Aku… aku rindu dengan senyumnya, bahkan sentuhannya itu… aku rindu, aku rindu akan semua yang ada di dirinya,” lanjut ucap Yoongi dalam tangisnya.
.
TBC
.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet and sour. ✅
FanfictionMin Yoongi pria manis berambut Pink itu harus menerima hukuman dari ayahnya karena sifatnya yang selalu membangkang, dan mau tidak mau harus tinggal bersama pamannya di sebuah desa menjalani tugasnya menjadi petani Strawberry bersama dengan Pria ber...