#3 ; kapok

240 43 0
                                    

#TellMeAboutYourLoveStory :
bagaimana ship kalian saat sedang menghadapi salah satu yang sedang sakit?

#TellMeAboutYourLoveStory :bagaimana ship kalian saat sedang menghadapi salah satu yang sedang sakit?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shuhua kapok makan pedas.

Bukan hanya karena makanan pedas itu berencana membunuh lambungnya, sampai-sampai ia harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat oleh kawan-kawan, di saat prosesi makan-makan bersama seluruh anggota klub teater atas kemenangan lomba masih berlangsung. Namun juga karena marahnya Renjun cukup seram.

Cowok itu yang pertama menoleh cepat ke arah Shuhua saat Shuhua mengerang lirih kesakitan. Orang pertama pula yang memahami yang dialami Shuhua sakitnya bukan main, sehingga dengan sigap mengajak beberapa kawan untuk membopong Shuhua dan membawanya ke rumah sakit.

Sambil menunggu diambilnya obat setelah Shuhua selesai diperiksa, cowok itu juga masih menunggu Shuhua dengan sabar sambil mengelus pelan perut Shuhua di atas kaos yang dipakainya secara memutar. Mengelus tangan Shuhua yang sedang meringis kesakitan tatkala sebuah jarum panjang masuk ke pembuluh darah cewek itu dan membiarkan tangannya diremas keras. Hingga mengelap bulir air mata yang jatuh tak tertahan setelahnya. 

Cowok itu bahkan masih terlihat khawatir sewaktu menunggu respon obat bekerja. Dan seharusnya Shuhua tau itu saat terakhir Renjun akan berlaku manis kepadanya.

Begitu terlihat lebih baik, Renjun dengan pelan melepas pegangan tangannya. Matanya tak pernah berhenti menusuk sanubari Shuhua. Hingga Shuhua merasa terlalu lemah dan hanya bisa menelan ludahnya.

"Siapa tadi yang ngeyel makan pedes?"

Area kasur Shuhua di UGD yang hanya disekat oleh tirai dengan kasur lainnya hening seketika. Keenam orang yang ada di sana tak ada yang berani mengeluarkan sepatah dua patah kata setelah Renjun bertanya.

"Hm?" tanya Renjun lagi. Dingin. Kali ini tertuju langsung pada Shuhua.

"Biasanya mules dikit banget doang, nggak pernah sampe kayak gini...," Shuhua menjawab lirih.

"Biasanya ngabisin satu wadah sambel?" 

Tajam. Menusuk. Menakutkan. 

Semua yang di sana tahu Renjun bermulut pedas, tapi tak pernah setegas ini sebelumnya.

"Enggak..."

"Terus siapa yang bilang ngabisin segitu banyak sambel ide yang bagus?"

"Nggak ada..."

"Terus kenapa dilakuin?"

"...maaf...," Shuhua menunduk. Cukup takut dengan Renjun, namun sadar bahwa apa yang terjadi memang kesalahannya sendiri.

"Minta maaf ke siapa?"

Hening.

"Lambung kamu bisa ngomong?"

"Enggak..."

"Kalo tadi nggak ada gua sama yang lainnya gimana? Lo mau kesakitan kayak gitu sampe pingsan?"

Shuhua tidak merespon. Sesungguhnya ia tidak tahu apa yang terjadi kalau saja ia tidak sedang bersama kawan-kawannya. Orangtuanya sedang ke luar kota, sedangkan di rumah hanya ada si Mbok dan anjing-anjingnya.

"Nggak tau..."

"Jangan diulangin," ujar Renjun tegas sambil bersedekap. 

Cowok itu menghela napas panjang dan keluar dari sekat tirai segera setelah Shuhua mengangguk. Tidak ada yang mengikuti cowok itu.

"Anjir, cowok lo serem banget," ujar Ryujin sambil membelalakkan mata, tidak menyangka akan melihat sisi Renjun yang ini.

"Bukan gue yang diomelin tapi gue kebelet pipis njir," sahut Haechan.

Shuhua meringis, "mendingan dia marah-marah gak jelas ngajak gue ribut daripada kayak gini buset. Takut!"

Yang lainnya mengangguk setuju.

.

.

.

Di lain hari sewaktu Shuhua mendapat kabar kalau Renjun tidak mengikuti pelajaran karena sakit, cewek itu datang ke rumah Renjun untuk pertama kalinya. Ia tidak menyangka bahwa aksi mendatangi rumah Renjun bisa terlaksana juga, walaupun bukan untuk memasang parfum hasil distilasi keringat bau comberan cowok itu.

Setelah berkenalan singkat dengan Ibu Renjun, Shuhua diminta langsung naik ke kamar Renjun mendatangi cowok yang sedang rebahan santai itu.

"Oh, ini yang lagi flu???"

"Dateng-dateng nyindir, beliin anak sembarangan," kata Renjun ngasal memakai nada iklan permen milkita.

Shuhua memutar kedua bola matanya. Sambil meletakkan beberapa makanan di meja belajar Renjun, mulut cewek itu tak berhenti mengomel. Cowok yang tadinya asyik rebahan sambil bermain Parking Jam yang ia download sebagai korban iklan instagram itu mendadak menegakkan tubuhnya dan meletakkan ponselnya pelan di atas paha.

"Pinter, ya, flu lagi. Pasti ujan-ujanan lagi kan? Sok kuat lagi kayak dulu? Gak tau badan sendiri lemah gitu? Terus gak masuk sekolah?"

"Ya gimana? Masa lagi sakit disuruh masuk?"

Shuhua melirik sinis kemudian lanjut mengomel. Renjun hanya menghela napas panjang dan berdoa kepada Tuhan untuk tidak diberi sakit lagi, supaya gendang telinganya aman dari omelan sang pacar.

.

.

.

.

.

Baik Renjun dan Shuhua berharap tidak akan sakit lagi setelahnya.



TBC

✅️ Ricuh || Renjun x ShuhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang