3. Beradu pandang + visual

52 1 0
                                    

3. Beradu pandang

“BERITA HOT BERITA HOT ADA BERITA HOT!” Cowok dengan postur badan yang sedikit lebih pendek dari temannya yang lain, dengan baju yang berantakan serta rambut yang selalu ia ikat itu sedang berlari terbirit-birit menghampiri teman-temannya.

Davioneli. Paling rusuh, paling berisik diantara teman-temannya yang lain. Pembuat onar di kelas. Tidak ada yang tidak mengenal Davi. Semua guru mengenalinya sebagai seorang murid yang tidak bisa di ajak bicara serius. Guru sedang memberikan wejangan selalu ada saja omongan yang di sela. Ini anak langganan masuk ruangan Bimbingan Konseling. Davi kalau sudah berada di depan meja Bu Cia—Guru BK SMA Magnus—cowok itu betah sekali dan enggan untuk pergi. Pasalnya, Bu Cia termasuk guru termuda di SMA Magnus. Juga setiap gombalan yang di lontarkan Davi tidak pernah di ambil hati olehnya. Selain itu, Bu Cia cukup terhibur dan tidak mempermasalahkannya asal tidak melampaui batas saja. Bercanda sewajarnya saja. Sudah cantik modis lagi. Seorang Davi yang matanya jelalatan terus-menerus menggoda Ibu guru cantik itu. Kalau kata Davi sih 'Bu Cia bening banget jadi betah sekolah disini' Davi nih tipikal anak yang super aktif. Tapi ia tidak mau ikut organisasi. Katanya ikut organisasi sekolah tuh capek. Selain menguras tenaga juga menguras pikiran.

“Woi ade apean nwih. Suarwa lo kayak geledwek tahu nggak,” kata seorang cowok yang sedang makan nasi goreng yang ia bawa dari rumah.

Danantra Arfathan. Danantra adalah raja nya gombal. Mungkin semua cewek-cewek SMA Magnus sering kali ke makan omongan buaya nya Danantra. Meskipun begitu, Danantra tidak memiliki tambatan hati. Itu semua hanya semata-mata sebagai kesenangan untuk dirinya sendiri. Sebelas dua belas lah sama Davi. Beda nya Davi hanya lebih senang menggoda Bu Cia daripada para siswi. Danantra ini sahabat kecilnya Nata. Mereka juga bertetangga. Jarak rumah Nata dan Danantra hanya berbeda dua rumah saja.

“Anjir. Muncrat goblok! Mati lo abis ini.” Cowok dengan dasi yang terikat di kening itu langsung mengibaskan bajunya akibat semburan nasi goreng dari mulut Danantra.

Kendra. Kendra si mulut pedas tapi berwajah baby face. Yah, Kendra memang lebih muda di antara yang lain. Davi juga menyebutnya sebagai 'anak bayi' di tambah lagi wajahnya yang mendukung. Kendra cukup keras orangnya, juga galak tapi aslinya dia baik. Dia bersikap seperti itu sebagai tameng untuk melindungi dirinya sendiri. Dan jika ditanya orang yang paling ia tidak suka di sekolah ini dengan lantang Kendra menyebutkan nama Davioneli, sebab Davi terus saja memanggilnya dengan sebutan 'anak bayi'. Kendra kesal sekali mendengarnya.

Temannya yang lain menepuk cukup kuat pundak Danantra. “Mampus lo. Nasi lo muncrat kena Kendra. haha.”

Ezran Mubarak. Ezran anaknya nggak banyak tingkah. Ia bisa menempatkan posisi dirinya dalam situasi apapun juga gampang berbaur. Pembawaannya selalu tenang. Namun, Ezran terkadang bisa sangat menyebalkan, terkadang humoris, kadang juga bisa menjadi sih yang paling pendiam. Sifat Ezran seperti bunglon saja. Sering kali berubah-ubah.

“Buset Ken nyeri lengan aing. Danantra mengusap lengan kanannya akibat serangan dadakan oleh Kendra menggunakan dasi cowok itu.

Sekarang mereka ber-empat sedang mejeng di tangga yang menuju langsung kelas mereka. Danantra duduk di anak tangga barisan ke empat lalu disampingnya ada Davi yang sedang mengatur nafas akibat berlari tadi. Ezran duduk di tangga barisan nomor tiga tepat di bawah Danantra, sedangkan Kendra, cowok itu berdiri sembari bersandar.

“Hayo loh anak bayi marah,” kata Davi pada Danantra.

“Ihh serem,” lanjutnya bergidik ngeri saat melihat ekspresi Kendra yang memandanginya dengan sorot mata tajam. Di dalam mata Kendra seperti ada pisau yang ujungnya siap menghujani dirinya.

Only you [On Going]Where stories live. Discover now