Chapter 2

795 144 24
                                    

Hari ini adalah hari kedua Keira tinggal kembali di mansion. Setelah enam bulan menetap di asrama academy, Keira sudah terbiasa bangun di pagi hari sebelum matahari terbit. Di academy para murid harus datang ke kelas tepat waktu.

Konsekuensi dari melanggar peraturan academy tidak ringan, karena itu Keira selalu bangun lebih dulu daripada siswa lain. Keira juga menghindari keributan para murid yang berebutan memakai kamar mandi dengan bangun lebih awal.

Kalau diingat-ingat, Keira pernah ikut mengantri untuk mandi, tetapi saat itu semua orang langsung menyingkir seakan-akan Keira adalah makhluk asing.

Tatapan mereka membebani Keira, kebanyakan dari mereka menatapnya dengan horror.

Mengganggu dan melelahkan, pikir Keira.

Setengah penghuni academy tau Keira adalah putri dari Dion Agriche yang terkenal karena kekejamannya. Keira tidak peduli jika papa disebut gila, toh Keira hampir mirip dengan papa. Lagipula apa yang mereka bilang itu benar dan Keira tidak perlu menyangkalnya.

Selama belajar di academy, orang-orang berusaha untuk tidak melakukan kontak dengan Keira. Sifat Keira yang dingin membuat mereka lebih memilih untuk menjaga jarak.

Gara-gara itu Keira selalu menyendiri kemana pun. Duduk sendiri di barisan meja paling depan bahkan tidak pernah mengikuti kerja kelompok. Sesungguhnya juga Keira lebih senang tanpa diperhatikan banyak orang.

Namun suatu hari kehidupan academy Keira berubah seketika saat seorang gadis berambut emas dan mata biru berlian mendekatinya.

Gadis itu cukup populer, sama seperti Keira. Bedanya, alasan kepopuleran mereka tolak-menolak ibarat tinta dan air jernih atau magnet yang sama jenis.

Jika disebut namanya, orang-orang akan tersenyum lebar.

Keira sebenarnya tidak terlalu ingat bagaimana mereka berdua bertemu, yang dia ingat hanya kehadiran gadis itu yang datang secara tiba-tiba, seperti 'poof!' di depannya.

Jangan heran, Keira memiliki sikap tidak pedulian sedari dulu sampai ia mudah lupa dengan hal penting yang mengubah hidupnya.

Yah, pokoknya gadis itu selalu menemani Keira saat di academy.

***

"Jam berapa ini...." gumam Keira yang masih setengah sadar.

Ujung jarum jam yang runcing menunjukkan pada angka antara lima dan enam. Kurangnya cahaya juga berarti matahari belum sepenuhnya terbit.

Keira bangkit dari kasur dan berjalan mendekati jendela, namun,

"D-dingin..!!"

Keira terkejut ketika telapak kakinya menyentuh lantai.

Cepat-cepat Keira mengambil sandal dan memakainya. Baru saja ingat kalau ia bukan lagi di asrama.

Rasanya seperti menginjak air yang membeku di danau.

Setelah membenarkan sandalnya, Keira berjalan menuju jendela.

"Eh? bukankah itu bunga yang diberikan papa?"

Keira bisa melihat taman miliknya dari kamar. Taman yang sama luas dengan mansion berada tepat di seberang kamar, jadi Keira sendiri bisa melihat langsung pemandangan di depan.

Dari sini Keira melihat bunga merah darah di tengah-tengah taman.

Akan sedikit memalukan jika Keira terang-terangan bilang kalau ia menaruh bunga darah itu di paling tengah karena itu hadiah ulang tahun 'spesial' dari papa.

Karena malu, Keira menutupi alasan sebenarnya dengan alasan lain.

"Kenapa di taruh di tengah-tengah?" tanya Lucas.

[HIATUS!] | [opera sabun] Crossover FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang