8. Bunga

37 1 0
                                    

Saya kini tahu rasanya mengapa kamu memilih menghilang.

Karena saya juga kini memutuskan untuk menghilang dari seseorang, rasa yang lama sudah selesai memang bahaya dibawa lebih jauh untuk dipegang dan disimpan bersamaan dengan bunga yang hanya dibawa sebelah tangan.

Ya, saya memutuskan untuk menaruh karung memori dan rasa berisikan bunga yang sudah layu tersebut sekarang di tempat yang semoga aman dan tak ditemukan kembali oleh saya seorang. Agar akhirnya 2 tangan saya menggenggam erat benar-benar bunga yang kini saya bawa sekarang. Saya takut bunga di karung tersebut tiba tiba mekar kembali, karena saya tidak bisa membawa dua bunga hidup bersamaan di kedua belah tangan saya.

Maka dari itu, saya ingin biarkan bunga lama itu mati sekalian dalam pikiran saya saja sekarang.

Saya tidak seberani kamu yang berterus terang untuk membiarkan bungamu hidup bersama bunga lainnya. Saya hanya bisa menyimpan diam-diam dan menelantarkannya begitu saja.

Terima kasih, Bunga yang pernah bermekaran bertahun-tahun dalam fase hidup saya yang jatuh bangun ini. Kamu yang memang tidak pernah selalu ada. Karena kamu hidup untuk dirimu sendiri. Bunga mekar kedinginan sehabis hujan, yang saya temui dipojok taman sendirian.

Maka, saya hanya bisa berharap dan meminta kepadamu. Tolong hiduplah terus. Harum bungamu memang tidak untuk saya seorang, tapi untuk dirimu dan orang-orang sekeliling mu. Maaf saya rasa tidak bisa membawa lagi genggaman memori pada bunga ini, demi bungaku sekarang.

Terima kasih, terima kasih, dan terima kasih.

Saya benar-benar berterima kasih, saya senang pernah menemui mu di ujung taman yang basah karena hujan. Sekarang saya kembalikan ke tanah dan tanam dalam-dalam, semoga ada seseorang yang pada akhirnya merawat mu dan menempatkan dirimu di sisi terbaik rumahnya.

cerita pendek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang