Sunghoon melambai pada Pamannya setelah sampai di depan gerbang, tersenyum tipis hingga mobil hitam metalik itu berlalu.
Para siswi yang berada di sekitarnya dibuat terpana pada senyuman yang begitu jarang, bahkan ada yang baru melihatnya hari ini. Mereka bersorak mimpi apa semalam bisa melihat senyuman seorang Sunghoon.
"Liat ga tadi, sumpah ini masih pagi woiii"
"Jelas banget elah, manisnya bisa bikin kadar gula darah gue naik kayaknya"
"Sunghoon!!! Ga kuat gue"
Itu semua di dengar Sunghoon, pria Park itu langsung menurunkan garis senyumannya. Berjalan dengan raut datar, tak memperdulikan sekitar. Bahkan sosok guru yang biasanya di panggil dengan Pak Hobi yang menyapanya Sunghoon lewati begitu saja.
Sunoo menunduk sembari memberi salam pada Pak Hobi, sebenarnya sedari tadi ia mengekor di belakang Sunghoon. Sungguh pagi yang manis dapat melihat seutas matahari setengah lingkaran milik Sunghoon.
"Pagi Sunoo, bagaimana kabarmu?"
"Baik Pak, apa menu kantin hari ini Pak?" Ucap Sunoo seadanya, agar ada timbal balik dari sapaan gurunya itu.
Namun pandangan Sunoo tertuju jauh pada punggung Sunghoon yang semakin lama semakin menjauh, terlihat dua pria lain merangkul Sunghoon berjalan bersama.
Pak Hobi berpikir sejenak. "Bapak rasa akan ada semur telur puyuh, oh iya Bapak baru tau kalau keluargamu mengelola restoran bernuansa Italia yah"
Sunoo mengangguk cepat, sangat ingin mengakhiri pembicaraan tak penting ini. Sunoo mendadak tertunduk memegangi perutnya, dan dengan paniknya juga Pak Hobi ikut meringis. "Kenapa Sunoo?!"
"Kayaknya udah jamnya sarapan, Sunoo mau pesen tahu bulat dulu ya pak. Urgent banget kalau ga ke kantin sebelum masuk kelas" Tutur Sunoo cepat dengan tungkai nya yang mulai meninggalkan Pak Hobi.
Pak Hobi melongo, sejurus kemudian kepalanya menggeleng. "Jadi bener kata anak-anak kalau Sunoo itu....sedikit aneh" Guru itu sedikit ragu mengatakan kalimat akhir. "Aihh, namanya juga masih muda"
Beralih lagi pada Sunghoon yang telah sampai pada kelasnya, menghempaskan diri pada kursi tepat di samping Jake.
"Mabar kuy" Ajak Jake sembari menaik turunkan alisnya.
Sunghoon menghela. "Ini masih pagi, ngantuk gue"
"Nah iya itu, karena masih pagi jadi harus semangat" Sahut Jake masih dalam posisi alisnya yang tak lelah naik turun.
"Seharusnya semangat belajar, bukan mabar"
Jake mengernyit. "Iye gue tau lu orang pinter Hoon" Sindir Jake.
"Lah apa hubungannya Jamaluddin!" Kesel lama-lama Sunghoon sama sahabat sekaligus tetangganya ini.
"Sunghooonnnn!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐧𝐜𝐨𝐧𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 ; Sunsun √
Jugendliteratur𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐫𝐞 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐦𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐞𝐧. Seperti keadaan kita, aku memang hanya bisa menikmati tawamu dari jauh. Aku yang hanya bisa dibelakangmu tanpa bisa berjalan di sisi mu, aku yang hanya bisa terus berharap kau melihat...