Bab Sembilan Belas

220 36 30
                                    

Seneng banget kalau pada komentar, yuk ramein lagi🥺❤️

Dan ayo kita lihat apakah Lankar berhasil nemuin Epic Gum atau malah malu-maluin🤣

Happy reading❤️

Alankar sungguh kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alankar sungguh kebingungan. Dia sudah menghirup ketujuh botol parfum tersebut, tapi dia masih tidak bisa memutuskan botol mana yang dinamakan Epic Gum. Sadar waktunya mulai menipis serta para juri yang meragukan kemampuannya, Alankar terpaksa mengambil asal salah satu botol itu.

Dilbar menaikkan sebelah alis. "Kamu yakin seratus persen botol yang kamu ambil adalah Epic Gum?"

Alankar sontak mengumpat dalam hati. Dia tidak sebodoh itu hingga tidak sadar bahwa juri tersebut memberinya kode jika dia mengambil botol yang salah. Dia bersumpah akan membuat perhitungan dengan Galiena setelah ini. Bagaimana bisa seorang pemimpin perusahaan besar memiliki sifat yang pendendam?

Keempat juri yang semula yakin tentang Alankar, kini berbalik meragukan kemampuan sang influencer. Di benak mereka, rupanya Alankar hanya sosok yang pintar berbicara.

Dilbar mengetuk pulpennya ke meja mengisyaratkan waktu Alankar tidak banyak. Alankar semakin gelisah. Dia tidak bisa gugur begitu saja. Dia harus membayar utang mini cooper serta membuktikan pada Nylah, menjadi seorang influencer adalah suatu hal yang hebat.

Alankar memejamkan mata sejenak. Tuhan, tolong bantu anakmu yang tampan ini.

Alankar memandangi keenam botol parfum yang tersisa. Dia menghela napas sebelum membuat keputusan. Dia percaya Tuhan pasti membantunya.

"Jadi yang mana? Pilihan pertama atau kedua?" timpal Fay. Fay cukup kecewa karena ternyata Alankar tidak mengenal baik produk mereka, tetapi dia berani mencalonkan diri sebagai brand ambassador NALA.

Seraya tersenyum tidak enak, Alankar berucap, "Yang kedua."

"Oke, waktu dua menit dari sekarang."

Alankar lantas bersorak pelan. Tuhan sungguh membantunya. Kini, dia cukup fokus pada konten promosinya. Mendekati detik akhir menuju dua menit, pantunnya pun selesai dirangkai.

"Jalan-jalan ke Epicentrum
Tidak lupa membeli dimsum
Yuk beli parfum Epic Gum.
Dijamin wanginya bikin kesemsem."

"Kayaknya kamu itu tipekal orang yang promosinya pakai pantun, ya?" tanya Hela.

"Kemarin video yang dipost di Instagram juga pantun, bukan? Yang sampai banjir komentar gara-gara kamu nyebut 'Hei, manis!'," tambah Fay.

Alankar mengangguk. Tanpa ada alasan khusus, dia memang gemar membuat konten dengan pantun. Rasanya menyenangkan.

Dilbar yang masih kurang puas karena Alankar tak menyebutkan aroma Epic Gum pun bertanya, "Menurut kamu pribadi, Epic Gum itu gimana? Enak apa enggak? Pendapat yang jujur, ya."

Scent of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang