LET ME BE YOUR LONG LASTING PATNER

677 74 3
                                    

Matahari belum terbit,masih berkabut dan dingin. Chae Won datang dengan tergesa gesa,mengoyang goyangkan badan nonanya itu.

“Nona,gawat! Tuan mengetahui kita menyembunyikan Jun Yong!”

Soo Ah langsung beranjak,dia menuju lumbung persediaan. Tempat ia menyembunyikan Jun Yong.Sebuah panah melesat kearah mereka dan hampir mengenai wajah cantiknya itu.

“Ayah?”

Badan Soo Ah gemetar,dia melihat ayahnya bersama banyak pesuruh. Chae Won diseret ketanah dan dipukuli habis habisan. Rahang Tuan Eun mengeras saat anaknya itu memohon agar Chae Won tidak disiksa.

“Besok aku menjadi Putri Mahkota dan kau akan menjadi istri seorang Putra Mahkota. MENGERTI!”

Suara derak kereta kuda membawa Soo Ah,dia pergi ketempat dimana ia tidak akan pernah bertemu dengan Jun Yong lagi.

Dari banyaknya kisah,dari segala macam jenis manusia aku tidak pernah peduli. Bahkan aku hanya peduli tentang diriku,hanya itu. Jikalau suatu hari ada orang yang mau mendengarkanku,memahami dan bersedia selalu ada untukku maaf aku mungkin dengan mudah untuk dibodohi. Aku dibodohi oleh cinta atau mungkin harapan yang kusebut cinta? Memangnya apa cinta itu?

Seperti musim manusia berubah. Dalam sepersekian detik mereka berubah,lalu ada yang sebagian tidak berubah karena suatu alasan bertahan karena harapan palsu. Mata Soo Ah sembab,bibirnya pucat dan hanya menatap mayat merpati itu.

Beberapa dayang datang membawa sebuah kain merah dengan segala perlengkapannya,menghiasi wajah Soo Ah secantik mungkin. Kain sutra yang lembut dan beludru menjadi pakaiannya,apapun yang ia inginkan bisa terwujud dengan mudah sekarang.

“Nona,tersenyumlah”
Senyum terpaksa mengulum. Soo Ah masih melirik kearah jendela seolah menanti kedatangan seseorang.

Tidak ada sesuatu yang abadi kecuali kenangan. Kenangan tidak bisa terhapus dengan mudah,dia bermakna. Jika langit dan bintang bisa bicara,mereka mungkin akan menceritakan banyak hal. Semesta itu saksi,dan kita adalah pelaku yang tidak tahu diri.

“Soo Ah,musim semi akan berakhir. Kita tidak bisa bersembunyi di rimbunnya pohon sakura ini”
“Ya,pohon ini akan meranggaskan daunnya,rantingnya kering saat musim panas nanti”

“Saat itu tiba bisakah kamu menunggu? Walaupun pohon sakura ini kekeringan saat musim semi,mati saat musim dingin lalu mekar lagi saat musim semi,bisakah kamu menungguku?”

Mata Jun Yong berkaca kaca,berat baginya untuk mengatakan hal ini pada Soo Ah. Sebagai putra buangan dia harus pergi lagi menuju pengasingan demi menyelamatkan ibunya.

“Tapi bagaimana jika pohon sakura ini mati dan tidak bisa kembali mekar saat musim semi? Apa aku harus tetap menunggu?”

Soo Ah menahan air matanya. Kemungkinan Jun Yong itu kembali sangat kecil,Soo Ah tahu itu. Bahkan hubungannya dengan Jun Yong itu juga memiliki kemungkinan kecil untuk bersatu. Dadanya perih,air mata itu menetes.

“Saat itu terjadi aku akan tetap kembali. Apapun itu aku akan kembali dan kita akan bertemu,jangan khawatir”

Tangan Jun Yong dengan lembut mengusap air mata Soo Ah. Dekapannya semakin erat dan Soo Ah menangis tersedu sedu. Menjadi orang biasa dan hidup seperti pasangan biasa,hanya itu yang mereka inginkan. Malam semakin larut dan Jun Yong meninggalkan Soo Ah hingga kiriman surat itu berhenti.

Kita hanya manusia yang tidak sempurna yang seolah berusaha menyempurnakan dunia yang sama tidak sempurnanya. Ada yang memiliki bahagia dan derita sesuai versi masing masing. Jun Yong,dia tidak pernah meminta apapun. Terlahir sebagai sebagai bangsawan membuatnya bersyukur walaupun akhirnya terbuang.

Politik,aturan,perperangan dan pertumpahan darah semua itu adalah cara manusia untuk menyempurnakan dunia dengan versi mereka juga tentunya rela mengorbankan hal yang paling berharga.

“Lahir didunia ini bukan salahku,menjadi anak dari selir bawahan dan menjadi anjing pesuruh kakakku sendiri. Bisakah kau membayangkan hal itu? Semua orang bersorak,memberikan jamuan,dan tertawa bahagia dengan putranya,aku? Aku hanya dibuang di antah berantah ditemani angin. Aku tahu benar,kakakku seorang putra mahkota. Putra mahkota yang sempurna dan punya segalanya”

Wanita paruh baya itu menghela napas berat. Semua ini salahnya. Putranya menderita karena ulahnya.

“Ibu aku hanya mencintai seorang wanita,tapi mengapa sesulit itu untuk bisa bersamanya?”

“BERHENTI MEMANGGILKU IBU! KUMOHON!”

Jun Yong tersentak,rasa perih dari lukanya sama sekali tidak terasa.

“KAU AKAN TETAP DISINI SAMPAI PENOBATAN DAN PERNIKAHAN PUTRA MAHKOTA. JIKA KAU BERANI MENGGANGU,AKU TIDAK AKAN SEGAN SEGAN UNTUK MEMBUNUHMU”

Selir Im So Hwa meninggalkan gubuk tua. Beberapa prajurit menjaga dengan ketat,tangan Jun Yong dirantai dan hanya tersisa dirinya. Dia tidak pernah mempunyai orang yang dapat ia percaya,hanya Soo Ah. Soo Ah adalah wanita  yang membuat hidupnya lebih berarti.

Benar kata orang,cinta bisa membuat orang gila. Cinta membuat orang kehilangan akal sehatnya. Jun Yong dengan beringas mengayunkan pedangnya didepan orang orang yang tidak bersalah. Dia menuju kamar utama. Para dayang dan pelayan berteriak histeris melihat Jun Yong dengan perawakan begitu mengerikan.

“Soo Ah,aku datang”

Napas Jun Yong terengah engah. Dia tidak perduli apa yang telah ia lakukan,dia mengacaukan pernikahan kakaknya lalu membunuh semua orang. Soo Ah hanya miliknya dan akan selalu begitu.

Nyawanya terancam tapi dia harus menepati janjinya. Dia sudah tidak peduli tentang apapun yang terjadi. Pintu terbuka,kamar itu terlihat sangat rapi. Soo Ah ada disana,kekasih yang sangat ingin ia temui.

“Soo Ah ini aku. Ayo pergi dari sini”
Soo Ah tidak menjawab,dia tidak bergeming dari tempat duduknya. Soo Ah masih tertunduk dan isi cangkirnya telah kosong.Darah menetes dilantai,tangan Soo Ah terkulai hampa.

“Mengapa kau begitu dingin? Aku akan memelukmu sampai kau merasa hangat”

Jun Yong mengusap darah yang menetes dari bibir Soo Ah. Chae Won yang melihat itu hanya bisa menangis begitu pula dengan Jun Yong matanya terus menetes. Suara derak kuda mendekat dan ia tahu bahwa dia dan Soo Ah yang akan bersama lagi.

Aku ingat saat pertama kali bertemu di malam musim semi. Sakura bermekaran dengan begitu indah begitu pula dengan perasaanku. Setiap kali kita bertemu,walaupun hanya sebentar rasanya tidak adil jika semesta memisahkan kita begitu saja. Aku akan terus menunggumu walaupun musim berganti dan pohon sakura itu telah mati. Aku hanya ingin terus bersamamu,hanya itu. Aku ingin menjadi pasangan abadimu yang akan selalu dikenang seperti musim semi. Kita bisa bertemu lagi, kan? Kita akan bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kita, sekalipun itu takdir.

MEMORIES ABOUT OUR PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang