•28• Yerkes

201 36 0
                                    

Semakin sulit jalan menuju suatu "tempat", sesungguhnya akan ada suatu "kepuasan" saat titik akhir perjalanan itu tercapai.

👑

Yerkes : Nama sistem klasifikasi bintang berdasarkan luminositas.

👑

"Saya lebih baik disuruh menghitung matematika daripada untuk belajar menerima kenyataan seperti ini. Saya juga lebih baik diminta untuk mempelajari setiap gaya yang ada di pelajaran fisika dibandingkan harus dipaksa ikhlas seperti ini. Lebih baik saya disuruh untuk belajar sejarah, mengingat kejadian masa lampau, dibandingkan harus mengingat ucapan Kepala Sekolah itu tempo hari!"

Protesan dari salah seorang murid yang diucapkan secara lantang itu berhasil menarik perhatian semua orang.

Suasana semakin ricuh oleh protesan-protesan baru yang bermunculan dari mulut-mulut mereka yang masih belum menyetujui soal keputusan sepihak ini.

Bukan belum, mungkin tidak akan.

"Grace?" Jeva bergumam kaget. Gadis yang merupakan teman satu SMP-nya dulu saat di Australia.

Benarkah itu dia?

Grace Natalie?

"Teman lo ya?" tanya Alva menyenggol pundak Jeva.

Jeva hanya berdehem kecil. Seingatnya Grace itu tipe orang yang akan tetap diam saja walaupun hati kecilnya tidak menyetujui sebuah keputusan yang orang lain ambil.

Baik seizin darinya maupun tidak. Dia akan tetap diam saja tanpa mau protes. Jelas saja Jeva kaget.

"Saya Grace Natalie dari kelas XII Soshum 1 menyatakan secara jelas dan gamblang kalau saya tidak menyetujui akan keputusan sepihak yang telah Ibu Kepala Sekolah itu ambil!"

Sekali lagi dengan lantang Grace mengatakannya. Gadis itu sudah bertekad untuk mengatakan semua isi hatinya soal keputusan tiba-tiba ini.

"Nyalinya gede," komentar Avi pelan.

"180 degrees different. Wow, Grace!" Jeva berdecak kagum. "Seandainya Gizca sama Liora liat ini, mereka juga pasti bakalan gak percaya. Dia emang cerdas, tapi dia tidak pintar mengungkapkan sebuah rasa ketidaksetujuan. The first time."

"The first time? Emangnya sebelum-sebelumnya dia gak pernah kayak gini?" tanya Edwin.

Jeva menggelengkan kepalanya. Yang lainnya jelas terkejut.

"Grace emang gitu orangnya." Nevan tiba-tiba menimbrung percakapan mereka.

"Noh teman sekelasnya aja bilang gitu," kata Jeva menimpali.

"Gue kelas soshum dua elah, Jev!" protes Nevan.

"Lupa gue."

"Ketidaksetujuan kamu tidak berarti apa-apa untuk kami. Semuanya sudah terjadi, Grace. Mereka yang lolos sudah bersekolah di sini sejak beberapa hari yang lalu. Kamu tidak bisa melakukan apapun," ujar Ms. Kimberly menanggapi protesan dari Grace.

Sebagian dari mereka mengernyitkan dahinya.

"Lagipula hanya ada satu suara. Protes darimu tidak memiliki arti apapun, Grace Natalie," sambung Ms. Kimberly.

"Apa saya harus membeli sekolah ini terlebih dahulu dari Pak Roberts agar kalian para dewan mau mendengarkan protesan saya? Apa saya harus menjadi donatur untuk sekolah ini? Bukankah sejak sebelum saya bersekolah di sini juga kalian para petinggi sekolah sudah tau kalau saya adalah cucu dari Bapak Roberts Nerithone? Kalian lupa?"

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now