Speechless

7 0 0
                                        

Dua keluarga itu kini tengah berkumpul di ruang tamu, siapa sangka ternyata ibu dari Aksa adalah teman dekat Ratih. Mereka tengah asik mengobrol mengabaikan semua orang yang tengah duduk dengan fikiran masing-masing.

"Aku nggak nyangka lo kita ternyata bakal jadi besan."

Ratih tertawa menanggapi ucapan mama Aksa. sedangkan Arman masih diam tidak percaya jika ucapan putrinya yang hanya ia anggap omong kosong ternyata benar.

"Jadi mau kapan ini Aksa nikahin Ara, mama udah gak sabar banget ini."

Ara sempat terkejut mendengar pertanyaan yang di ajukan kepada Aksa, dia memilin ujung baju tidurnya detak jantungnya kali ini sangat tidak beraturan. Ia menoleh ke arah Aksa yang diam saja tanpa ekspresi di seberangnya. Semua masih diam belum ada yang menjawab pertanyaan dari Ajeng.

"besok. Kita laksanakan akadnya di KUA. Bagaimana?" ucapan yang sepertinya tidak bisa di bantah keluar dari mulut Ajeng karena tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan awalnya.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Arabella Zanna binti Arman Maulana dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."

Ijab qobul dengan sekali tarikan nafas berhasil diucapkan oleh Aksa. Dengan kompak para saksi menjawab sah ijab yang diucapkan Aksa. Pagi ini Arabella resmi menjadi istri dari seorang laki-laki yang dari dulu sangat diidam-idamkan nya. Entah mengapa ada setetes air mata yang luruh mendengar ijab qabul yang di ucapkan suaminya. Begitu indahnya takdir tuhan itulah hal yang sedari tadi di fikirkannya.

Setelah mencium tangan Aksa dengan khidmat dan di balas dengan kecupan di keningnya semakin menyadarkan bahwa yang di alaminya hari ini adalah nyata, bukan hanya bunga tidurnya.

Ayah dan mama nya pun tidak menyangka jika putri semata wayangnya kini telah bersuami. Ratih yang mulanya ingin bersedih di urung kan karena melihat bagaimana raut bahagia putrinya. Arman pun begitu, entah mengapa ia terlalu yakin jika putrinya akan bahagia bersama Aksa.

Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh lima orang itu berjalan dengan sangat lancar. Ajeng menjanjikan jika nanti akan di adakan resepsi mewah sesegera mungkin.

Karena terlalu bahagia semua orang disana tidak ada yang tahu bagaimana kalutnya Aksa. Ia tidak berfikir sejauh ini hingga menikahi Arabella, ini terlalu cepat untuk dicerna otaknya. Ia melirik ke arah jari manisnya yang sudah tersemat cincin yang menandakan jika ia bukanlah seseorang yang bebas lagi, ia sudah beristri sekarang.

***
Sekarang sudah pukul delapan malam. Arabella kini telah berpindah ke rumah Aksa suaminya atas permintaan Aksa tadi. tentu para orang tua mereka mempersilahkan sekali saat Aksa izin membawa Ara langsung ke rumahnya.

Ara menatap kagum ke rumah milik suaminya yang tampak terawat dan nyaman. untuk ukuran rumah yang di tempati sendirian oleh laki-laki rumah ini sangat amat rapi sekali. Ara begitu semangat berkeliling di tempat tinggal barunya.

"Mas Aksa kamar kita dimana ya?" tanya Ara saat dia mulai lelah mengitari rumah barunya.

Aksa tersedak ludahnya sendiri. kamar? kita? apakah gadis itu tengah berfikir jika mereka akan tidur di kamar yang sama.

Ara menatap Aksa yang masih diam tak menggubris pertanyaannya. "Kok diem sih mas, Ara capek tau mau istirahat." Gerutu Arabella.

"Kamar kamu disana." Tunjuk Aksa ke sebuah kamar di sebelah kanan. "Kamar saya di sebelah kirinya." Jelas Aksa singkat. Arabella menganga mendengar penjelasan suaminya, bagaimana tidak mana ada sepasang suami istri yang baru menikah malah berbeda kamar. Apalagi ini malam pertama harusnya kan mereka, ah sudahlah Ara semakin lelah memikirkan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bagaimana Mas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang