Chapter 12

81 22 0
                                    

Gue menghela beberapa kali, mata gue yang sekarang dilapisi kacamata bulat dengan gagang hitam terasa perih, meskipun kacanya anti radiasi, tapi lama-lama plototin laptop gini tetep aja bikin mata gue sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue menghela beberapa kali, mata gue yang sekarang dilapisi kacamata bulat dengan gagang hitam terasa perih, meskipun kacanya anti radiasi, tapi lama-lama plototin laptop gini tetep aja bikin mata gue sakit. Kayanya gue harus ngeliat majalah kesayangan gue deh habis ini, biar mata gue kembali sehat dan sejahtera.

Gue udah tiga jam lebih di depan laptop, ngerjain perbaikan jurnal untuk dikasih ke bu Khiara. Puluhan jurnal dan artikel sebagai referensi udah gue baca dari tadi, sampai-sampai rasanya mata gue udah juling, kepala gue juga rasanya berat banget, kaya timbangan dosa Asep, di hari pembalasan.

Sebelum gue kerasukan setan dan jadi Mimi peri, gue memutuskan menghentikan kegiatan perbaikan jurnal gue, toh sekarang hari minggu, seharusnya hari ini gue manfaatkan untuk bersantai sambil rebahan nonton Jujutsu Kaisen¹. Bukannya malah ngerjain tugas berintelektual gini, yang membuat hari libur gue tidak berkualitas.

Gue tutup laptop sambil menghela, lantas gue berjalan ke ranjang dengan sedikit gontai, soalnya duduk lama di meja belajar membuat pinggang gue semakin reot. Setelah rebahan, gue menjangkau ponsel yang sejak tadi tergeletak di kasur, baru aja layarnya gue nyalain, tiba-tiba itu ponsel berdering, yang membuat gue mendengkus kasar. Gimana enggak? yang nelfon bu Khiara, baru aja gue memutuskan istirahat dari tugas perjurnalan ini, eh sekarang malah langsung ditagih, sepertinya memang gue harus kerja lembur bagai kuda, huft!

Gue segera mendudukkan kembali tubuh gue, lalu berdehem sedikit sebelum mengangkat telfon dari dosen psikologi lingkungan gue ini.

"Ha..."

"Assalamualaikum, Chen." Bu Khiara dengan tergesah mendahului ucapan gue.

"Waalaikumsayang Bu," jawab gue sambil terkekeh.

"Kamu mau ngulang mata kuliah psikologi lingkungan?" tanya bu Khiara to the poin.

Gue diam, nggak tahu harus jawab apa, kenapa pertanyaan ini dosen serem banget sih? Coba dia nanya, kamu mau nikahin saya? Pasti gue langsung jawab mau dengan mantap.

"Kenapa nggak jawab?" tanya bu Khiara mengagetkan lamunan gue.

"Emang ada yah Bu, yang mau ngulang? Kalau saya sih mau-mau aja, asal tetep Ibu dosennya," jawab gue.

Bu Khiara berdehem dari seberang telepon, "Jangan bercanda terus kamu Chen," ujarnya.

"Siapa yang bercanda sih Bu? Itu seserius perasaan saya ke Ibu."

"Saya dosen kamu loh Chen."

"Kalau mau ganti status jadi istri saya juga boleh bu," jawab gue dengan jantung berdebar.

Chen And His Diary (Coming Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang