Rumah pria itu dipenuhi para teman kelasnya, dan Sunghoon bersama Jimmy harus menunggu di luar.
"Mereka kayak gini pas tau Sunoo sakit, coba sebelumnya, di jailin mulu" Gerutu Sunghoon sebal.
Jimmy memutar bola matanya saat melihat tatapan tajam Sunghoon tak putus dari beberapa murid yang berada di teras rumah Sunoo.
"Masak lo gak inget Sunoo sih Hoon" Kali ini Jimmy lah yang berujar kesal.
"Hah?"
"Bener ya yang lo bilang, Sunghoon udah mati bareng orangtuanya" Sarkas Jimmy, capek dia tuh ngomong sama Sunghoon yang selalu 'hah heh hoh'.
"Langsung to the point aja bisa gak"
Sejenak mereka saling melmpar pandangan nyalang mematikan, Jimmy menghela. Pria itu memilih menatap kebawah, menuju snikers birunya.
"Sunoo temen kecil kita, dia dulu sering banget nginep dirumah. Bahkan kalian nempel banget gak bisa di lepasin, kemana-mana harus bareng. Makanya Sunoo sering nginep dirumah"
Penjelasan itu benar-benar membawa ingatan Sunghoon melambungkan pada 15 tahun yang lalu.
Mendadak Jimmy meraih tangan Sunghoon, menggenggam erat jemari adiknya. Memberi afeksi lekat nan dalam.
"Berat banget ya Hoon, sampai lu beneran lupa sama apa yang dulu lu sering lakuin pas masih kecil. Lu pendem semuanya, lu diem dan gak mau bahas apapun sama gue. Lu sebenarnya rapuh tapi lu tutupin dengan sifat bengal lo yang baru ini, gue beneran sampek gak kenal adik gue sendiri. Sekarang gak perlu pendem, ada gue, lu cerita aja semuanya. Bahkan Sunoo siap kapanpun kalau semisal lu ga bisa cerita sama gue"
"Kak..."
Dekapan erat menjawab panggilan Sunghoon, pria itu ingin di dengar tapi tak tahu harus bercerita apa. Pria itu ingin semua orang mengenalnya sebagai pria yang kuat hanya untuk menutupi kerapuhan nya.
Jimmy sadar akan itu.
"Malu di liat orang" Sunghoon mendorong pelan tubuh Jimmy menjauh.
"Heleh lu suka gengsian sih"
Tawa mereka menbuncah, mengalihkan lagi pada semua murid yang hendak pergi meninggalkan rumah Sunoo.
"Eh Sunghoon kesini juga?"
"Wah, dia juga jenguk Sunoo toh"
"Punya hati juga dia ya"
"Udahlah jangan ngomongin orang, dosa"
"Idih, ada Pak Haji mendadak"
"Tahu bulat! Tahu bulat! Digoreng dari dua minggu yang lalu"
"Ngelucu ni anak"Kali ini bukan bisikan lagi, mereka bicara dengan suara lantangnya.
Sunghoon dan Jimmy bangkit, tak begitu peduli dengan respon para murid. Melangkah masuk pada rumah megah itu. Sunoo dengan piyama berwarna putih polos berjalan pelan menuruni tangga, membawa tiang penyangga infus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐧𝐜𝐨𝐧𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 ; Sunsun √
Teenfikce𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐫𝐞 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐦𝐞𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐞𝐧. Seperti keadaan kita, aku memang hanya bisa menikmati tawamu dari jauh. Aku yang hanya bisa dibelakangmu tanpa bisa berjalan di sisi mu, aku yang hanya bisa terus berharap kau melihat...