TIGA

8 3 0
                                        



Kemeja kotak kotak yang sengaja tidak dikancing dengan kaos polos hitam dan celana Jeans biru dongker, Ares bak Arjuna hari itu di Kampus. Belum lama duduk, Levita datang dengan sebungkus senyuman manisnya. Levita membawa bingkisan. Ceria sekali.

" Ini apaan ? " selidik Ares sambil membuka bingkisan yang di beri Levita.

" Kaos. Suka ? "

" Couple ? " kata Ares. Ia terkejut bukan main dengan kaos yang ternyata sama persis yang di kenakan oleh Levita. Lengan panjang berwarna merah yang lengannya ada pola berwarna putih.

" Aku ditawarin temen. Dia punya butik gitu terus katanya punya kaos kembaran. Aku liat kayaknya bagus. Kalem. Aku beli aja "

" Ihh ogah pake beginian " kata Ares lekas menyerahkan kaosnya buru buru pada Levita. Ia bergidik geli.

Tapi Levita menatapnya serius. Senyum di bibirnya yang manis tadi lenyap begitu saja. Ares berpikir ulang. Lalu meraih kaosnya lagi karena takut di amuk Levita. Wanita itu kemudian tersenyum girang.

" Nah ganti baju sana "

" Sekarang ? "

" Iya. Pulang kuliah kan kita mau Fitting "

" Yaudah pulangnya aja kan bisa. Aku malu pake ginian. Kaya anak tanggung tau gak "

" Gak mau. Pake sekarang "

Lalu pandangan teman sekelas Ares jadi tertuju padanya. Seperti panggung drama. Ares mengedarkan pandangannya. Malu. Tapi Levita cuek.

" Ayo Ares ! "

" Sabar napa. Baru juga mau bangun " ucapnya seraya pergi menuju kamar mandi untuk mengganti kaos pemberian dari Levita diikuti siulan dan ledekkan dari seisi kelas.

Ares berjalan dengan wajah sebal diantara lorong kelas Kampusnya. Melewati gerombolan mahasiswa yang bertebaran di sepanjang lorong. Ada yang sibuk ngobrol berkelompok. Ada yang menyendiri berjalan sambil mengenakan Earphone di telinganya.

Belum jauh melangkah, Ares bertemu dengan salah satu sahabatnya. Seseorang yang paham sekali Ares dan sangat bisa diandalkan dalam segala situasi yang Ares hadapi. Tentu saja sahabatnya tahu betul bila Ares seorang playboy handal.

" Kenapa murung banget Res ? " sapa sahabatnya sambil merangkul Ares dengan akrab sekali.

" Tau ah. Pusing gue Ben "

" Mau gila kali lo "

" Sembarangan lo. Ini gue disuruh Levita pake kaos pemberian dia " adu Ares sambil menunjukkan kaos dihadapan sahabatnya. Beni.

" Wih cakep. Kalo lo gak mau biar buat gue aja "

" Bukan gitu. Masalahnya kaosnya samaan sama punya dia "

Beni tertawa. Puas sekali.

" Ketawa aja terus gue sumpahin aus lo lama lama "

" Ah sensi banget " kata Beni sambil menyikut Ares. " Jadi lo udah fix sama Levita nih ? "

" Aduh pokoknya ribet deh gue gak ngerti lagi "

" Tumben. Biasanya kan lo cuek aja "

" Gue gak tau. Tiba tiba aja ngerasa gak tega tapi kalo gue gak gerak pasti lebih jauh lagi "

" Terus ? "

" Levita pengen gue nikahin dia "

" Loh katanya dia mau di jodohin " kata Beni. Terkejut sekali. Lalu membiarkan temannya itu masuk kamar mandi yang pintunya memiliki celah dibawah dan satu atap dengan ruangan.

" Dia ngotot katanya bilang gak pengen putus sama gue. Yaudah gue minta jaminan aja kalo dia gak bakalan nikah dan tetep sama gue "

" Berani banget lo "

" Gue gak bisa mikir panjang lagi. Ternyata dia sanggupin. Eh Jerry pake ngasih saran nikah segala "

" Serius lo ? Terus ? "

" Lu tau lah Levita kayak apa "

" Hahahaha anjir dong pasti langsung tuh Levita tancap gas setuju sama pendapat Jerry "

" Nah itu kenapa gue kusut banget " kata Ares keluar dari bilik kamar mandi dengan mengenakan kaos pemberian Levita.

" Sob. Tapi sebenernya gak ada salahnya sih kalo lo jalani semuanya sama Levita. Cantik, pinter, anak tajir lagi "

" Gue malah ngerasa sebaliknya. Gak bisa sama dia. Tapi beberapa hari ini gue lagi penasaran sama cewek "

" Cakep ? "

" Cakep dong tapi gak tau kenapa rasanya susah banget deketin dia "

" Istri orang kali yang lo deketin "

" Bisa jadi. Tapi lo tau kan gue gak suka Anjing dari dulu. Dia punya Anjing gede banget. Malah sampe kena gigit sama Anjingnya "

" Hahahaha "

" Sakit woi ! " protes Ares setengah berteriak ketika Beni dengan sengaja menepuk pantat Ares yang lebih mengarah pada luka di paha bagian kanan. " Kok lo tau luka gigitannya disitu. Awas lo ngintip ngintip "

" Apaan sih. Gue masih normal kali. Kan kalo lo di gigit pasti lukanya di belakang dong. Cuma nebak aja yang kebetulan pas banget "

" Mending pikirin deh gimana caranya gue bisa deketin dia tanpa gangguan dari Milo "

" Siapa lagi tuh Milo "

" Anjingnya "

" Buset gue kira siapa "

" Malah gue tau duluan nama Anjingnya daripada orangnya "

" Gini gue punya ide buat solusi lo "

" Apaan ? "

" Culik aja Milo "

(Bersambung )

# # #

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merah StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang