4 - Drop Of Sand In The Dessert

2 0 0
                                    

Rezeki yang bukan rezeki

Setelah kerja magang yang gila itu, gua dapat kerja kontrak 2 bulan untuk event Ramadan di salah satu brand skincare dan bodycare terkenal di Indonesia dan di luar negeri. Lebih bersemangat pastinya dan lebih antusias walau cuma dua bulan aja karena tentunya kerjaan ini lebih baik. Ya walaupun shifting, dan kerjaannya belum "panjang", jalanin dulu aja lah ya. Mencoba akrab dengan temen-temen satu store, dengan store manager juga tentunya, dan temen-temen lain dari store lain, ngerjain ini itu dan mencoba untuk jadi rajin, rapih dan disiplin. Dan yang paling menantang adalah: gua harus aktif. Oke, gua bukan orang yang gampang untuk ngobrol sama orang-orang, tapi, masa gua mau gitu terus ? Dari situ gua belajar gimana caranya berinteraksi dengan customer, denger curhatan mereka tentang kulit mereka yang gampang jerawatan atau menjawab satu-persatu pertanyaan mereka tentang perawatan kulit dari ujung kepala sampe kaki. Lucu juga ya. Dan asik. Saking asiknya customer cerita-cerita, kita udah anggep dia kaya temen aja gitu.

Ketika toko rame, ga ada waktu untuk minum. Untuk ngambil napas pun ga bisa. Ngejelasin produk dengan mulut berbusa sambil mantau takut-takut ada yang maling bikin pusing juga ya ternyata. Ketika toko sepi, biasanya gua rapihin gudang, listing produk apa aja yang abis. Kadang-kadang ketika ada produk baru atau event sale atau khusus kaya Ramadan, gua bantu manager gua ngatur display toko termasuk masang-masang stiker. Sebenernya, dan sejujurnya, gua ga berharap banyak sama kerjaan ini. Toh kontrak cuma 2 bulan aja kok. Tapi store manager gua berbicara lain,

"Di, gua ngomong sama atasan gua dan gua ajuin lu sebagai store assistant gua"

"Seriusan bang ?" kata gua, ga percaya. Iyalah ga percaya, orang gua anak bawang disini. Udah diajuin untuk lompat sejauh itu ngelangkahin orang-orang yang lebih berpengalaman dan lebih berpotensi kan pastinya ada rasa ga enak juga, maklum, orang baru kerja. Ga tau gimana caranya jadi penjilat.

"Iya seriusan. Gua liat lu kerjanya bagus, lu bisa akrab sama anak-anak, bisa ga kebawa dan bisa ngatur mereka. Dan menurut gua lu cocok" kata manager gua

Well shit.

At that time, I feel my life will more better and I can feel how to be in the top position. Udah ngebayangin enaknya jadi Ast.Store Manager yang merupakan tingkatan kedua paling tinggi di store, enaknya gajian yang cukup besar jumlahnya, ngebayangin bahagianya orang tua gua ketika gua kabarin itu. . .

But, again, because this is a real life. Life give me a shit again.

Ga bisa "semudah" itu ternyata, Area Manager gua juga udah usahain untuk ngomong dengan HR dan ternyata ga bisa. Gua harus jadi pegawai tetap dulu disitu sampai waktu tertentu (sekitar 1-2 tahun) baru bisa diangkat untuk jadi Ast.Store Manager. Yah, bukan rezeki gua. Nyoba ikhlas tapi susah, nyoba untuk biasa aja tapi ga bisa. Kecewa lagi dan lagi.

Susah ternyata ya idup itu. Berjuang sendiri demi idup sendiri, demi bisa mewujudkan satu-satu keinginan dan mimpi serta cita-cita. 2 bulan itu berlalu kerasa lama banget, pola tidur berubah, pola makan berubah, pola ketemu dengan pacar pun berubah. Sempet dikasih harapan dan ternyata dibanting ke bawah dengan cepat, oh I really hate my life.

Sampai di hari terakhir, mulai banyak kecemasan yang gua rasain. Bakal kemana gua kerja, kerjanya apa, apakah di-PHP-in lagi, atau nganggur sampe bertahun-tahun. Kembali berkutat dengan CV dan surat lamaran, serta test dan interview yang ga ada kabar, belum lagi lihat postingan temen-temen lagi sibuk kerja di kantor yang bonafit dengan pemandangan lantai atas di daerah elit Jakarta, bikin gua tertekan.

"Yaudah kalau gitu lu gausa buka sosmed"

Gimana ya, kadang, idup itu harus liat ke atas untuk membuat kita maju. Temen-temen kita udah dapet hidup "enak" dengan karir yang pasti, beberapa udah punya aset besar dari jualan online, sedangkan kita disini-sini aja dengan hal yang sama: masih cari kerja. That is really hurt. Melihat kenyataan kalau kita ga seberuntung mereka, ga sesukses mereka, ga setajir mereka, kadang ngebuat kita semakin bertanya:

Apa sih makna dan tujuan hidup ?

Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, berusaha keras, "ngemis" pekerjaan disana sini, bantu orang, mencoba jadi pribadi yang lebih baik tetapi hasilnya ga kita dapat. Atau lebih tepatnya belum dapat. Sampai kapan kita harus nunggu ? Sedangkan waktu kita semakin mepet...

In a Box of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang