ASMARA • 1

380 50 2
                                    

Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi seorang Gisselia Aulia wanita berumur 28th yang sibuk dengan dunianya sekarang menjadi seorang designer, but she doing anythings enjoy the moment.

"Mbak Gissel, nanti jam 11 ada janjian sama klien lagi loh mbak." ucap Hasya. Ia adalah asisten sekaligus sahabat yang bekerja dengan Gisselia. They really close each other, baik busuk nya satu sama lain udah pada tahu.

"Oke-oke aku siap-siap sekarang, oh ya Sya tolong kamu hubungi sama vendor yang akan bangun kantor kita ya nanti tanyakan kapan bisa ketemu untuk diskusi lebih lanjut." ucap Gisselia pada Hasya sambil ia mempersiap apa saja harus dibawa untuk bertemu dengan next kliennya.

Butik yang sudah dirintis ia sejak lulus sekolah fashion design 5 tahun yang lalu kini hasil karyanya bahkan sudah dikenal di seluruh dunia, ia juga mengikuti event-event ternama dunia.

Awal mula ia memilih menjadi designer bukanlah karena cita-citanya bisa dibilang she doesn't have a dream, ia benar-benar contoh orang yang let it flow, walaupun begitu tetapi ia tipe orang futuristic buktinya ia memikirkan usaha keluarganya bagaimana bisa dimanfaatkan agar tidak stuck sebagai pabrik kain dan batik, so she want to improve it dengan menjadi seorang designer.

°•°•°
Sudah menunjukan pukul 10.45, so Gisselia harus turun kebawah untuk menemui kliennya, selalu sebisa mungkin 15 menit sebelum waktu janji dengan klien ia harus sudah standby di ruangan yang ia khususkan untuk bertemu klien.

Suara ketokan pintu ruang kerja Gisselia~
"Mbak sudah 11.45 mbak Gissel mau turun sekarang atau nanti aku panggil aja waktu kliennya udah sampai?" ucap Hasya pada Gisselia setelah dipersilahkan masuk oleh Gisselia.

"Sekarang aja deh Sya, udah ditata semua kan tolong ini ya bawain buku kain aku ya, ini nama kliennya Afra ya?" ucap Gisselia sambil menyerahkan barang yang ia maksud kepada Hasya.

"Iya mbak, kemarin kan udah dateng kesini terus ini janjian lagi kan buat liat final design dari mbak, dilihat lagi mbak designnya ntar salah orang lagi." ucap Hasya sambil cengengesan, memang saking banyaknya klien yang Gisselia temui kadang ia sampai salah membawa design yang ingin ia tunjukan, mmm ini gak bermaksud sombong ya tapi Gisselia bersyukur dengan rezeki dari Tuhan.

"Iya iyaa kamu juga bantuin aku dong." ucap Gisselia mendengus kesal.

"Mbak ini mbak Afra sudah datang." ucap salah satu pegawai Gisselia.

"Pagi mbak Afra." ucap Gisselia sambil menjabat tangan Afra.

"Pagi mbak Gisselia, ini ibu saya mbak dan calon ibu mertua saya kebetulan hari ini free semua jadi sekalian aku ajak kesini." ucap Afra dan Gisselia langusung menyalami kedua wanita paruh baya tersebut.

"Mari silahkan~" ajak Hasya untuk ke ruangan yang dikhususkan untuk berdiskusi dengan klien mereka.

"Silahkan duduk mbak, bu." ajak Gisselia dengan senyum dan sopan. Dengan sigap pun Hasya serta karyawan lainnya memberikan service walau sekadar air minum, snack dan tamplate dari design Gisselia.

Disaat Gisselia tengah sibuk menyiapkan design yang akan ia tunjukan~

"Emm nak Gissel umur berapa kalau boleh ibu tau? Masih single?" cecar ibu kandung Afra.

"Ihh mama tuh jangan gitu ah ma, umur sama status tuh privacy tau ma, tuh mbak Gissel-nya langsung kaget gitu, maaf ya mbak Karin." ucap Afra dengan tak enak hati.

"Hahaha mama kamu kayaknya lagi mau cariin jodoh buat abang kamu Fra." celetuk ibu mertua Afra, yang semakin membuat Gisselia seperti 'aku dimana? aku siapa?' Gisselia hanya menanggapi dengan senyum kikkuk dan di sana ada Hasya dan beberapa pegawainya yang menahan tawa. Bagaimana mereka tidak tertawa pasalnya bos mereka ini memang awet jomblonya.

"Aduh aku beneran deh gak enak sama mbak Gissel, maaf ya mbak." ucap Afra yang semakin tidak enak.

"Iya mbak Afra gakpapa kok santai aja." ucap Gisselia dengan senyum sepetnya.

"Emm saya baru 28 tahun bu, dan~" ucap Gisselia yang terpotong karena langsung ditimpali oleh Hasya.

"Dan masih single bu bos saya ini." timpal Hasya dengan cekikikan, tentu saja Gisselia ingin mencubit mulut Hasya yang berkata sesuai fakta sih.

"Wahh iyaa to, besan pas banget tuh bang sabas jaraknya cuma 3 tahun kan." kompor dari ibu mertua Afra yang membuat ibu Afra langsung bebinar-binar.

"Nak Gisselia mau gak saya kenalin sama abangnya Afra?" tanya ibu Afra sambil memegang tangan Gisselia. Jujurly Gisselia shock 😦😧😳 dia beneran gak tau harus ottoke.

"Aduh udah deh mama mamaku sayang kasian mbak Gisselia, besok-besok lagi ikut aku kalau udah bener-bener final aja deh." ucap Afra sambil menarik tangan ibunya.

"Emm bu ini saya mulai untuk menunjukan designya ya, nanti bisa disampaikan saja ke saya bagian mana yang harus diganti atau ditambahkan, setelah itu nanti akan dibantu oleh pegawai saya untuk pengukuran ya bu, untuk mbak Afra nanti kami lakukan pengukuran ulang juga ya mbak." jelas Gisselia panjang kali lebar, dia act profesional walaupun masih shock. Ya mungkin this moment gak cuma 1 atau 2 kali, tapi entah kenapa kok yang kali ini rasanya aneh aja gitu.

°•°•°
"Saya terimakasih sekali loh mbak Afra, ibu karena sudah mempercayakan saya untuk membuat gaun serta kebayanya mbak Afra dan ibu." ucap Gisselia act like professional as a bussiness woman.

"Afra mbak yang terimakasih banget sama mbak Gissel, padahal yang antri banyak banget tapi mau menerima Afra loh jadi kliennya mbak."ucap Afra sambil mengelus bahu Gisselia. Afra merasa dekat sekali dengan Karina nyaman sekali seperti kakak perempuan impiannya.

"Nak Gissel~" panggil ibu kandung Afra.
"Iya ibu, gimana bu?" jawab Gisselia dengan senyum yang sangat manis. Disatu sisi Afra sudah degdeg-an dia fikir ibunya akan mengulangi hal yang sama lagi tadi.

"Panggil mama aja nak, emm nak Gissel suka masakan rumahan gak?"tanya ibu kandung Afra.

"Emmm~" sambil melirik ke arah Hasya "Suka bu~ eh ma-ma."jawab Gisselia yang tambah bingung 'ini dimana saya siapa'

"Nanti kalau mama masak banyak gitu nak Gissel mau mama kirimin makanan gak atau kita makan bareng gitu, mau kan nak? minta dan tanya ibu kandung Afra dengan puppy eyes-nya. Sedangkan ibu mertua Afra hanya menggelengkan kepala, saking tidak habis pikirnya dengan trick besannya ini.

"Emmm~" lagi-lagi Gisselia melirik ke arah Hasya, dan Hasya memberikan kode untuk mengiyakan saja "Iya bu-eh-ma boleh, terimakasih m-a saya jadi merepotkan."ungkap Gisselia dengan rasa tidak enaknya, walaupun sejujurnya iya dia merindukan masakan rumahan khas ibunya atau neneknya di Pekalongan sana.

"Yaudah mbak saya pulang dulu ya mbak makasih banyak loh mbak."langsung dengan cepat Afra mengajak kedua ibunya untuk segera pergi, kalau tidak bisa bisa Gisselia tiba-tiba membatalkan semua designnya untuk Afra.

♡♡♡♡

Haloo, this is my first story on my acc, i hope kalian suka ya dan terimakasih sudah membaca 📚💝

Have a nice day every one 🏜

🌻 don't forget to vote and comment our sweet reader's, thankiess 😆

⚠️ Saya baru mencoba untuk menulis dan suka typo, jadi i feel free kalau ada yang saran ya~ and i try to update tapi kalau misal telat maaf banget karena real life juga hectic 😊🙏

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang