PT.02

7.4K 832 96
                                    

Haihai, apa kabar? Semoga sehat selalu

Vote dan komen yang banyak, insyaallah, jodoh sama bias masing-masing.
.
.
.
Jangan lupa bangun yaa🙏

Happy Reading ❤️
.
.
.



Dari tadi pagi Bara terus memasang wajah datar, tidak tau kenapa tiba-tiba ia jadi pendiam dan dingin seperti itu.

Ara yang melihat sikap aneh dari bocah laki-laki di sebelahnya ini tentu saja keheranan. Karena biasa Bara yang paling heboh saat berdekatan dengan, Ara.

"Bala, kamu kenapa?" Tanya Ara. Tapi tak di sangka jawaban Bara malah membuat Ara tersentak.

"Diem deh, jangan sok peduli." Balas Bara ketus.

"Loh, kok kamu gitu sih? Emang nya, Ala, ada buat salah?" Tanya Ara kebingungan.

Belum sempat Bara menjawab, anak laki-laki yang sejak tadi pagi bersama Ara masuk ke dalam kelas mereka.

"Ara, ayo pulang."

"Tuh sana, udah di jemput pacalnya." Cetus Bara dengan nada jengkel.

"Ha, pacal?" Ulang Ara seraya bertanya.

"Iya, pacal. Dari tadi pagi, Ala, sama dia telus, kalian pacalan kan?" Tuding Bara berbicara nyolot.

"Astaga, paok!" Ara jengkel, ia memukul sedikit kuat kepala Bara.

Tak!

"Aduh." Bara mengeluh sakit sambil mengusap bekas pukulan Ara di kepalanya.

"Dia itu sepupu, Ala, bukan pacal, Ala." Jelas Ara tidak mau bertele.

"Loh, yang benel?" Tanya Bara memastikan.

"Iya, bener." Sahut laki-laki kecil itu, "kenalin, aku Farhan, sepupu Ara." Ujar Farhan memperkenalkan diri.

"Oh, sepupu toh." Bara mengangguk tanda ia mengerti, "kenalin juga, aku Bala." Bara menyambut uluran tangan Farhan, lalu melepas tautan tangan mereka.

"Bala suka Ara, ya?" Tanya Farhan sambil tersenyum menggoda Bara.

"Ihh, nama aku itu, Baerrrra, bukan, Bala." Sentak Bara tak suka.

"Oh, Bara. Kamu belum bisa bilang 'R', ya?"

"Bisa, tapi harus panjang."

Farhan balas dengan ngangguk paham.

"Eh, Falhan." Panggil Bara.

"Apa?"

"Kamu yang seling di caliin, Popo, itu ya?"

Bulu kuduk Farhan seketika bergidik geli, "ihh, najis!" Pungkasnya.

.

"Kok, Mamah, belum jemput ya?" Bara bingung, sudah hampir 30 menit ia menunggu di jemput Mamah nya, tapi tak kunjung datang juga.

Penjaga sekolah mereka yang melihat Bara sendirian berinisiatif untuk mendatangi Bara.

"Kamu, siapa namanya?" Tanya pak Ucup.

"Baerrrra."

"Bara, kenapa belum pulang?"

"Mamah, Bala, belum jemput, pak satpam."

"Mau bapak anterin gak? Kasian kamu nya nunggu jemputan yang nggak pasti ini. Kayak perasaan bapak ke, buk Susi." Tawar pak Ucup sambil curhat mengenai perasaan nya ke penjual makanan di kantin sekolah.

B-Ara (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang