5

4.8K 451 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

           Bel pulang sekolah bergema di setiap lorong SMA Garuda, bersamaan dengan keributan siswa-siswi nya yang berebut ingin cepat-cepat keluar dari kelas yang sedari pagi membuat otak mereka serasa di panggang sampai gosong, maybe.

Lain dengan Anara yang masih terduduk santai di atas kursinya. Santai walaupun telinganya seakan terbakar karena ocehan sahabat nya yang seperti kenalpot bocor.

"Ann, pokoknya kita harus belanja-belanja. Gue mau makan, shopping, dan yang pasti harus salon." Amanda terus mangoceh tentang agenda yang akan mereka lakukan sebagai pengganti kebersamaan mereka yang hilang waktu lalu.

Anara hanya mengangguk kan kepala  tampa menghiraukan perkataan Amanda dan sibuk mengutak-atik handphone yang sedari tadi berbunyi terus menerus.

"Man! Kayaknya rencana-rencana yang tadi lo susun harus di pending dulu deh," ucap Anara dengan jari yang sibuk mengetik di layar handphone.

"APA? Ann! Masa nggak jadi sih?  Lo tega amat sama sahabat semati lo ini," Dengan muka konyolnya Amanda menempelkan separuh wajahnya di meja menyorot wajah Antara memelas.

Fuck, Anara seakan melihat Anak anjingnya lagi setelah bangun di dunia novel ini saat melihat wajah memelas Amanda. Katakanlah Anara  adalah sahabat laknat, tapi itu murni pemikiran Anara.

"Kita bisa jadwalin lagi, ok." Anara mengangkat tas sekolah di satu bahunya.

Melangkah menuju pintu kelas, saat sampai di depan pintu Anara kembali menoleh pada meja yang masih diduduki Amanda.

"Man! Ayo pulang." Amanda dengan cepat menyusul Amanda yang masih berdiri di depan pintu kelas.

Kedua gadis itu berjalan di area lorong yang mulai sepi, hanya ada anak-anak ekskul  yang masih berkeliaran di area sekolah. Perjalanan menuju parkiran sekolah di isi dengan keheningan sampai di lapangan indoor.

Anara menghentikan langkahnya, matanya menyorot tajam penuh peringatan  pada satu pemuda yang tengah bermain basket di sana.

***

Sedangkan di tribun lapangan basket  Xavier, Claudia, dan juga para sahabat nya tengah mengistirahatkan diri setelah latihan basket.

"Gila cara main lo kok makin pro aja Vier?" Tanya Biben dengan tangan yang sibuk menghapus keringat di keningnya menggunakan tissu hasil merampas dari kekasih Xavier.

Menjadi Figuran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang