•32• Uranium

216 29 2
                                    

Sejatinya, kesedihan adalah sebuah pengalaman yang mengajarkan untuk menjadi kuat.

👑

Uranium adalah unsur dengan nomor atom 92 pada tabel periodik. Setiap molekul memiliki 92 proton pada intinya. Jumlah neutron dapat bervariasi dan itu perbedaan antara tiga isotop uranium yang ditemukan di Bumi.

Uranium-238 (92 proton ditambah 146 neutron) adalah bentuk yang paling melimpah dan sekitar 99,3 persen dari semua uranium adalah U-238. Sisanya adalah U-235 (0,7 persen), dan U-234.

👑

Aira duduk berselonjor di lantai rooftop gedung hotel tempatnya menginap. Bayang-bayang saat Aina dibangga-banggakan oleh kedua orang tuanya masih terputar jelas.

Bagaikan kaset rusak, yang teringat hanya bagian yang paling menyakitkannya saja. Bagian yang paling membahagiakan saat seperti hari kemarin seperti sudah hilang tertimbun oleh kejadian-kejadian terbaru.

Mengingat beberapa tahun ke belakang, saat Aira benar-benar merasa dicintai, itu sedikit membuat pikirannya teralihkan.

Saat Angkasa masih ada di dunia, hanya dialah satu-satunya manusia yang selalu ada untuknya. Mau membelanya ketika dia disalahkan oleh orang tua.

Apa yang dirasakannya sekarang memang sudah biasa terjadi, tapi kenapa masih terasa sakit? Kenapa Aira belum terbiasa dengan rasa sakit ini?

"Ra."

Aira tak membalas dan tidak mendongakkan kepalanya sama sekali. Dia tetap menundukkan kepalanya menatap lantai rooftop yang sedikit kotor ini.

"I'm sorry I couldn't defend you earlier. Gue sama sekali gak berniat buat ngejatuhin lo pas perebutan poin. Jujur gue pengin banget ngalah buat lo tadi. Tapi susah. Di kursi penonton ada Vincent yang merhatiin gue sambil ngeremehin gue. Gue cuma mau buktiin ke dia kalau gue bisa, gue  dapetin peringkat kemarin emang karena hasil usaha gue. Bukan curang kayak yang dilakuin si Vincent itu," jelas Aina. Dia berharap Aira mau memaafkannya.

Aira diam saja tanpa ingin menanggapi apa yang Aina katakan. Dia sedikit penasaran dengan Vincent yang berbuat curang, tapi dia juga masih marah kepada kakaknya itu.

"Ra, please forgive me," mohon Aina.

"Ai, gue gak mau lo ngalah demi gue! Gue mau menang karena usaha gue sendiri. Lo gak mikir apa yang bakal dilakuin Mama sama Papa kalau tau lo ngalah demi gue? Gue yang bakal kena, Aina! Gue yang mereka marahin, bukan lo!" teriak Aira.

Sekalinya membuka suara, Aira langsung berteriak untuk meluapkan kemarahannya.

"Tapi, gue ngalah biar lo bisa menang, biar lo ada di atas gue. Gue gak mau lo dimarahin Mama terus menerus. Biar gue aja yang dimarahin Mama karena peringkat gue yang turun. Lo udah terlalu sering, Ra," balas Aina memelankan suaranya.

"Terlalu sering peringkat gue turun? Terlalu sering gue ngecewain Mama sama Papa? Terlalu sering bikin lo bahagia? Yes, that's correct. Lo selalu menang dari gue, Ai," kekeh Aira. Ia terkekeh kecil, meratapi takdirnya yang terlalu kejam jika dibandingkan dengan takdir sang kembaran.

"Bukan itu maksud gue, Ra!" bantah Aina berteriak.

Aira berdiri. Menyejajarkan wajahnya dengan wajah sang kakak. Dia lebih tinggi delapan sentimeter dari Aina, jadi dia sedikit merundukkan tubuhnya.

Aira mengangkat dagu Aina menggunakan tangan kanannya.

"Terus maksud lo yang sebenarnya itu apa? Lo mau gue lompat dari atas sini?"

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now