The Reunited SnowFall

204 24 5
                                    

Dari kejauhan Soo Young masuk ke bar. Udara dingin dan ia masih menunggu aba aba.

"Itu si keparat kecil! Akhirnya kita bertemu lagi Im Young So!"

Wajah yang sangat Youngso kenali. Para pencuri lain yang mengejar dan ingin membunuhnya waktu itu.

"Sial!"

Demi bertahan hidup,ini demi bertahan hidup dan untuk melindungi Sooyoung. Hal yang paling tepat yang bisa ia lakukan adalah tidak pernah menemui Soo Young lagi. 5 orang berperawakan besar mengejar tanpa ampun,jalanan licin jika tidak hati hati Young so tahu dia bisa saja jatuh lalu cedera.

Sebuah pintu dari sebuah kedai diujung gang terbuka,cahaya lampu penerang belum dipadamkan. Seorang perempuan paruh baya melambaikan tangannya seolah menyuruh Young so segera masuk,tentu saja ini kesempatan yang harus  ia ambil. 

"Seseorang mengejar mu,iyakan?"

Young so mengangguk,ia mengatur napasnya. Dan seorang pria paruh baya lain datang,dia tersenyum begitu tulus.

"Kau aman disini. Siapa namamu?"

"Aku Im Young So,terima kasih banyak sudah membantuku"

"Kau bisa disini sampai semuanya aman. "

Young so disambut dengan baik oleh dua suami istri itu. Bahkan memberinya makan malam yang hangat dan lezat.Isi  mangkuknya habis,tidak ada sebutir nasi tersisa.

"Masakannya sangat enak,aku sudah lama tidak makan masakan rumahan. Ini membuat ku rindu masakan ibu"

"Oh ya,kalau begitu aku akan senang hati memasak dan akan menyambutmu seperti ini lagi."

Young so tersenyum,dia sedikit terkejut dan terharu. Mereka sangat baik dan ramah bahkan menggagap Young So anak mereka sendiri.

"Mengapa kalian menolong ku dan mengapa kalian begitu baik? Aku takut tidak bisa membalas budi nanti"

Mereka terdiam. Youngso takut alasan itu karena mereka tahu bahwa ia mencuri kalung berharga yang dicari oleh orang orang diseluruh kota.

"Karena kau adalah orang yang selama ini kami rindukan."

Pria paruh baya itu berkaca kaca. Mulutnya kembali terkatup seolah menyimpan sebuah rahasia besar.

"Maksudnya?"

"Kami sudah menikah dan belum dikaruniai seorang anak, karena itu lah kami membantu mu dan sangat baik. Maksud suamiku begitu"

Youngso tidak tahu harus bicara apa sekarang. Ucapan terima kasih tidak cukup untuk keduanya apalagi Soo Young yang ia tinggalkan begitu saja.

"Jadi apa yang membuat mu kekota ini dan dikejar oleh orang orang itu?"

"Aku mencuri sesuatu karena masa lalu yang sama sekali aku tidak ingat dan tidak tahu apa itu. Semuanya berhubungan dengan kematian ibuku. Semuanya karena satu mimpi dan bayangan yang memaksaku untuk bertemu seseorang yang asing tapi terasa begitu dekat. Dan kalian tampaknya salah satu yang terikat pada lingkaran takdir itu"

Youngso bersungguh-sungguh,dia jujur apa adanya. Dia tahu sangat beresiko untuk mempercayai siapapun dan bicara tentang ini. Hanya saja mereka dapat dipercaya, seperti teman lama yang pernah ia temui sebelumnya.

"Takdir berpihak pada siapapun. Dia akan mengulangi hal yang sama tanpa kita sadari. Aku berterima kasih karena kau kembali,aku lega melihat mu baik baik saja"

Youngso mengerti. Semuanya berulang dan ia tahu kedua orang asing ini merindukan seseorang yang kini berjuang pada jalan takdir.

"Aku tahu nama kalian. Aku tahu apa yang kalian lakukan dan aku tahu apa yang terjadi hari itu. Aku bukan Lim Sooho,tapi disini aku sebagai Im Young So memulai kisah baru tanpa mengulang kisah lama."

"Hana,benar. Itu semua benar! Sudah  kubilang Sooho kembali"

Pria itu memeluk Young so begitu erat. Air matanya tumpah. Istrinya hanya bisa terdiam,entah apa yang ia pikirkan.

"Dia bukan Sooho,dia orang lain. "

"Tae Moo hyung,aku akan jadi Sooho sekarang. Kau merindukanku bukan?"

"Mata mata Utara keparat  ini  kembali begitu muda sedangkan aku  sudah mulai keriput. Youngso,jika kau membiarkannya begitu padamu dia tidak akan melepaskanmu kembali"

***

Salju yang begitu luas. Rasa dingin yang membuat tulang enggan bergerak,rasa yang membuat mu ingin mati saja. Semuanya terulang,rasa itu juga ingatan yang tidak tahu dari mana asalnya. Yura tidak tahu apa penyebabnya,ia tidak bisa tenang sejak melihat kalung merpati itu.

Kalung berliontin merpati itu tidak lagi menghiasi leher Soo Young. Dia sebenarnya kurang tidur karena menunggu Young so semalaman. Dia masih diinterogasi oleh Yura pagi pagi buta ini bersama Ji Na.

"Kau dalam bahaya,mana pacar mu itu? Pengecut sekali! "

Soo Young malas menjawab. Dia tahu dari semalam Ji Na dan Joo saling melindungi. Mereka beralasan agar Ji Na tidak dihukum sedangkan Soo Young menghadapi semuanya sendiri. Ia siap untuk diusir,dia siap akan semua konsekuensi.

"Kau selamat sekarang karena kalung ini tapi bukan berarti aku tidak menghukummu! Aku tidak peduli apapun,aku dan kau akan segera pergi. Bersiaplah Eun Soo Young!"

Yura menaruh kalung itu disebuah kotak berwarna merah terang. Begitu hati hati dan rapi. Dia tidak sabar imbalan apa yang bisa ia terima jika berhasil memberikan kalung itu kembali.

"Sejak awal kalung itu milikku"

"Kau punya mental pencuri ternyata."

Yura menampar pipi Soo Young. Dia tampak begitu puas melihat pipi Soo Young yang memerah. Ji Na hanya diam,dia takut untuk bicara.

"Kalung itu diberikan untuk jadi milikku dan kau tidak pernah bisa memilikinya. Kau sangat tahu itu"

Rasa amarah Yura semakin jadi. Dia menatap Soo Young tajam.

"EUN YOUNG RO! GADIS BODOH YANG BERHASIL MEMBUAT ORANG YANG HARUSNYA HIDUP MEMILIH MATI! AKU HAMPIR MATI UNTUK MENYELAMATKAN NYAWANYA,AKU JATUH CINTA PADA ORANG YANG TIDAK AKAN PERNAH MENCINTAIKU! AKU BENCI AKAN KENYATAAN ITU!"

"Eun Young Ro?"

Ji Na sedikit kebingungan,nama yang familiar baginya. Yura menarik tangan Soo Young begitu saja. Ia menyeret-nyeret Soo Young lalu meninggalkan bar. Saat itu Ji Na tahu nyawa Soo Young tengah terancam.

Sebuah mobil berwarna hitam membawa mereka ke antah berantah. Rumah yang sangat besar, begitu luas dan bertembok tinggi. Saat masuk Soo Young melihat begitu banyak penjaga dengan senjata api.

"Kemana kau membawaku?"

Yura tersenyum,dia merapikan rambut Soo Young seolah memberi perhatian lalu berbisik.

"Selamat datang di mimpi indahku yang akan jadi mimpi burukmu"






MEMORIES ABOUT OUR PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang