Akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk merehatkan diri setelah aktifitas yang melelahkan.
Akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk menikmati malam dengan orang tersayang berbagi cerita entah itu suka atau luka.
Tapi tidak dengan Maureen dirinya memilih menikmati malam akhir pekannya dengan segelas wine seorang diri menatap jalanan yang mulai basah oleh hujan.
Maureen menatap mobil fortoner hitam yang tampil gagah di depan restoran.
Awalnya tak ada yang menarik, bukan pemandangan asing baginya jika mendapati sang pemilik mobil merupakan pria tampan berkantung tebal di dampingi wanita dengan tampilan modis.
Tapi seperti sebuah kejutan pintu belakang mobil terbuka seorang anak kecil keluar setelah kedua orang dewasa tersebut masuk kedalam restoran.
Seperti penguntit atau lebih tepatnya penumpang gelap, meskipun kenyataannya tidak seperti itu.
Maureen masih menyaksikan gerak gerik anak tersebut.
"Aku datang bersama William Toner"
"Maaf nak Tuan Toner datang bersama Mrs. Julie. Meja dengan dua orang"
"Its my father"
"Kau harus keluar nak sebelum security membawamu pergi"
Perdebatan alot tersebut tidak luput dari perhatian Maureen.
"Tolong,tidak,tolong,tidak,tolongtidak,tolong"
Gumam Maureen sambil mengetuk jarinya di meja."Kau beruntung son" Maureen menghabiskan wine nya sekali teguk.
"Toner junior, sebaiknya kita pulang." Pinta Maureen sambil menatap anak laki-laki tersebut.
"Sebaiknya anda membawa pulang putra anda Mrs. dan jangan meracuni pikiran putra anda dengan hal gila"
"Anda sedikit kasar Miss. Renita, apa yang salah jika putranya ingin menemui ayahnya. Lagi pula mereka anak dan ayah kandung tidak ada yang salah"
Resepsionis bernama Renita tersebut memandang Maureen seperti perempuan yang penuh dengan bualan kebohongan.
Pandangan yang sudah tidak asing baginya.
"Sebaiknya anda keluar bersama putra anda Miss sebelum sekuriti menyeret dan mempermalukan kalian dan berhenti berbohong"
"Dia tidak berbohong" Desis Toner junior
"Security" Teriak Renita
Maureen diseret tanpa perlawanan sedang Toner junior berontak dan berteriak Jika restoran tersebut memiliki resepsionis yang payah.Keduanya berdiri di perataran restoran
"Ayahmu tidak tau kau disini, dan sepertinya dia tidak akan pulang, mau menginap son?"
Toner junior memandang Maureen dengan sorot mata dingin.
"Aku bisa pulang sendiri" sarkas anak kecil tersebut.
"Sayang sekali, padahal aku ingin mengajak mu bermain petak umpat lalu memberikan surprise untuk ayahmu."
"Apa kau ingin menculikku"
"No, tidak ada untungnya untukku"
"Apa jaminannya agar aku percaya"
"Mengantarmu kesekolah mungkin?"
"Deal"
Maureen dan Toner junior duduk dengan santai di dalam mobil sambil menikmati pemandangan kota.
"Kau kenal ayahku"
"William Toner, Ayahmu pengusaha tidak sulit untuk mengetahui eksistensinya"
"Kau tertarik dengan ayahku"
"Dia tampan, tapi kau tau tipe ku laki-laki rumahan, tidak terikat dengan kekuasaan dan tentunya tidak di gilai wanita, aku orang yang pelit tidak suka berbagi"
"Apa kau orang baik"
"Aku tidak memiliki sayap putih artinya aku bukan malaikat, juga tidak memiliki tanduk tentunya aku bukan Lilith"
Bolehkah Maureen menyimpulkan jika Toner junior sedang menginterogasinya dan sejujurnya itu sangat cerewet
"Sudah selesai acara interviewnya, kita sampai. Selamat datang di rumahku tuan muda Toner"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me
Short Storyaku masih ingat dengan jelas tawa cemohan mereka, hinaan mereka. Aku menyimpan semua luka itu sendiri, menanamkan di sudut paling gelap hingga mekar dengan pekat. "merepotkan kenapa dia di kelompok kita?" "Bagaimana rasanya duduk di tumpukan sampah"...