prolog

424 9 0
                                    

aku duduk di tepi tempat tidurku dan menatap keluar jendela. tidak biasanya aku seperti ini, tapi setidaknya semenjak dua minggu yang lalu aku memulai kebiasaan ini. saat ini mungkin sudah lewat tengah malam. tapi tidak. ketika kulihat jam dinding kamarku, masih ada sekitar seperempat jam lagi menuju tengah malam. mungkin sebaiknya aku bersiap dari sekarang, atau aku tidak akan sempat untuk bersiap sama sama sekali. mungkin sebagian dari kalian bertanya mengapa mengapa aku bertingkah aneh seperti ini, tapi jika boleh aku jelaskan dengan kalimat singkat, padat, dan jelas. ini hampir tengah malam. kuulangi. HAMPIR TENGAH MALAM!

aku yakin kalian bakalan bingung, apa istimewanya tengah malam? tengah malam itu di saat hari berlalu, dan berganti dengan hari baru bukan? ya, 100% benar! tapi itu mungkin hanya aku rasakan saat pagi benar-benar menjelang, tidak saat gelap sedang pekat-pekatnya seperti saat ini. hampir semua orang pasti tengah tertidur saat tengah malam, aku yakin itu. tapi tidak denganku, setidaknya tidak lagi.

sekitar seminggu yang lalu aku datang ke rumah ini, dan yang lebih spesifik, kamar ini. tempatku dulu tinggal bukanlah rumah milik orangtuaku, mereka hanya menyewa milik orang lain, tapi aku sangat suka disana, sungguh! kehidupan di kamar lamaku jauh lebih tenang dibandingkan kamar baruku ini. mungkin bagi kalian, saat ini aku melihat tengah tertidur lelap di bawah selimut ini.

baiklah, akan kuceritakan sedikit.

Kamar yang kutempati sekarang ini hidup saat tengah malam, tepatnya pukul 00.00! kalian pasti mengira aku sudah gila. aku pun mengira seperti itu awalnya, tapi ini sungguhan!

beberapa minggu yang lalu -minggu-minggu awal aku menempati kamar ini- aku merasakan ada kejanggalan. ketika tepat pukul dua belas malam, suara aneh mulai muncul dari dalam kamarku sendiri. suara derap dari bawah tempat tidurku dan ketukan dari dalam lemari pakaian tua yang sudah ada saat aku datang ke sini. lemari ini terbuat dari kayu jati yang diukir dan di permis dengan rapi. sangat rapi, sehingga lemari itu masih terlihat baru walaupun umunnya sudah sangat tua. sepertinya.

aku terbangun seketika saat suara itu mulai muncul tepat tengah malam. jantungku berdetak cepat dan darahku seperti naik ke ubun-ubun. suara derapan itu terdengar jelas tepat dari bawah tempat tidurku, lalu suara geraman yang serak dan menyeramkan menyusul setelahnya, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari bawah tempat tidurku. aku hanya bisa diam dan menutupi setengah wajahku dengan selimut.

beberapa saat setelah itu, lantai kamarku berderit, seperti ada sesuatu yang merangkak menggunakan kuku tajam, dan suara ketukan itu cukup keras, seperti inginmenjebol lemariku saja. barisan kuku-kuku panjang mencakar-cakar pintu lemari dari dalam, aku tahu itu. suaranya menggema di telingaku. ketukan pintu lemari itu mulai terbuka,segera kupalingkan wajahku dan kututup dengan selimut. aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang keluar dari dalam lemariku, sesuatu yang seharusnya tidak boleh aku lihat sama sekali, atau aku akan menyesal selama hidupku. semenjak hari itu aku menemui fenomena itu sebagai... Teror Tengah Malam.

Aku sudah berulang kali memberitahu kedua orangtuaku, tapi mereka tidak percaya. Mereka menganggapku sebagai anak yang penakut. Padahal aku yakin jika mereka yang mengalaminya, mereka juga akan melakukan hal yang sama. Jadi aku memilih untuk diam saja semenjak itu.peristiwa itu berulangampir setiapmalam, jadi sebelum tengah malam aku harus bersiap-siap meghindarinya. Sepasang penutup telinga sudah kusiapkan untuk menutup telingaku ketika suara menyeramkan itu muncul, dan aku sudah memegang selimut untuk menutupi wajahku.

Pernah suatu malam aku mencoba untuk meberanikan diri menatap ke bawah tempat tidur kemudian ke lemari saat suara-suara itu muncul, dan kalian tau apa yang aku lihat? Aku melihat sosok wanita tua keluar dari dalam lemariku. Awalnya hanya tangankurus dengan kuku-kuku panjang saja, tapi lama-kelamaan tubuhnya mulai keluar. Dia mengenakan pakaian tradisional yang aku sendiri tidak tahu namanya, tapi yang jelas baju itu sudah sangat lusuh, dan penuh darah. Baju itu seperti mencekik tubuh nenek-nenek yang sudah sangat kurus tersebut, bahkan aku sudah tidak bisa membedakan mana pakaian dan kulit si nenek.

Wajah nenek itu penuh dengan kerutan kulit yang sudah tidak lagi kencang, begitu tirus dan pucat. Ketika matanya yang bulatdengan tatapan kosong muncul dari balik lemari pakaian dan menatapku, aku langsung menutup wajahku dengan selimut. Dia benar-benar menyeramkan, terutama senyumannya. Gigi-gigi depan yang sudah rusak dan tajam, membuat senyumannya tidak lagi terlihat menyenangkan. Nenek-nenek itu bergerak sangat pelan, sepertinya setiap gerakannya sangat sulit. Tulang-tulangnya seperti sudah patah semua, ketika dia bergerak. Suara gemeretak tulang-tulangnya terdengar mematikan.

Teror di bawah tempat tidurku tidak kalah menyeramkannya. Dua malam setelah kejadian itu, aku memberanikan melihat ke bawah tempat tidur ketika suara-suara aneh keluar dari kolong tempat tidurku. Wajahku mengintip ke bawah dengan hanya sebatas mata. Aku sempat menunggu beberapa lama, hingga aku merasa sangat menyesal melakukannya.

Bagaimana tidak? Ketika aku mengintip ke bawah tempat tidur, tiba-tiba saja sosok wajah keluar dari kolong tempat tidur, wajah seorang wanita yang masih muda. Wajahnya pucat sekali dan agak bengkak. Mirip seperti mayat seseorang yang sudah lama meninggal, matanya tajam menatapku. Separuh wajahnya sudah tidak lagi dapat dinilai baik jika kalian tidak suka aku menyebutnya hancur berantakan. Seluruh tulang wajahnya retak seperti habis dilindas truk, darah segar juga masih bercucuran dari separuh wajahnya. Kelopak matanya sudah tidak berbentuk sempurna, keloopakmatanya retak. Dan bola matanya seperti mengapung di kubangan darah. Ketika melihat itu, aku kembali ke atas tempat tidurku dan menutup tubuhku dengan selimut.

Walaupun aku tidak melihatnya, tapi aku merasa ada dua orang berdiri di depan tempat tidurku, memerhatikanku dalam gelap. Satu sosok dengan badan yang aman kurus dan rambut berantakan, dan yang lainnya bertubuh normal hanya saja ada sesuatu yang menetes dari wajahnya.

Akhirnya kalian tahu kan mengapa aku sangat takut saat tengah malam? Mereka berdiri di dekat tempat tidurku dan memerhatikanku semalaman, membuatku tidak bisa tidur, atau setidaknya tidur saat pagi menjelang.

Aku tidak tahu siapa mereka,dan mengapa mereka selalu mendatangiku. Satu hal yang jelas, aku jadi tidak bisa tidur lebih awal dan aku harus bersiap-siap saat tengah malam tiba karena aku tahu bahwa teror-teror itu akan datang padaku di tengah malam, di saat tidak ada seorang pun yang menyadari itu. Tidak seorang pun mendengar saat aku berteriak, dan mungkin tidak ada seorang pun yang tahu jika mereka mencekikku sampai mati.

Sebelum kalian menyadari apa yangakan terjadi denganku, mungkin ada baiknya kalian menyimak teror-teror yang dirasakan oleh orang lain selainku. Padamkan lampu kamarmu, dan tarik napasmu panjang-panjang. Rasakan satu per satu teror tengah malam ini, dan semoga kau beruntung.

kisah horor: teror jam 12 malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang