San Antonio, Texas
"Selamat pagi, sayang!"jeongyeon menyapa dengan nada cerah begitu melihat mina berjalan menuju pintu keluar.
Gadis itu tidak terlihat buru-buru, dia menatap jeongyeon dengan ekspresi tidak suka sebelum memakai sepatunya.
Jeongyeon menggantung celemeknya lalu berjalan menuju meja makan. Dia memasak beberapa sarapan favorit mina, berharap kali ini istrinya itu bergabung dengannya.
"Aku memasak sarapan untuk kita. Bergabunglah denganku sebelum pergi bekerja. Please?" jeongyeon menatap istrinya itu dengan mata rindu dan senyum sedih.
Mina tidak menjawab dan hanya menatapnya dengan jijik.
"Aku memasak favoritmu, sayang..."
"Terima kasih, tapi aku harus pergi!" jawab mina dengan nada dingin.
"Makan saja dan nikmati harimu. Lakukan apapun yang kau mau..."
Gadis itu membuka pintu lalu meninggalkan jeongyeon dengan mata yang berkaca-kaca. Jeongyeon menarik napas dalam-dalam dan melihat ke meja yang sudah ia siapkan.
"Tidak hari ini, jeongyeon..."dia berkata pada dirinya sendiri.
"Mungkin besok atau besoknya lagi..." dia telah mengatakan kata-kata itu pada dirinya sendiri setiap hari yang berlalu.
Jeongyeon duduk di kursi lalu mulai makan saat air matanya mulai jatuh juga.
Sudah 12 tahun lamanya usia pernikahan mereka dan sudah 3 tahun jeongyeon merasakan perubahan sikap pada istrinya.
Pernikahan mereka yang begitu harmonis sekarang berubah menjadi sebuah petaka. Pertengkaran, perseteruan, perlakuan dingin dan kasar mulai menghiasi kehidupan rumah tangga mereka.
Jeongyeon selalu bertanya-tanya, apa kesalahan yang telah dia perbuat sehingga membuat mina berubah 180 derajat padanya.
Mina juga tidak pernah mengatakan apa kesalahan jeongyeon setiap kali suaminya itu bertanya. Dia hanya diam dan menangis dalam diam yang membuat jeongyeon semakin bingung pada istrinya itu.
Jeongyeon selalu memilih untuk mengalah dan meminta maaf berkali-kali walaupun dia tidak pernah tahu apa kesalahannya.
Jeongyeon juga lah yang mengambil tanggung jawab dan mencoba yang terbaik setiap saat untuk berusaha membayar sesuatu yang bahkan tidak dia lakukan.
Dia selalu menjemput mina di saat pulang bekerja, mina mungkin tidak menyukai ide itu tapi dia tidak bisa membiarkan orang-orang tahu tentang apa yang terjadi dalam rumah tangganya dan karena itu, dia tidak punya pilihan selain membiarkan jeongyeon melakukan semua itu.
Bahkan jika jeongyeon kurang tidur atau begitu lelah bekerja, dia tidak pernah melewatkan satu hari pun berusaha untuk mina.
Dia selalu membersihkan rumah, memasak makanannya meskipun sang istri tidak pernah menghargai dan menyentuh makanannya.
Jeongyeon selalu bercerita tentang apa yang dia lakukan saat mengemudikan mobilnya, walaupun mina tidak pernah menjawab atau mungkin tidak mendengarkannya.
Dia mengirim bunga dengan catatan manis setiap harinya dan jika punya waktu luang, dia menunggu mina selesai bekerja sehingga mereka bisa pulang bersama.
Sedikit yang dia tahu, mina tidak pernah membaca dan menyimpan catatan itu dan semua bunganya dibuang ke tempat sampah.
Perceraian tidak pernah mereka bahas setelah semua petaka itu terjadi. Mereka masih pasangan romantis yang paling di kagumi orang-orang kenalannya dan juga keluarganya. Hanya teman-teman terdekat lah yang tau tentang apa yang terjadi pada rumah tangga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Change (Completed)
Fiksi Penggemar"Tidak hari ini jeongyeon...tidak hari ini..." dia berkata pada dirinya sendiri. "Mungkin besok dan besoknya lagi..."