EPILOGUE

5.4K 292 15
                                    

Jeno pulang ke apartemen miliknya dengan kondisi badan yang sangat letih, sebab sudah beberapa hari ini Jeno sangat sibuk dengan pekerjaannya dan menyebabkan tidurnya menjadi tidak teratur.

Beruntung kini Jeno sudah bisa hidup mandiri dengan baik, jadi saat Jeno pulang apartemen miliknya itu selalu dalam keadaan bersih dan rapih hingga saat ia pulang tidak perlu repot-repot perlu membereskannya dulu baru pergi beristirahat.

Jeno melepas sepatunya dan saat ia hendak menaruh sepatunya itu di rak sepatu ia mendapati ada sepatu milik seorang wanita, dan Jeno sudah tidak terkejut lagi karena hanya dirinya dan kedua orangtuanya saja yang bisa masuk ke apartemen.

"Ibu?" Panggil Jeno, ia berjalan menuju ruang tengah seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Tidak ada sahutan yang Jeno dapatkan namun aroma lezat masakan langsung menyeruak ke indra penciumannya, Jeno tersenyum dan langsung berjalan menuju dapur.

"Sudah aku bilang bukan jika Ibu ingin berkunjung ke apartemenku Ibu harus beritahu aku dulu." Ujar Jeno pada sosok wanita yang tengah membelakanginya itu.

Wanita itu menoleh dengan senyuman paling manis yang terukir di wajahnya, dan betapa terkejutnya Jeno saat mengenali siapa sosok tersebut.

"Hai, Jeno." Sapa wanita itu.

Mata Jeno terbelalak dengan mulut sedikit menganga, ia melihat kehadiran wanita itu dengan tidak percaya.

"Karina..."

Jeno mengedipkan matanya cepat lalu menggelengkan kepalanya. "Entah apa karena aku yang terlalu lelah akibat kurang istirahat atau karena aku terlalu merindukannya, sampai sampai aku berhalusinasi akan kehadirannya seperti ini."

Jeno melangkah mundur dan berbalik, tiba-tiba saja kepalanya terasa berkedut pusing hingga ia memutuskan untuk pergi dari area dapur saja.

"Kau sedang tidak berhalusinasi, kehadiranku nyata, Jeno." Ujar Karina, ia berjalan mengikuti Jeno ke arah ruang tengah dan menarik lengan Jeno.

Jeno menoleh, ia memandangi Karina dari ujung kepalanya hingga ujung kakinya. Ia tampak begitu sehat tidak seperti terakhir kali Jeno bertemu dengannya, bahkan kini Karina tampak sudah bisa berdiri dan berjalan dengan normal lagi.

"Kau?"

Karina menganggukkan kepalanya, "Aku ingin memaafkanmu, karena itu aku datang berkunjung ke rumahmu tapi ternyata kau sudah tinggal di apartemen seorang diri. Nyonya Lee lalu memberitahuku password pintu apartemenmu jadi karena itu aku bisa masuk diam-diam kesini untuk mengejutkanmu akan keberadaanku." Jelas Karina.

"Kau memaafkanku?" Tanya Jeno.

Karina lagi-lagi menganggukkan kepalanya terlihat lucu, "Iya, aku sudah memaafkanmu, Jeno." Jawab Karina dengan tersenyum.

"Sudah sepuluh tahun berlalu, Karina. Dan kau baru memaafkanku sekarang?"

"Maaf jika telah membuatmu menunggu terlalu lama."

Karina meraih kedua tangan Jeno lalu menggenggamnya, namun bukannya senang Jeno justru menepisnya dengan kasar. Entah apa karena ini efek lelah atau apa, namun ekspresi wajah Jeno terlihat tidak begitu bersahabat saat menatap wajah Karina.

"Aku hampir gila karena terus merindukanmu sampai-sampai ingin mati rasanya, tapi kau? Kau seolah baik-baik saja dibandingkan denganku." Ujar Jeno, alisnya bertaut.

Karina ingin kembali menggenggam tangan Jeno, namun dengan cepat Jeno melangkah pergi meninggalkan Karina menuju kamarnya.

"Jeno, tunggu! Biarkan aku masuk!"

Jeno menyerah saat ia berusaha menutup daun pintu kamarnya, sebab Karina terus memaksa ingin masuk dan setengah dari tubuhnya sudah masuk. Jadi mau tak mau Jeno membiarkan Karina masuk agar ia tidak terjepit.

Stay With Me : Karina Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang