3(B)

728 145 6
                                    

Mari sama-sama saling menghargai dengan meninggalkan jejak dan berkomentar yang baik. Oke
Thanks

====



"Itu di sebut ciuman Adriana," bisik Leo, "Aku ingin kau selalu mengingatnya. Hanya aku yang boleh menciummu seperti itu, kau mengerti."

"Kenapa?" mata hijau Adriana menatap Leo penuh perhatian.

"Karena kau adalah milikku. Hanya milikku dan tidak ada pria mana pun yang berhak memilikimu selain aku."

Adriana tersentak. Kedua matanya terbuka. Napasnya memburu.

Sudah sangat lama ia tidak pernah memimpikan kejadian di masa lalunya, tapi kini kejadian itu kembali datang dan terbayang dengan jelas seolah-olah kejadian itu baru saja terjadi kemarin.

Tangan Adriana bergetar. Ia segera mengambil air di meja yang terletak di samping tempat tidurnya. Meminumnya dengan segera untuk menghilangkan kegugupan yang kini di rasakannya.

Ingatan itu masih saja menganggunya. Kejadian ketika ia baru saja berusia sepuluh tahun. Ketika dirinya bahkan tidak mengerti dengan jelas apa yang dilakukan Leo padanya.

Seharusnya tidak seperti ini. Tapi tindakan Leo jelas mempengaruhinya. Bagaimana pun juga itu adalah ciuman pertamanya dan si brengsek dengan kepercayaan diri setinggi gunung itu sudah mengambilnya begitu saja.

Adriana menghela napas beberapa kali. Matahari sudah akan keluar. Adriana memutuskan untuk bangun dan ke kamar mandi. Ia akan berkuda seperti biasanya dan melihat matahari terbit di padang rumput dan bertemu dengan Randall yang pasti juga akan ada di sana. Kegiatan rutin yang dilakukannya setelah Adriana memutuskan untuk tidak lagi ke London dan berburu suami seperti wanita lainnya.

Adriana sudah kehilangan minatnya akan suami dan pernikahan ketika melihat Leo di pesta dansa setahun yang lalu. Melihat pria brengsek itu di kelilingi wanita-wanita cantik.

Adriana menggeleng. Lagi-lagi ia teringat akan Leo. Seharusnya pria itu tidak pernah muncul lagi di hadapannya agar ia bisa menjalani hidupnya dengan tenang seperti yang dilakukannya selama ini. Tapi kehadiran Leo justru menghancurkan benteng pertahanan yang selama ini Adriana pikir sudah sangat kokoh.

Hanya dengan sedikit sentuhan, Leo berhasil mengacaukannya, memporak-porandakan benteng pertahanannya hingga hampir roboh tak berbentuk.

====

Ketika fajar tiba, Leo terbangun dan berjalan ke jendela kamarnya. Sejak semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya terus berkelana menuju Adriana dan penolakan yang diberikan wanita itu. Adriana terlihat begitu membencinya. Dan itu mengganggu Leo.

Ini memang bukan pertama kali Adriana tidak menyukai kedekatan mereka, tapi ini untuk pertama kalinya ia melihat wanita itu memandangnya dengan tatapan penuh kebencian dan sialnya Leo tidak tahu apa penyebab hal itu terjadi.

Adriana dan sikap keras kepalanya memang selalu berhasil menyita pikirannya.

Leo sudah akan berbalik dari jendela ketika samar-samar ia melihat sesosok wanita yang sudah mengganggu ketenangan tidurnya tengah berjalan ke arah istal rumahnya yang memang bisa dilihat Leo karena jendela kamarnya yang menghadap halaman belakang.

"Mau kemana wanita itu pergi pagi-pagi seperti ini?"

Leo menggeram melihat Adriana berjalan sendirian. Ia bergegas keluar kamar, menuruni tangga dengan cepat dan berlari ke halaman belakang. Matanya menatap sekeliling hanya untuk mencari keberadaan Adriana, dan umpatan keluar dari mulutnya ketika di kejauhan ia melihat Adriana yang tengah memacu kudanya.

Tanpa pikir panjang Leo bergegas ke istal mengambil kudanya tanpa memasang pelana di atasnya. Kekhawatiran telah menguasai Leo hingga melupakan semuanya. Leo memacu kudanya dengan kencang, berusaha menyusul Adriana. Ketika sudah menemukan wanita itu, Leo mulai memelankan laju kudanya, tetap menjaga jarak aman untuk melihat kemana wanita itu pergi.

Kuda Adriana berjalan dengan perlahan ketika mendekati bukit yang tidak terlalu tinggi. Leo tidak mengerti kemana wanita itu akan pergi. Tapi ketika wanita itu menaikinya, Leo tetap mengikuti.

Leo tidak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat hamparan padang rumput luas yang terbentak di hadapannya. Ia menepikan kudanya, memilih menyembunyikannya di balik pepohonan yang tetap memungkinkannya untuk melihat Adriana.

Adriana turun dari kudanya, membiarkan kuda betina itu meruput dengan bebas sementara dirinya melangkah ke ujung bukit untuk melihat matahari terbit melalui ketinggian.

Cukup lama Leo mengamati Adriana yang berdiri sendirian dan berniat menghampiri wanita itu. Tapi gerakan Leo yang hendak berjalan ke arah Adriana terhenti ketika Leo mendengar derap kaki kuda di kejauhan. Leo menyipitkan matanya ke arah jalan utama. Mengamati sosok pendatang dengan kuda hitamnya. Sosok itu menghampiri Adriana, bertegur sapa dan berdiri di samping Adriana.

Dalam hati Leo mempertanyakan siapakah pria yang kini tengah berdiri bersama Adriana. Kekasih Adriana kah? Jika memang benar pria itu adalah kekasih Adriana, maka ia tidak akan membiarkannya begitu saja. Adriana harus menjadi miliknya.

Kontak fisik mereka semalam cukup untuk menyakinkan Leo bahwa Adriana adalah kandidat yang tepat untuk menjadi istrinya.



====10022022====

(Repost) Drunk on Love (Sequel Second Chance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang