Jennie menjadi salah tingkat ketika Rose terus menatapnya yang sekarang lagi menyetir itu. Pipi nya bersemu merah dan ini pertama kalinya dia menjadi seperti ini hanya gara gara seorang yeoja.
Rose terkekeh kecil"Pipi oppa merah. Apa oppa sakit?"tanyanya
"A-aniya" sahut Jennie kaku
"Cie,oppa pasti salting ditatap sama manusia secantik aku bukan?"goda Rose
"Kamu memang cantik si"jujur Jennie dan kali ini Rose yang dibuat salah tingkat oleh kata kata jujur ini.
Suasana kembali hening. Jennie kembali fokus menyetir dengan Rose yang hanya diam"Aku bingung sama kamu"ujar Jennie secara tiba tiba
"Bingung?"beo Rose
"Kamu terlalu putih"ujar Jennie"Ah,maksud aku,kamu putih seperti vampire"lanjutnya ketika melihat raut wajah bingung Rose
Rose menelan ludahnya dengan kasar dan tertawa canggung"Aku memang sudah seperti ini dari lahir si. Aku seperti kakek aku"ujarnya beralasan
Jennie mengangguk percaya"Memangnya oppa percaya kalo vampire itu wujud?"tanya Rose
"Tidak"sahut Jennie"Aku tidak pernah bertemu vampire dan aku yakin mereka tidak wujud si"
"Gimana kalo aku vampire? Apa oppa bakalan membenci aku?"
Jennie terkekeh"Kalo kamu vampire,aku tidak akan membenci kamu kok. Mungkin aja itu satu keajaiban kalo aku bertemu vampire secantik kamu"ujarnya bercanda"Lagian aku tidak percaya soal kewujudan mereka"lanjutnya lagi
Rose hanya tersenyum tipis. Hah~ Semoga aja Jennie benaran tidak akan membencinya setelah mengetahui soal dirinya itu.
:
:
:Alarm yang berbunyi menunjukkkan pukul 6 pagi itu sontak membangunkan Ryujin yang sekarang sudah selesai bersiap siap untuk berangkat ke kampus. Walaupun dia seorang vampire,dia tetap butuh tidur karna dia bukan sepenuhnya vampire melainkan dia adalah manusia setengah vampire.
"Loh,kok eonnie sudah bangun?"tanya Ryujin yang berjalan kedapur
Rose menatapnya"Mau hantarin sarapan ini buat Jennie oppa juga si"
Ryujin mengangguk paham"Memangnya kalian sudah pacaran? Hah~ Kok aku bingung ya. Apa eonnie mencintai Jennie oppa?"
Rose terkekeh kecil"Cinta? Eonnie tidak pasti soal itu si. Yang pasti eonnie bahagia bersama dia dan eonnie bisa merasakan sesuatu yang berbeda bersama dia"
"Berbeda?"beo Ryujin
"Memangnya kamu tidak merasa sesuatu yang aneh gitu?"
"Bau darah dia manis si. Sepertinya bau darah dia berbeda dari bau darah manusia yang lain"
"Nah,makanya eonnie dekatin dia. Darah dia bikin eonnie candu dan eonnie harus jadiin dia milik eonnie sepenuhnya!"
"Apa pun keputusan eonnie,aku dukung deh. Lagian aku juga hanya pembantu eonnie"
"Ryujin!"Rose menatap Ryujin dengan tajam"Kamu bukan pembantu! Kamu adek eonnie!"tegasnya dibalas cengiran oleh Ryujin.
Tibalah di kampus dan Rose bersama Ryujin langsung mencari keberadaan Jennie. Kebetulan sekali Hyunsuk juga datang bersama Jennie jadi Rose tidak perlu repot repot untuk mencari dirinya"Selamat pagi"sapa Rose
"Eoh,nuna! Selamat pagi"sahut Hyunsuk dan pandangannya tertuju kearah Ryujin yang berdiri disamping Rose"Cantik"gumamnya tanpa sadar
"Oppa,aku siapin sarapan buat kamu sama Hyunsuk"Rose menyerahkan satu bekal makanan kepada Jennie dan satu kepada Hyunsuk
"Woahhh nuna the best! Makasih ya"ujar Hyunsuk menerima bekal makanan itu
Jennie juga ikut mengambilnya"Kita sarapan bareng aja yuk"dia langsung menggandeng Rose menuju kekantin meninggalkan Ryujin sama Hyunsuk.
"H-hai"sapa Hyunsuk canggung
"Hurm"cuek Ryujin berganjak pergi dari sana
"Yahhh,ditinggal"gumam Hyunsuk sedih
Suasana dikantin menjadi heboh soalnya siswa siswi pada berkumpul disana ketika melihat Jennie lagi bersarapan berduaan bersama Rose. Namun Rose sama Jennie sama sekali tidak mempedulikan para siswa siswi itu karna mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan.
"Oppa memang sudah terbiasa menjadi pusat perhatin seperti ini?"tanya Rose
Jennie mengangguk"Soalnya dulu banyak juga si cewek yang makan bareng aku dan cewek itu juga berbeda beda si"
"Tapi sekarang sudah tidak lagi"lanjut Jennie
"Kenapa?"kepo Rose
Jennie menggedikkan bahunya"Aku sudah mula bosen si. Habisin waktu bareng cewek mulu. Aku juga kepikir kalo aku ini cowok yang bego"
"Hurm?"Rose menatap Jennie untuk meminta penjelasan
"Para cewek itu dekat sama aku karna mau uang aku doang dan dengan begonya aku tetap aja ikutin kemauan mereka"jelas Jennie
"Terus sekarang oppa sudah putus sama semua pacar oppa itu?"
Jennie mengangguk"Umur aku sudah 23 tahun. Sudah seharusnya aku serius soal perasaan aku. Aku sudah harus pikirin masa depan aku si. Lagian nanti aku juga yang harus mengambil alih perusahan Daddy"
"Kok tiba tiba oppa kepikiran soal ini?"
"Karna kamu"
"Aku!?"
Jennie tersenyum tipis"Kamu yang menyadarkan aku. Aku juga tidak tahu kenapa tapi aku merasakan perasaan berbeda ketika bersama kamu. Sekarang aku sadar kalo aku harus berubah"
Rose menggenggam tangan hangat Jennie yang berada diatas meja itu"Aku tidak pernah memaksa oppa untuk berubah. Aku menerima semua kekurangan oppa dan aku harap oppa juga bisa menerima kekurangan aku setelah oppa mengetahui rahsia yang aku tutupi selama ini"
"Aku tidak tahu apa rahsia yang kamu tutupi itu tapi yang pasti aku tidak akan tinggalin kamu. Kali ini aku mau serius"Jennie menjeda kata katanya. Dia menatap mata Rose dalam dalam"Rosie,aku mau melamar kamu untuk menjadi pacar aku dengan siswa siswi dikantin ini yang menjadi saksi. Apa kamu mau menerima aku?"
Rose tercengang. Tidak pernah dia pikirin kalo Jennie bakalan serius soal perasaan dia itu. Dia tahu kalo sekarang Jennie tulus karna dia bisa membaca pikiran Jennie.
Semua mata yang ada dikantin itu menatap kearah Rose seakan menuntut jawaban dari Rose.
"Baiklah,aku terima"
Cerita ini gak rame ya. Yaudah deh,aku cepatin alurnya dan ending sudah mendekat:)
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love Story✅
FanfictionPertemuan tanpa sengaja antara Putri Vampire dan namja badboy membuatkan satu rahsia yang selama ini ditutupi akhirnya terbongkar. Chaennie📌 Jensé📌 Fanfiction📌