twenty six

1.9K 65 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apartemennya terletak paling atas, sempit juga gelap.
Cahaya matahari pun terlihat susah untuk masuk ke dalam apartement tersebut, semuanya tertutup dengan hanya membiarkannya beberapa lubang tikus untuk membiarkan sinar matahari masuk.
Jam di ponsel wanita yang kini sedang sibuk memasak itu menunjukkan pukul 8 pagi, harum masakannya begitu menggairahkan, ia terlihat pandai memasak, wanita itu memasak banyak jenis makanan yang rata-rata dengan bahan utama daging.

"Jimin, sarapan sudah siap."

Wanita itu memindahkan semua masakannya ke atas meja makan ditengah ruangan, tepatnya didepan sebuah kamar yang pintunya tertutup rapat.
Setelah semua hal sudah dibawanya ke atas meja, wanita itu lalu berjalan menuju kamar.

"Ayo sarapan," ucapnya. Suara rantai dengan borgol itu terdengar nyaring saat pria yang dipanggil Jimin itu berdiri dari duduknya di atas ranjang.

Terlihat kurus dengan rambut sedikit kusut, pria itu hanya mengenakan kemeja tanpa celana.
Jimin duduk di kursi dengan pandangan fokus pada meja makan, begitu banyak makanan.

"Kenapa banyak sekali Noona?" Tanya Jimin dengan suara pelan
Kepalanya menoleh pada Jihyo, wanita itu yang sedang sibuk mengunci rantai dengan borgol dipergelangan tangan Jimin ke kaki meja makan.

"Kau lupa? Ini hari jadi kita yang ke 3 tahun."

Jimin menutup matanya dengan perlahan, merasakan betapa lembutnya Jihyo mengusap kepalanya.
Jimin sedikit terkejut jika ia sudah selama itu tinggal ditempat tertutup seperti ini dengan Jihyo.

"Cobalah." Jihyo memberikan sendoknya pada Jimin.

Namun Jimin yang masih terlihat terkejut dengan perayaan ini memakan kuah sup tanpa ditiup lebih dulu, membuatnya langsung melempar sendok dan fokus mencoba meredakan mulutnya yang terbakar.

"Maaf, aku lupa kau tak bisa makan makanan panas."

Jihyo menarik wajah Jimin lalu menatap bibir tebal itu yang kulit sekitarnya mulai memerah.

"Kau baik-baik saja? Mau makan yang lain dulu?"

Jimin hanya mengangguk pelan, ia menerima segala hal yang diberikan Jihyo selama ini, tak diizinkan untuk menolak namun tetap ditanya maunya apa.

Jimin x Femdom (Oneshoot or twoshoot) Only!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang