tranquil(2)

1.3K 50 5
                                    

"Sudah kuduga! Apa lelaki itu adalah Oh Sehun?" Nari memutarkan kedua bola matanya, sudah Ia duga Chanyeol kembali menguping. Sementara Jiyeong mengernyit dalam, apa Chanyeol sudah mengenal Luhan dan Sehun sebelumnya?

Sebenarnya Jiyeong tak masalah jika Chanyeol menguping pembicaraannya dengan Nari. Jiyeong tak malu jika Chanyeol mengetahui kisah rumah tangganya yang suram, toh pada zaman SMA Chanyeol sudah menjadi tempat curahan hati Jiyeong. Tak masalah, karena Chanyeon adalah tipe orang yang pandai menjaga rahasia dan tidak bermulut lebar.

Jiyeong mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Chanyeol lalu sedikit berbisik -oh, Ia bahkan tidak tahu mengapa Ia harus berbisik. "Hey, kau mengenal si Oh Sehun brengsek itu, ya? Kalau kau bertemu dengannya, tolong beritahu bahwa Ia harus tahu diri untuk tidak mengusik pasangan orang dan Ia harus sadar bahwa ada banyak perempuan cantik didunia ini, mengapa Luhanku yang Ia usik, dan katakan ju-"

"Jiyeong, tenang. Aku bahkan belum pernah bertemu dengan Sehun setelah pesta prom night saat kelulusan SMA. Aku sangat senang saat kau dan Luhan menikah, aku kira Ia sudah kembali pada jalan yang benar. Ternyata dia sama saja seperti dulu. Gila, aku merasakan kesedihanmu, kawan." Nari semakin bingung, Chanyeol tak pernah bercerita tentang temannya yang satu itu. Tapi rasanya Ia mengetahui sesuatu.

"Oh Sehun...bukankah terdengan sangat familiar?" Lirih Nari.

"Ya, familiar." Jiyeong menyetujui pernyataan dalam bentuk pertanyaan yang dibuat Nari. Pasalnya, Ia merasakan yang sama.

"Eum, Chanyeol, apa yang kau tahu tentang hubungan mereka?" Jiyeong kembali membuka pembicaraan. Ia sangat penasaran dengan hubungan antara Luhan dan Sehun sampai-sampai membuat Luhan enggan lepas dari Sehun.

Chanyeol memasang ekspresi berfikir, mengingat-ingat sesuatu yang pernah menjadi bagian dari masa SMA-nya.

"Yang aku ingat, dulu Sehun dijuluki lelaki anti-sosal yang pemurung. Sebenarnya, aku tidak yakin jika Ia benar-benar seorang anti-sosial. Menurutku Ia hanya tidak pandai bergaul sehingga semua orang menganggap bahwa dia adalah orang yang disegani untuk didekati. Pernah pada suatu siang saat jam istirahat aku mengajaknya bermain sepak bola bersama agar Ia dapat membaur dengan teman-teman lainnya, namun Ia malah menolaknya dengan dingin lalu kembali asik membolak-balik sebuah album. Entahlah, mungkin itu album foto. Ada juga yang mengatakan bahwa Sehun adalah kolektor perangko. Jadi, mungkin saja itu album perangko."

Chanyeol melahap café affogato kesukaannya sesuap lalu kembali melanjutkan ceritanya,

"Aku tidak begitu tahu banyak tentang mereka. Aku mengenal mereka karena kita sempat belajar diruangan yang sama pada saat kelas 2, tepatnya saat kepindahanku dari SMA yang dulu. Luhan bersikeras untuk mendekati Sehun. Sehun sempat bersikap dingin kepada Luhan, namun pada akhirnya mereka menjadi seorang kawan. Awalnya semua terlihat normal-normal saja, tetapi pada saat memasuki semester 2, kelas kami di hebohkan oleh suatu gosip..."

Jiyeong dan Narimenyimak cerita Chanyeol dengan baik. Ekspresi serius keduanya sangat menggemaskan membuat Chanyeol ingin menertawakannya, tetapi Chanyeol tidak ingin merusak suasana, jadi Ia lanjutkan saja bercerita.

"...bahwa Xi Luhan dan Oh Sehun berciuman di toilet pria sekolah. Aku tidak terlalu menanggapinya, karena aku pikir itu hanya gosip murahan. Ternyata, mereka benar-benar berpacaran, bahkan mereka tidak menyangkal itu semua. Mulai saat itu, Luhan dan Sehun kerap menjadi bahan cemooh murid lain, tetapi mereka tetap bersama dan tak mempedulikan apa kata orang-orang tentang mereka." -ternyata cinta Luhan kepada Sehun sudah sebesar itu, batin Jiyeong. Masihkah ada ruang kosong dihati Luhan untuknya?

"Aku pernah tak sengaja mendengar dari para siswi yang sedang bergosip, salah satu dari mereka mengatakan bahwa sebenarnya dulu Sehun adalah lelaki normal yang sempat mencintai seorang gadis lalu menjadi gay karena patah hati. Gadis itu menolaknya. Ya, katanya sih seperti itu." Baru saja Chanyeol menyelesaikan ceritanya, tiba-tiba Chanyeol sudah mendapatkan pukulan dilengannya dari Nari. Chanyeol meringis lalu beralih menatap heran kearah Nari.

I'm not the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang