Tiga

134 21 5
                                    

Jangan bosen baca :)

••••
Di tempat lain, seorang cowok sedang sibuk berkutat dengan buku-buku pelajaran nya padahal hari ini masih belum ada pelajaran apapun tetapi ia sudah fokus mempelajari materi Fisika, ya dia adalah Harsa Gemintang, lelaki tampan dengan segudang prestasinya dan dikenal dengan jiwa ambisnya.
Harsa sebenarnya tidak ingin menjadi seperti itu, hanya saja ia harus melakukannya.

Di tengah kesibukannya membaca latihan soal, tiba-tiba ponselnya berdering

RtuTtgga
Ppppppp

HarsaG
?

RtuTtgga
Besok jangan lupa jemput gue
Jangan jam kaya kemarin dong.

HarsaG
Y

RtuTtgga
Nyebelin banget sih, dasar es batu
Gue cekek juga lo besok!

HarsaG
Hm.
read

Entah karena apa, tetapi Harsa menjadi tersenyum tipis membaca chat yang baru saja Ratu kirimkan, menurut Harsa, Ratu adalah gadis yang merepotkan dan sangat cerewet membuat dia terkadang sebal, tapi entah mengapa Harsa merasa lucu ketika Ratu marah-marah tidak jelas padanya.

Tersadar akan pikirannya membuat Harsa buru-buru menggelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiran tersebut. Lantas, ia kembali pada rutinitas awalnya, yaitu membaca buku setebal 500 halaman.

Sore berubah menjadi malam tetapi tak membuat remaja 16 tahun tersebut untuk mengakhiri sesi membacanya, hingga fokusnya terganggu karena suara mobil yang terdengar dari luar, ia tahu itu adalah orang tuanya, tetapi Harsa tetap abai dan memasang wajah sedingin es.

"Harsa, mami pulang", ucap sebuah suara disusul ketukan pintu.

"Masuk aja.", sahut Harsa tanpa berniat menjauh dari bukunya.

"Wah, rajin banget anak mami, bagus", kata sang ibu, Desy.

"Oh iya, Sa, kamu tau Ratu kan? yang kamu kasih tumpangan itu, sama satu lagi Rafarel, mereka dua orang yang harus kamu kalahkan prestasinya, tapi mereka nggak semudah itu buat kamu kalahin karena memang mereka tergolong sangat pintar, jadi mami harap kamu mengerti maksud mami.", lanjut Desy kemudian mengacak rambut putra semata wayangnya itu.

"Mami nyusul papi kamu dulu, kamu jangan lupa belajar ya, nanti makan.", pesan ibunya sebelum keluar dari kamar sang anak.

Setelah pintu tertutup sempurna, Harsa pun menutup bukunya dan menghela nafas panjang.

"Dimana-mana harusnya jangan lupa makan kalau belajar, lah gue? apa mami nggak liat gue udah ngelakuin apa aja buat nurutin gengsi mami? kenapa masih harus dituntut ini itu coba? Arghhhhhh", ucapnya kemudian mengacak rambutnya sendiri.

Ngalahin Ratu? Kenapa harus dia?

••••

Sementara itu, Tara, sepupu dari Ratu terlihat baru saja memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum ma", Tara berkata sopan dan menyalami ibunya.

"Waalaikumsalam, duduk Tara!", titah sang ibu.

Tara pun menuruti ibunya untuk duduk dan menunggu ibunya berbicara meskipun ia sudah tau jelas apa yang akan ibunya katakan, karena memang hampir setiap hari ia selalu mendengar kalimat yang sama.

Heptagon (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang