Putri Salsabila adalah gadis pemalas yang hobinya hanyalah menghayal menjadi seorang istri dari Idolanya. Setiap malam tiada satu haripun dari sujudnya tak hentinya meminta kepada Sang Khalid untuk mengabulkan setiap do'a yang gadis itu panjatkan."Aduh kalau gue jadi istrinya Kim Namjoon. Beuh, bisa jadi aunty rich dah gue.. langsung Drop some money, all this bread so yummy, yeah... wkwkwkwkwk" tawa gadis berusia 21 tahun itu di dalam kamarnya.
Saat ini Putri tengah membaca sebuah novel yang berjudul 'Sinner'. Dimana di dalam novel tersebut hanya berisi tentang adegan 21++ yang nauzubillah. Tapi tetap saja di baca oleh putri sampai habis meski ujung-ujungnya, buku itu ia banting juga.
Brak...
"Anjing, ih. Maruk.. novel sialan. Astagfirullah alazim.." marah Putri yang di akhiri dengan ucapan istighfar.
"Isabella, maruknya astagfirullah. Sana-sini mau aja di sodok, ih. Ini juga para pemeran utama cowok, mau aja sama bekasan. Dah digilir itu woy, enggak takut HIV apa??" Putri masih melanjutkan cacian yang ia tujukan kepada buku yang sudah terkapar di lantai sana.
🎶Isabella adalah....
Kisah cinta yang memarukkan..
Baguslah mereka berpisah..
Biar enggak jadi terjangkit penyakit..
Isabella ANJINGGGG🎶Suara sumbang yang boleh di adu, putri keluarkan untuk parah tokoh yang ada di dalam novel yang bergenre romantic classic. jari tengahnya terangkat saat di akhir nyanyiannya.
"Mending tuh pemeran cowok pada ngejar Brisia, figuran yang kalem, cantik, baik hati,di jamin masih segel. walau bapaknya kaga merhatiin dia sama kakaknya yang gue pengen banget ruqyah, asli." kata Putri. "Napa setiap kali gue baca novel tema klasik, tuh, pasti ada aja anak yang terbuang tak di dipedulikan bapaknya. Hey penulis novel. Tolonglah kreatif dikit.. yang bucin-bucin dong bapaknya biar aqu nih jadi irwy, gitcu.." ke alayan gadis itu kembali.
Sibuk dengan makiannya, putri tak sadar pintu kamarnya kini di ketuk dari arah luar. Suara ratu yang menguasai rumahnya terdengar nyaring menusuk telinga.
"PUTRI BANGUN KAMU. ANAK GADIS DARI PAGI SAMPAI PETANG, KERJANYA DI DALAM KAMAR TERUS. MENDING KALAU DI DALAM KAMARNYA KAMU NGASILIN DUIT. INI MALAH NGASILIN ILER DOANG.. BANGUN PUT' BANTUIN IBU MASAK. ATAU KU PANGGIL BAPAKMU NIH, BIAR NGEDOBRAK PINTU KAMARMU.." ancam si nyonya ratu. Putri yang tadinya ingin melanjutkan makiannya dalam mimpi. Kini harus mengurungkan niatnya hanya untuk membantu sang nyonya rumah.
Pintu kamar terbuka. Tampak putri sedang berjalan menuju dapur melewati sang ibu. "Astagfirullah Mak, enggak usah teriak-teriak napa. Malu sama tetangga, anak gadisnya di teriakin mulu.." protesnya.
Ibu Hasni, mamak dari Putri hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku putrinya yang satu itu. "Salah sendiri masih anteng dirumah, bukannya nyari kerja".
"Tapi enggak usah teriak-teriak mak, kan malu di depan tetangga. Gimana kalau ada yang denger terus ngegosipin Putri ampe Kim Namjoon denger. Kan putri jadi malu, image anakmu yang paling cantik ini bangun kan jadi rusak mak.." keluhnya. Ketokan sayang dari ibunya, putri dapat.
"Mimpimu, sana bangun.." ucapan ibunya menusuk ke dalam hati Putri. Gadis itu pun mulai mendrama. "Emak tega amat, potek ini hati mak.." tangannya ia letakkan di dada bagaikan curut yang tengah tersakiti.
"Enggak usah alay Put'. Sana pergi beliin ibu masako di warung, dari pada kamu banyak ngoceh di situ enggak bantuin ibu." Buk Hasni menyodorkan uang sepuluh ribu pada Putri yang di ambil gadis itu langsung. "Kan Putri bantu mamak masak lewat do'a" katanya langsung meninggalkan ibunya yang sekali lagi ingin menggetok kepala putri keduanya itu.
"Assalamualaikum Mak.." teriak gadis itu saat tiba di depan pintu rumah.
Langkah kaki Putri riang menuju warung yang tak jauh dari rumahnya. Meski setiap kali melewati tetangganya yang sedang duduk di depan teras rumah mereka, gosip tentang dirinya yang menganggur hilir mudik memasuki gendang telinga. Putri tak hiraukan, toh bukan mereka yang memberi ia makan.
"Dasar kang gosip. Kena ajab, mampus tuh. Biar ada sinetron Indosiar yang baru nanti yang berjudul 'karena bibirku yang suka ngegosip, aku pun mati tertabrak tokek sekebun' " cibir putri yang kini sudah tiba di warung buk Fitri.
"Buk' Fitri, mau beli nih.." panggilnya. Wanita paruh baya muncul dari arah dalam warung. "Eh nak Putri, mau beli apa nih nak??"
"Masako buk lima ribu" jawab Putri. Sepuluh bungkus masako harga lima ratus rupiah dalam kantong plastik bening ia terima. "Ini, sekalian kembalian lima ribunya buat bayar utang adek kamu si Solihin, tadi ambil dagangan ibu tadi." Ucap buk Fitri. Putri mendengus kesal, adik bungsunya itu benar-benar mengajaknya perang rupanya. Kembalian yang seharusnya menjadi ongkos jalannya ke warung. Kini raib di ambil adiknya untuk membayar utangnya yang ada di warung..
Senyum paksa Putri tunjukkan. "Gpp buk, saya permisi pulang dulu. Takut emak nyariin, soalnya masakonya buat masak.." buk Fitri menganggukkan kepalanya.
Langkah kaki Putri membawanya menjauh dari warung buk Fitri untuk kembali pulang kerumahnya. Di perjalanan putri tak henti-hentinya menggerutu pasal sang adik yang tega membuatnya kehilangan pundi cuan untuk kantongnya yang kering kerontang.
Tanpa sadar dari arah belakangnya, mobil yang tengah melaju kencang menabrak badan tidak kurus, tidak gemuk milik Putri..
BRAKKKK...
Tubuh putri terlempar cukup jauh. Suara warga dapat gadis itu dengar di tengah-tengah kesadarannya yang perlahan menghilang.
Ya Allah, hamba tau hamba memiliki banyak dosa. Tapi hamba mohon, Engkau Yang Maha Kuasa dapat memberikan hamba kesempatan kedua. Hamba belum ingin mati di situasi hamba yang memiliki banyak dosa ini...
Do'a nya di akhir hidup gadis itu..
TBC....
Cerita baru horeee... Padahal TCVL belum tamat. Tapi mau bagaimana ya, soalnya TCVL dah mau mendekati tamat meski masih ada beberapa part lagi mendekati part untuk tamat..
Pokoknya dukung Sinner, sama TCVL.. insyaallah, TCVL aku usahain update tiap hari...
Jangan lupa vote vote vote...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinner!!
FantasyBUKAN NOVEL TERJEMAHAN... FOLLOW AUTHOR DULU KALAU MAU BACA, KALAU ENGGAK MAU YA GPP.. "pokoknya pertunangan ini harus batal, saya tidak mau tau, Duke" matanya berkilat marah dengan bungkus pakaian yang disangkutkan ke sebatang ranting kayu yang cuk...