8. SAKIT

86 10 2
                                    


Happy Reading!!!

Seperti biasanya sepulang sekolah Shandy akan bersiap untuk kembali bekerja di minimarket, sekarang ini Shandy berada di pinggir jalan tepatnya tukang tambal ban karena dengan sialnya ban motornya bocor, sangat sangat sial karena selain menghabiskan uang ia juga jadi terlambat ke tempat kerjanya.

Shandy memilih duduk di warkop dekat bengkel dan memesan segelas kopi sambil menunggu motornya selesai di ganti ban.

"Sial banget sumpah, udah tau dompet lagi tipis-tipisnya malah ban bocor." Gerutunya.

Tak lama kemudian motor Shandy telah selesai di ganti ban nya, ia segera membayarnya dan melajukan motonya kembali agar cepat sampah di minimarket karena ia sudah telat beberapa menit.

Sesampainya di minimarket ia langsung masuk dan memposisikan dirinya berdiri di kasir untuk melayani para pelanggan yang keliatannya cukup ramai.

"Tumben banget telah Shan." Ucap Alma salah satu pegawai di minimarket juga, usia lebih tua di atas Shandy.

"Iya nih kak, biasa ada masalah kecil ban motor Shan bocor tadi." Balas Shandy yang dibalas anggukan oleh Alma.

Seorang lelaki masuk ke minimarket dan tentu saja membuat Shandy menoleh dan kaget melihat siapa yang masuk ke minimarket, itu Rizky selingkuhan Jessy tapi sepertinya Rizky belum menyadari keberadaan Shandy.

Tak berapa lama Rizky menghampiri kasih dengan membawa beberapa minuman dan snack, Shandy yang melayani nya tentu saja membuat Rizky juga kaget dengan keberadaan Shandy sebagai kasir minimarket.

"Ini saja mas? Ada tambahan?" Ucap Shandy sambil menghitung barang-barang Rizky.

"Nggak itu aja, btw pantes aja ya Jessy ninggalin lo, kerjaannya cuma jadi kasir minimarket." Ucap Rizky meremehkan.

Shandy tidak terpancing dia berusaha profesional, "Totalnya 40.000 mas." Shandy berusaha untuk sesantai mungkin.

Rizky dengan sombong nya memberikan selembar uang seratus ribu, "Ambil aja semuanya, lo lebih butuh." Rizky mengambil belanjaannya dan segera pergi keluar dari minimarket.

"Cih, sombong banget mentang-mentang punya duit banyak." Cibir Alma yang sedaritadi sudah mendengar percakapan keduanya.

"Udah lah kak gpp, orang kayak gitu mah diemin aja." Ucap Shandy.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Disisi lain Jessy sedang berada di tempat penginapan nya bersama Rizky, jika kalian tanya kenapa tidak di rumah neneknya saja padahal tujuan Jessy ke Bandung kan untuk neneknya, jawaban nya karena Jessy dan Rizky sepakat untuk menyewa penginapan saja karena rumah neneknya penuh dengan kerabat Jessy yang datang menjenguk neneknya, cih alasan saja bilang aja mau berduaan.

Rizky masuk ke penginapan dan menghampiri Jessy yang sedang asik menonton drama sinetron kesukaannya, bukan azab atau suara hati istri kok tapi drama anak muda.

"Hai sayang, aku habis beli beberapa cemilan sama minuman nih." Ucap Rizky sambil meletakkan plastik belanjaan nya di meja.

Jessy membuka plastik tersebut dan mengambil ciki kesukaannya, "Makasih Rizky." Ucapnya.

"Iya sama-sama, btw nih tadi di minimarket aku ketemu Shandy. Dia jadi kasir disana."

"Oh iya? Terus terus." Jessy jadi penasaran.

"Ya gitu deh, pantes ya kamu selingkuh dari dia orang dia aja kerjaannya jadi kasir."

Jessy sebenarnya masih mempunyai rasa kepada Shandy hanya saja ego nya saat ini hanya mementingkan kebahagiaan nya saja dengan mempunyai kekasih yang bisa membelikannya apapun dan tidak berkekurangan.

"Iya sayang, aku beruntung banget ketemu sama kamu, hihi." Jessy lalu memeluk erat tubuh Rizky.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆


Malam ini Shandy meminta izin kepada Gama untuk tidak bekerja di kafe Moonlight dulu, sejak tadi pulang dari minimarket Shandy merasakan sakit luarbiasa di kepalanya jadilah ia dikosan sekarang dan hanya tiduran di kasur sejak tadi.

"Sshh kok makin sakit ya." Shandy memijat kepalanya yang semakin terasa sakit.

Shandy mencoba memejamkan matanya, tapi bukannya hilang sakit nya malah semakin terasa. Shandy menyerah dan memilih menghubungi kedua sahabatnya untuk segera datang dan membelikannya obat.

Tak lama Gama serta Fernand datang dengan dengan membawa beberapa obat-obatan dan makanan untuk Shandy.

"Lo udah makan belum? Kalo mau minum obat makan dulu." Ucap Fernand dan di balas dengan gekengan oleh Shandy.

Fernand membuka bungkus nasi goreng tersebut dan membantu Shandy duduk, "Nih lo makan, habis itu minum obat yang tadi gue sama Gama beli."

Shandy memakan nasi goreng tersebut dengan perlahan, sebenarnya dia sangat tidak  berselera untuk makan tapi dia juga tidak enak dengan kedua sahabatnya yang sudah mau di repotkan begini.

"Lagian tumbenan Shan lo sakit, padahal lo kan jarang sakit." Ucap Gama.

"Gak tau Gam, tadi tiba-tiba pusing banget terus pusingnya makin nambah." Jawab Shandy dengan suara yang sangat lirih.

"Yaudah nih lo minum dulu, tunggu makanan nya turun baru minum obat." Ucap Fernand, sepertinya sahabatnya ini memang cocok jadi dokter tapi malah masuk jurusan IPS sepertinya karena ikut-ikutan.

"Fer, kita nginep aja kali takut ni anak kenapa-napa mukanya dah pucet banget tuh." Usul Gama.

Fernand mengangguk setuju, "Ni Shan minum obatnya habis itu lo tiduran aja." Fernand memberikan obatnya dan langsung diterima oleh Shandy.

Setelah itu Shandy tidur kembali, Gama dan Fernand sekarang tengah sibuk membereskan bekas makan Shandy tadi.

"Lo mau di pijitin kagak kepalanya?" Tawar Gama.

Shandy tertawa pelan, "Tumben banget lo, tapi boleh lah pusing banget nih." Tanpa basa-basi Gama langsung memijat pelan kepala Shandy hingga perlahan Shandy tertidur.

"Fer, kok lama-lama kepalanya panas." Ucap Gama yang merasakan panas dari kepala Shandy.

Fernand segera mendekat dan mengeceknya, "Demam nih anak, gue siapin kompresan dulu deh." Ucap Fernand.

Fernand mengambil kain kecil serta baskom berisi air, dia segera membasuh kain tersebut dengan air lalu menaruh kain tersebut di dahi Shandy.

"Besok kita sekolah atau disini aja?" Tanya Gama yang langsung dibalas dengan tatapan tajam andalan Fernand.

"Jangan jadiin ini alasan lo gak masuk sekolah, Shandy juga pasti bakal maksa diri dia buat sekolah." Ucap Fernand yang tau akal-akalan Gama.

"Yaudah iya-iya besok sekolah, tapi gue gak bawa baju seragam."

"Motor lo gak ada gunanya kalo gak lo gunain buat ambil seragam lo besok." Lagi-lagi Gama hanya bisa menurut karena semakin ia menjawab pasti kata-kata nya selalu dimatikan oleh kata-kata Fernand yang memang selalu benar.

"Mending lo tidur, gue gak mau bangunin lo besok." Ucap Fernand.

"Ck, iya-iya astagfirullah salah apa gue temanan sama lo Fer."

"Kebalik harusnya gue sama Shandy salah apa bisa punya temen slengean kayak lo." Pedes sekali mulut Fernand ini.

-BERSAMBUNG-


Halo people!
Aku up lagi niii.
Jadi aku bakal munculin konflik nya tuh nanti pelan-pelan.
Buat alur sama endingnya mau kayak gimana itu juga aku dah dapet gambaran tinggal mikirin dialog sama penulisan aja.
So, jangan lupa buat vote sama comment yawww!

Jangan lupa follow juga!!!

Thank u and Bye-Bye!

DIA SHANDY - UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang