Dua

628 39 1
                                    


"Oppa?"

Jiyong tidak menyahut  terlalu asik dengan handphonenya. Lisa melipat kedua tangannya di depan dada kekesalannya diujung tanduk.  Ia menjatuhkan bokongnya dengan keras di sofa tempat Jiyong berada. 

"Fuck" Jiyong kesal handphonenya jatuh tepat mengenai hidungnya. Ia tersadar ternyata Lisa ada di sebelahnya.    

Kemudian Jiyong bangun dan mengecup pipi Lisa. Ia meminum susu coklat yang ada di meja. Jiyong mengernyit bingung melihat Lisa hanya diam dan fokus ke depan, tidak meliriknya sama sekali. Raut wajah Lisa sepertinya menandakan bahwa ia marah. 

Jiyong semakin bingung dan ia memutuskan untuk bertanya. "Waeyo Lisa-yaa?"

"Apa aku ada salah?" 

"emmmm, okee kalau begitu aku minta maaf ya ya?" tangan Jiyong hampir memegang pipi Lisa tetapi langsung ditepis. 

 "Memangnya kau punya salah apa oppa?" 

Jiyong tidak ada niatan untuk berbicara, biarkan Lisa yang mengutarkannya. Sehingga ruangan tamu hening tidak ada suara  untuk beberapa saat. Lisa menyandarkan tubuhnya di sofa. 

"Oppa masih memiliki hubungan yang cukup dekat ya dengannya?"

"Apa yang oppa lakukan barusan di handphonemu?"

"Oppa ingin kembali dengannya?"

" Apa kalian punya project bersama sehingga bertanya hal yang tidak penting ?" tutut Lisa.

Jiyong yang mendengarnya terkejut, ia menormalkan kembali raut wajahnya setenang mungkin. Ia menarik tubuh Lisa ke pelukannya dan menaruh dagunya di bahu Lisa. Sehingga pipi mereka menempel. 

"Aku dan Dara noona hanya bertanya kabar, tidak ada hal yang lain sayang."

"Akhh aku mengerti, tadi Oppa mengabaikanku gara-gara Dara unnie?" 

Jiyong merutuk dalam hatinya. "Kita hanya teman dekat Lisa, Kita sudah tidak punya perasaan lebih satu sama lain dan perasaanku hanya untukmu Lisa." 

Lisa mengembungkan pipinya dan berusaha mempercayai perkataan kekasihnya. Ia tersenyum tipis dan mengecup bibir Jiyong. 

 "Baiklah, aku percaya padamu oppa." 

Jiyong tak ingin menyiakan kesempatan itu.  Kemudian menarik leher Lisa tetapi sayangnya  Lisa menolehkan wajahnya ke samping. 

"Andwae oppa, aku butuh tidur." Lisa berdiri meninggalkan Jiyong  beranjak ke kamarnya.

"Yakk Lalisaaa, kau meninggalkan kekasihmu sendirian disini?"

Lalisa menggumam dengan pelan. Kemudian Lisa berteriak cukup keras. "Kalau oppa mau pulang, pulang saja. Tapi aku tak keberatan kalau kita hanya tidur bersama dikamar."

Mendengar perkataan tersebut, Jiyong senang bukan main. Ia segera bergegas menyusul Lisa sebelum Lisa berubah pikiran.

Dua sejoli itupun tertidur berhadapan dengan berpelukan sampai matahari tenggelam. Jiyong mendatangi apartemen Lisa sewaktu matahari baru saja terbit.




                         *************************************************************

Niatnya mau ngetik buat new  bab malah revisi ehehehe, maap ya

vote dan komen guys!


BELIEVE IN YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang