Haihai, apa kabar? Semoga sehat selalu.
Jangan lupa untuk Vote dan komen
Happy Reading ❤️
.
.
.
."Ala, mau gambal cita-cita apa?"
Di kelas Bara dan Ara saat ini mendapat tugas menggambar cita-cita mereka masing-masing, dan akan di kumpul minggu depan karena waktunya tidak cukup jika ingin di selesaikan sekarang.
"Ndak tau, Ala, bingung." Jawab Ara lesu.
"Bala, mau punya cita-cita apa?" Tanya Ara balik.
"Sama, Bala, juga ndak tau." Balas Bara.
"Nanti kita tanya Falhan aja deh. Kan dia pintel tuh, pasti tau apa cita-cita yang bagus." Saran Ara, Bara setujui.
Keduanya memasukkan alat gambar mereka ke dalam tas, dan mengeluarkan bekal makanan untuk mereka makan di taman bermain sekolah.
"Ayo, kelual." Ajak Ara.
"Ayo." Bara menggandeng tangan Ara keluar kelas. Mereka terbiasa seperti itu, menggandeng satu sama lain dengan alasan saling menjaga.
"FALHAN!" Ara menjerit tepat di telinga Farhan. Hal tersebut membuat sang empu tersentak kaget.
"Ihh, Ara, jangan gitu dong, telinga Farhan jadi sakit nih!" Sungut Farhan marah.
"Falhan, marah?" Tanya Ara masih dengan memasang muka polos.
"Menurut, Ara?"
"Menulut, Ala, ndak sih."
"Terserah deh." Farhan pasrah, percuma jika terus di lawan.
"Kalian masih mau libut telus? Kalo iya, Bala, makan deluan." Cetus Bara sambil membuka bekal makanannya.
"Eh, Ala, juga mau makan. Falhan, minggil!" Ara menggeser tubuh Farhan cukup kencang hingga ia hampir saja terhuyung jatuh.
Farhan mendesis geram dengan tingkah Ara, tapi apa boleh buat, dia di tugaskan untuk menjaga anak perempuan itu jika di sekolah.
Bara, Ara dan Farhan mulai memakan bekal masing-masing dengan tenang. Hingga saat lagi asik-asiknya, Ibu Nita, guru menghitung mereka datang menghampiri ketiganya.
"Halo, anak-anak, kalian lagi makan bekal, ya?" Tanya ibu Nita basa-basi.
"Iya. Ibu Jangan minta ya." Papar Bara langsung.
Guru satu ini memang suka sekali menghampiri anak-anak yang sedang memakan bekal. Awalnya sih ibu Nita akan pura-pura basa basi, tapi lama-lama ikut nimbrung memakan makanan juga.
Walau hanya satu atau dua sendok, kalau di pikir-pikir jika murid yang di timbrungi ada 10, kenyang juga dia.
Banyak kan ya, guru yang kaya gini? Apalagi guru SD.
"Heh nggak kok, nak. Ibu cuma pingin nyapa kalian aja." Elak ibu Nita.
"Ya sudah, ibu tinggal, ya? Kalian nikmati makanannya." Ibu Nita beranjak pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban ketiganya.
"Kalo, Bala, ndak bilang gitu, pasti ibu Nita masih di sini." Kata Ara sangat yakin.
"Pasti, pengemis jaman sekarang bentuknya macem-macem." Timpal Farhan.
–Bel pulang sekolah.
Sembari makan tadi, Bara dan Ara sudah menceritakan perihal tugas mereka pada Farhan. Setelahnya mereka sepakat untuk mengerjakan tugas itu bersama di lapangan dekat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
B-Ara (On Going)
Teen Fiction[sequel of Zero:Crazy Husband] - _𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚕𝚊𝚐𝚒𝚊𝚝 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚞𝚊𝚕𝚊𝚝_ "Ara, ayo jadi pacar Bara" "No! Di wattpad nama Bara jahat semua" "Nggak kok. Bara juga baca wattpad nama Ara sering di sakitin" "Iya, Ara tau, mangkanny...