52. Mencari kebenaran

291 27 6
                                    

Seminggu yang lalu.

Kakak mandangin Zora, habis meriksa adiknya itu, Kakak nggak langsung simpulin kalo Zora sakit apa. Mungkin saat ini perkiraan sementara kalo Zora cuma masuk angin. Kakak juga tanya keluhan apa yang Zora alamin beberapa hari ini. Zora sebutin apa aja yang dia alamin, dan Kakak cuma ngangguk ngerti. Meskipun beberapa gejala yang Zora sebutin bikin dia bingung. Karna kalo di bilang masuk angin biasa, ini lebih ke...

Kakak mikir keras, trus natap Zora. "Menstruasinya lancar?" tanya Kakak.

Zora mikir, dia juga nggak terlalu mikirin soal menstruasi setiap bulannya. Tapi yang dia rasa, bulan kemarin kayak nggak menstruasi.

"Dua bulan kemarin nggak, sih." jawab Zora masih di muka yang lagi mikir. Dan dia juga kaget karna baru sadar kalo dia dua bulan terakhir nggak menstruasi.

"Biasanya lancar?"

"Lancar, kok. Biasanya, sih, di awal bulan." jawab Zora.

Kakak ngangguk, trus dia ngeliat hapenya buat tau hari ini tanggal berapa. "Ini udah mau akhir bulan," kata Kakak.

Zora melotot, yang artinya udah mau masukin tiga bulan dia nggak menstruasi. Dia takut, bukan takut apa. Tapi takut ada yang salah sama hormonnya.

"Masa?! Trus aku gimana?" tanya Zora panik.

"Gimana apanya?" Kakak balik nanya.

"Aku sakit apa ih! Aku ini nggak haid tiga bulan! Gimana, sih?!" sewot Zora. Kakaknya ini nggak ngerti perasaan takutnya dia kalo bakalan sakit parah.

"Kamu nggak mikirin yang lain?" tanya Kakak bingung karna dia kira Zora ngira hal yang sama kayak dia. Tapi taunya Zora ngira kalo dia sakit parah.

Zora diem, nggak jawab. Emang dia nggak mikir hal apa-apa selain kalo dia itu sakit.

"Ada kemungkinan isi—"

"Isi?"

"Iya, hamil."

Zora melotot nggak percaya, dia bengong denger Kakak ngomong kalo ada kemungkinan dia hamil. Zora nggak pernah mikir ke situ, gejala yang dia alamin selama ini dia kira cuma masuk angin biasa. Tapi ternyata yang setiap pagi dia rasain itu ada kemungkinan kalo itu morning sickness. Tapi sekali lagi ini cuma kemungkinan. Dia nggak mau bereaksi berlebihan takutnya ini cuma masalah hormon, lagi pula kata Kakak juga ini belum pasti karna belom dicek yang akurat.

Kakak juga nggak bisa simpulin langsung, karna dia juga nggak bawa alat banyak. Soalnya, kan, niat awal pengen meriksa Zora yang katanya masuk angin. Jadi nggak mikirin ke hal ini.

"Yang bener...?"

"Hmm, Kakak nggak bawa alat, jadi masih nggak tau. Nggak bisa simpulin langsung kalo cuma dari gejala itu." kata Kakak.

"Trus gimana?"

"Test pack. Walopun kadang test pack juga nggak akurat. Tapi apa pun hasilnya nanti, kasih tau Kakak."

Zora ngangguk, trus dia nyentuh perutnya. Walopun belom pasti, tapi rasanya udah seneng. Nggak tau kenapa dia jadi yakin sendiri kalo dia emang beneran hamil lagi. Tapi lagi-lagi dia nggak mau overpede, dia nggak mau kalo nanti hasilnya negatif, itu malah bikin kepercayaan dia hancur.

"Kak," panggil Zora natap kakaknya yang lagi gulung lengan kemeja biru mudanya.

"Hmm?"

"Jangan kasih tau Rei, ya?"

"Soal apa?"

"Soal ini. Walopun masih belom tau bener nggaknya, tapi jangan kasih tau dulu."

"Kenapa?"

[II] 𝐀𝐥𝐰𝐚𝐲𝐬 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang