Bab Dua Puluh Lima

221 35 14
                                    

Di part ini akan menjawab kira-kira Lankar kecyduk atau enggak🤭
Happy reading❤️

Di part ini akan menjawab kira-kira Lankar kecyduk atau enggak🤭Happy reading❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya, yang kita tunggu dari tadi datang juga."

Galiena lantas mundur beberapa langkah saat mendengarnya. Tangannya mulai bergetar ketakutan. Sembari menundukkan kepala, dia berucap lirih, "Ak-aku lagi sa-sakit."

"Ah, masa?" ledek Mila.

Laysa menatap Galiena penuh iba. "Gimana, nih, Bray? Kayaknya dia beneran sakit. Hari ini mau libur dulu?"

"Enak aja libur-libur. Lo lupa kita udah siapin alat baru?"

Laysa menepuk kening seolah-olah dia melupakan hal itu. "Oh iya, gue lupa. Sorry banget, Gal. Sekalipun lo sakit, lo tetap harus hibur kita."

Galiena menggeleng. Walau tidak tahu alat apa yang sedang dibicarakan mereka, Galiena tahu ia akan dipermalukan. Maka dari itu, Galiena bersiap melarikan diri. Namun nahasnya, pergerakannya berhasil dibaca oleh Rose. Rose dengan cekatan menahannya.

"Eits, monyet cantik sekolah kita mau kabur ke mana? Kita belum main, Sayang."

"A-aku enggak ... mau main."

Braylon mengambil hasil kerajinan milik Rose. Untuk penilaian semester akhir, mereka diberikan tugas membuat sebuah kerajinan yang berbahan dasar flanel. Saat mencari ide, Rose teringat dengan Galiena sehingga dengan isengnya dia mencoba menyulap flanel tersebut menjadi ekor monyet.

Dan ternyata percobaannya sukses. Dia pun memamerkan kerajinan tersebut kepada teman-temannya.

Merasa Galiena akan semakin terlihat konyol menggunakan ekor monyet tersebut, Rose juga menyarankan untuk terlebih dahulu diuji coba pada Galiena sebelum dikumpul.

"Ekornya cantik, ya? Tapi bakalan lebih cantik kalau dipakai sama lo." Braylon berujar seraya tersenyum setan. Dia kian mempertipis jaraknya dengan Galiena.

Galiena benar-benar ingin kabur. Ia sudah lelah menjadi mainan mereka selama berbulan-bulan. Akan tetapi, cekalan Rose sangat kuat.

"Boleh gue yang pasangin, enggak?" tanya Mila.

Mengalah, Braylon menyerahkan ekor monyet tersebut ke Mila, membiarkan gadis itu yang memasangkannya di tubuh Galiena. Malah dia lebih santai, dia cukup menonton.

"Kamera udah siap?"

Laysa yang selalu kebagian tugas merekam mengangguk.

"Mil, to-tolong. Berhenti."

"Lo siapa berani nyuruh gue berhenti?"

Galiena tidak hanya diam. Meski dicekal kuat, ia berusaha menggoyangkan badannya agar Mila gagal memasangkan benda terkutuk itu di tubuhnya. Ia bukan monyet. Ia sama seperti mereka, manusia. Lantas mengapa harus ia yang menggunakan ekor monyet tersebut?

Scent of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang