Zhehan duduk sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Mulut terkatup rapat sementara pandangannya menatap lurus pada laki-laki yang duduk di hadapannya. Gong Jun duduk bersandar di hadapan Zhehan dengan raut wajah tidak kalah serius. Sorot matanya tajam mengarah pada Zhehan, menolak untuk menyerah di bawah intimidasi sang omega. Bagaimanapun dialah sang alpha di sini dan sudah seharusnya Alpha mendominasi Omega. Dia tidak akan biarkan Zhehan berulah seenaknya. Jari panjang dan ramping milik Gong Jun mengetuk permukaan meja dengan irama perlahan. Detik berlalu tanpa sepatah kata terucap di antara mereka. Perang tatapan masih berlangsung hingga helaan nafas cukup keras akhirnya terdengar dari pihak Gong Jun.
"Jangan menghela nafas, nanti kau sial.". Zhehan mengingatkan dengan nada serius.
Gong Jun memutar bola mata. "Omong kosong!" gumamnya. Zhehan sudah bersiap hendak membantah namun gerakan tangan Gong Jun membuatnya terdiam. "Baiklah. Aku akan menuruti keinginanmu dengan tiga syarat."
"Katakan."
"Pertama, kau harus membayar langsung padaku setiap minggu. Aku tidak akan menentukan besarnya cicilanmu. Satu minggu tidak ada pembayaran, aku berhak memberikan sanksi kepadamu. Pembayaran tanpa tatap muka kuanggap tidak berlaku."
"Baik. Aku setuju."
"Kedua, selama hutangmu belum lunas, kau tidak boleh berhubungan intim maupun romantis dengan siapapun kecuali dengan diriku." Zhehan langsung menunjukkan ekspresi keberatan. "Aku akan memberimu keistimewaan untuk ini. Setiap kencan yang kita lakukan, akan kuhargai dengan mahal. Katakanlah, 10k untuk kencan biasa, 25k untuk seks tanpa penetrasi, 50k untuk seks dengan penetrasi..-"
"Aku tidak menjual tubuhku, Sialan!" maki Zhehan seraya menggebrak meja.
"Kalau begitu kembalikan semua uangku sekarang!" balas Gong Jun tidak mau kalah. "Kau seharusnya berterima kasih padaku, Dage. Aku sangat murah hati dan penuh kompromi," keluhnya. "Kau lupa apa saja yang sudah kita lakukan kemarin? Kita sangat menikmati..-"
"Tidak usah bicara sampah!" potong Zhehan tidak sabar. Namun dia tidak bisa menutupi telinganya yang memerah. "Aku setuju, tapi aku tidak mau ada pemaksaan."
"Baiklah," balas Gong Jun dengan ekspresi senang.
"Lanjutkan persyaratanmu," kata Zhehan seraya menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Dia merasa tidak memiliki alasan lain untuk mendebat Gong Jun. Gong Jun tersenyum samar ketika mengamati Zhehan yang tampak gusar namun tidak bisa banyak membantah. Nada suara Gong Jun kini terdengar jauh lebih ringan.
"Ketiga, aku bebas menemuimu kapan saja, dan kau tidak boleh menolak atau menghilang dari ku. Bagaimana?"
Zhehan terdiam beberapa saat. Sebetulnya yang dia inginkan saat ini hanyalah kebebasan. Secepatnya bisa meninggalkan tempat ini semakin bagus. Sayang sepertinya melepaskan diri sepenuhnya dari Gong Jun tidak akan mudah. Tapi kalau dipikir lebih jauh, apa ruginya menanggapi orang ini? Jatuh ke tangan Gong Jun sejauh ini terlihat tidak menakutkan. Alpha mana yang berniat untuk melakukan negosiasi semacam ini dengan omega seperti dirinya? Lagipula Gong Jun bukan alternatif yang buruk. Pria itu kelihatan baik dan seksnya luar biasa. Meski dirinya tidak memiliki perasaan apapun saat ini, mungkin dia bisa mengandalkan Gong Jun untuk melalui periode heat selanjutnya.
Kenapa dia malah berpikir ke sana?
"Baiklah," ujar Zhehan akhirnya. "Tapi aku tidak ingin ada penyadapan, penyusupan, pelanggaran privasi dan semacamnya. Ini sepenuhnya antara kau dan aku."
"Deal. Pelanggaran sedikit saja terhadap syarat ini, aku berhak melakukan apapun padamu."
"Bagaimana kalau kau yang melanggar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond and Pearl
Fiksi PenggemarAlpha Gong Jun, anak seorang mafia hiburan malam menemukan Omega Zhang Zhehan sedang menjadi objek lelang di salah satu propertinya. Tidak tahan melihat kondisi Omega tersebut, Gong Jun yang tadinya tidak berminat untuk ikut serta dalam acara lelan...