2. Satu kelas

24 1 0
                                    

2. Satu kelas

Mading

XII IPA 3

Ara Puspa
Asfiqilla
...
...
...
Bellanca Zefanya
...
...
...
Cintami Agnella Claudine
Danantra Arfathan
Davioneli
...
...
Ezran Mubarak
...
...
Kendra
...
...
...
...
Nayara Helcy
...
...
...
Rafael Adinata Alzam
...
...
Zanna Halinka
Dll

“YEAH!!” Perempuan berbando kuning memekik senang ketika melihat pengumuman di papan Mading ada namanya dan juga para sahabatnya di kelas yang sama. Perempuan itu pun keluar dari kerumunan yang memenuhi area Mading.

libur sekolah telah usai. para siswa-siswi akan kembali berkutik dengan tugas sekolah.

Tidak terasa, kurang lebih dua minggu telah berlalu. Dan semester ini, mereka sudah menginjakkan kaki di kelas dua belas. Waktu seperti begitu cepat berputar.

“Gimana-gimana?” Tanya temannya—Cintami Agnella Claudine—saat perempuan berbando kuning itu menghampirinya.

“Kita sekelas lagi,” ucapnya penuh semangat sambil mengguncang lengan Cintami.

“Dan lo tahu apa yang buat gue seneng lagi?” Tanyanya membuat Cintami memutar bola mata, ia sudah bisa menebaknya.

“Pasti Kendra,” balas Cintami, malas.

“Huaa... Gue seneng banget bisa satu kelas lagi sama my bubu Kendra.” Cewek berbando kuning itu menangkup pipinya sendiri sambil tersenyum.

“Kendra mana ya?” Matanya yang sipit itu menyapu seluruh area sekitar namun tidak menemukan keberadaan orang yang dicarinya.

“Udah ayok!” Cintami menarik tangan temannya—Zanna Halinka—untuk pergi mencari kedua temannya yang lain.

Cintami merasa bosan melihat Zanna yang tiada henti mengidolakan sosok seorang Kendra yang super jutek itu. Namun bukan Zanna namanya jika berhenti mengagumi, walaupun begitu Zanna tetap menutup rapat rasa yang membuncah itu tanpa seorangpun yang tahu kecuali para sahabatnya. Menurut Zanna, Kendra memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya jatuh cinta.

“Ungkapin dong, bukan malah diem ntar keduluan yang lain.” Cintami berucap pelan.

“Eh! Ya jangan dong aaaa Kendra punya gue!”

“Gimana bisa punya lo. Lo nya aja nggak pernah tuh gue lihat ngobrol berdua sama dia.”

“Ah lo bukan nya dukung gue kek, malah gituin gue.”

“Ya lagian lo nya diem aja. Maju dong! kasih kode atau apa gitu biar dia juga tau sama perasaan lo. Siapa tahu dia juga suka sama lo. kan kan?” celetuk Cintami.

“Jangan buat gue tambah berharap dong. Terbang nih gue kalo dia beneran juga suka sama gue.”

“Salah mulu. Apa sih yang buat lo suka sama dia Zan? Gue bingung sama lo. Padahal banyak cowok di sekolah ini. ahhh gue tahu nih, ini pasti gara-gara mata lo nih, penglihatan lo tipis banget. Operasi mata sana biar bisa melek. Sukanya kok sama cowok jutek kayak gtu.”

Zanna berkacak pinggang. Enak saja Cintami mengatainya seperti itu. Lagian bukan masalah matanya yang sipit. Ya memang hatinya Zanna ingin berlabuh kepada Kendra orang-orang bisa apa? Ini masalah hati bok hati! Zanna sepertinya sudah cinta mati kepada Kendra tapi ia tidak berani mengungkapkannya. Zanna hanya takut mendengar kata penolakan yang akan membuatnya sakit hati.

Only you [On Going]Where stories live. Discover now