Sampai di rumah Ilham. Mutia yang turun dari mobil dan melihat suasana rumah Ilham yang terlihat sangat sejuk, walaupun tempatnya kecil, tapi terlihat sangat rapi. Memasuki ruangan tamu, Mutia langsung di kejutkan dengan hiasan dinding yang begitu cantik menghiasi ruangan itu.
"Kak, silahkan duduk. Ilham mau panggil ibu dulu," kata Ilham, Mutia hanya tersenyum.
Duduk di kursi yang sangat klasik dengan warna coklat namun membuat Mutia merasakan nuansa yang berbeda dari rumahnya Ilham.
"Hai Tante," kata Mutia begitu langsung menyalaminya.
"Ini yang namanya Mutia, cantik banget ya," kata nya sambil menatap Ayu.
"Makasih Tante."
"Ngomong-ngomong tante belum masak nih, kalian mau makan apa?" tawarkan pada Mutia dan Ilham.
"Ga usah repot-repot tante, nanti biar saya beli makan aja."
"Justru Tante yang merepotkan kamu, yaudah Tante masak dulu ya," kata nya langsung pergi ke dapur.
"Bagaimana kalau saya bantu Tante masak?" Ilham terkejut bukan main mendengar ucapan Mutia.
"Jangan kak, Ilham ga enak kalau jadi ngerepotin kakak," kata Ilham yang menatap Mutia.
"Gapapa Ilham, justru gue seneng bisa bantu lu."
"Boleh kan Tante?" Mutia memastikan lagi.
"Iya boleh,"
Mutia dan Tante Sindi terlihat sangat akrab saat memasak. Pandangan Tante Sindi tertuju pada kalung yang di pake oleh Mutia. Sangat sedang mengiris tidak sadar tangan teriris membuat Mutia terkejut.
"Tante, kok bisa ga fokus sih, yaudah nanti duduk dulu ya," kata Mutia yang mencari sesuatu di tasnya.
"Ya Allah ibu, kok bisa sampai ke iris gitu," ucap Ilham yang kaget.
"Ham boleh minta tolong ga?"
"Boleh kak," kata Ilham.
"Tolong ambil air, biar lukanya di bilas." Mutia yang melihat darahnya yang mengalir begitu deras.
Setelah Ilham datang mengambil air. Mutia perlahan membilas tangan Tante Sindi setelah itu, dia mengobati luka nya dengan mengunakan kotak p3k. Setelah lukanya sudah tertutup rapat, Mutia langsung menutup kotak p3k nya dan langsung menyimpan nya.
"Maaf ya, jadi bikin kamu repot."
"Iya gapapa Tante," Mutia tersenyum.
"Tante mau tanya, kalung yang kamu pake itu kamu beli dimana?" Sontak itu membuat Mutia terkejut.
"Ini dari mamah saya Tante," ucapan Mutia berhasil membuat Tante Sindi bingung.
"Oh gitu."
"Kalung itu persis yang aku berikan untuk, tapi kayaknya ga mungkin deh," ucap Tante Sindi.
"Kalau gitu, biar saya aja yang masak Tante, sekalian bantu-bantu disini." Ilham dan Tante Sindi terkejut dengan ucapan yang barusan di denger.
"Kakak emang bisa masak," ucapan Ilham membuat Mutia sedikit terkekeh.
"Tapi kamu yakin, mau masak sendiri?" Mutia mengangguk kecil.
"Tenang aja tante, aku bisa kok. Kalian tunggu aja disini," kata Mutia sembari berjalan.
Di dapur Mutia langsung memotong bawang dan langsung menumis nya masakan itu. Setelah itu langsung menyajikan di atas meja.
"Kak, dari bau nya aja udah enak loh," uji Ilham untuk masakan Mutia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just for you [HAMPIR END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA HAI GAIS CERITA BARU Terdapat geng yang bernamaThe Bachelor's terdiri dari Aldi, ridho, Reno Ketua geng itu bernama Aldi. Mereka sangat angkuh dan sombong terlebih Aldi yang bisa di bilang cowok terkeren di SMA Argantara. ...