The Reunited SnowFall

247 20 3
                                    

Bukan tentang siapa yang benar dan paling bersalah. Hanya pilihan yang punya konsekuensi,hanya pilihan yang menghadirkan jawaban. Karena itu aku memilih karena tahu apa yang akan dihadapi dan apa yang akan diterima. Kamu,itu pilihan yang akan selalu aku lakukan dan berharga.

Andai saja...
Kata berandai yang tidak pasti tapi meresahkan hati.
Andaikan aku hanya orang biasa..
Andaikan saja saat itu aku kabur tanpa mengambil pesawat kertas itu...
Jika saja kita tidak pernah bertemu,hal yang sangat aku sesali. Harusnya begitu,tapi semesta tahu caranya bertindak dan aku memilihmu. Dan aku akan selalu begitu. 

Kita tidak memilih untuk hidup, begitu juga dengan seorang gadis tidak memilih untuk menjadi seorang ibu. Yang penting kita memilih saat kita tidak tahu apakah pilihan ini benar atau salah,yang pasti hanya waktu yang tahu. Kita tidak bisa menerka apa yang akan terjadi hari ini atau besok dan dengan cara apalagi penulis hidup mengatur posisi manusia.

"Eun Soo Young? Dia pergi kemana?"

Ji Na menatap Young So sedikit ragu. Dia tahu Soo Young dalam bahaya hanya saja tidak tahu kemana mereka pergi.

"A-aku tidak tahu"

"Soo Young apa dia menghilang?"

Terdengar suara orang lain yang belum Ji Na kenal sebelumnya. Hanya saja ia tahu seorang pria paruh baya yang sering sekali melihat toko setiap menjelang malam. Ji Na hapal dengan perawakan pria tua itu yang selalu memakai jaket kulit kuno.

"Kau mengenal Soo Young?"

"Sebelum kalian saling memperkenalkan diri. Aku akan bertanya sekali lagi denganmu apa yang terjadi?"

"Jadi begini,Yura membawa Soo Young pergi dengan sebuah sedan hitam dan juga orang orang yang tampak seperti preman. Sebelum mereka pergi,aku dan Soo Young diinterogasi. Dia marah dan menyebut nama Eun Young Ro. Siapa memangnya wanita itu?"

"Seorang wanita yang harusnya bisa menua hingga sekarang. Tidak kusangka takdir membuat kita bertemu lagi."

Takdir? Ada apa lagi dengan semua takdir omong kosong ini? Ji Na selalu mendengar kata itu,bahkan Joo mengatakan bahwa pertemuan mereka adalah takdir.

"Kau yakin?"Ji Na mengangguk yakin. Pria paruh baya itu sedikit membuatnya penasaran dan juga hubungannya dengan pacar Soo Young ini.

"Hyung,ah tidak maksudku paman aku tahu kemana kita akan pergi."

***
Flash back on..

Zaman berubah,semua berubah. Mulai dari gilanya politik hingga zaman membuat semua orang kelaparan,yang bisa dilakukan hanya bertahan. Bertahan dalam dinginnya musim dingin juga untuk menyambut musim semi yang hadir sementara. Saat itu mereka berani memilih dan bahagia akan pilihan itu,tapi penyesalan datang saat semua terasa begitu semu.

"Jika saja saat itu aku bisa membuat Sooho pergi sebelum para angibu datang. Mungkin saja kami akan duduk sendiri,bicara tentang masa depan"

"Masa depan hanya bisa dibicarakan,tidak bisa kita tebak. Yang kamu dan aku lakukan sudah tepat."

Kang Moo gelisah. Dia lega semua baik baik saja,tapi semenjak tahu kematian Youngro dia menyesal. Dia sedikit marah pada diri sendiri, tentang apa yang terjadi.

"Jika saja saat itu aku memilih menikahimu dan tidak kembali. Jika saja aku tidak mengejarnya,semua pasti akan baik baik saja."

Tanpa basa-basi Hana hanya bisa memeluk. Dia tahu jelas semua itu tidak bisa dilakukan tapi setidaknya jika itu semua tidak terjadi Hana tidak akan tahu begitu besar cinta Kang Moo padanya.

"Hey,kau akan melayat kan?"

Mereka hanya bisa melihat sekilas,tidak bisa untuk mengucapkan belasungkawa. Hanya melihat beberapa orang datang. Kang Moo tidak sanggup,cinta mereka begitu besar. Harapan mereka hidup lebih besar dan harusnya setimpal dengan apa yang mereka perjuangkan untuk saling bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIES ABOUT OUR PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang