"Cinta adalah doa, jadi jika ada seseorang yang mencintai mu ia akan mendoakan yang terbaik untukmu."
Jalanan Bogor hari ini begitu padat, pukul 06.40 gadis dengan seragam putih abu-abunya masih berada di atas motor dengan lelaki yang di ketahui sebagai abinya.Gadis itu tengah gusar karena sudah pukul setengah tujuh lewat 10 menit dirinya masih terjebak kemacetan di persimpangan jalan yang berada tidak jauh di dekat sekolahnya.
"Ya ampun ini jalanan ko macet banget sih abi, aku kan hari ini ada upacara" keluh gadis itu dengan sedikit mata yang berkaca-kaca.
"Mau gimana lagi, begini lah setiap hari nya. Makanya kata abi juga apa berangkatnya tuh pagi-pagi supaya nggak kejebak macet kaya gini" ucap abinya dengan melirik anak gadisnya dari kaca spion motor.
"Yaudah abi aku turun di sini aja lah, nanti aku jalan. Nggak jauh juga" gadis itu pun turun dari motor seraya melepaskan helm yang melekat di kepalanya
"Loh nanti kamu kenapa-kenapa lagi, ini macet tuh awas ah bahaya" abinya tidak mengizinkan karena melihat kondisi kemacetan yang super padat dan para pengendara yang tidak sabaran untuk mengejar waktu yang tertinggalnya.
"Nggak apa-apa abi, aku bakal hati-hati ko. Aku takut telat bi, yaudah yah aku duluan nanti abi langsung pulang aja. Assalamualaikum abi" gadis itu pun menyerahkan helm yang ia pegang kepada abinya, tidak lupa ia mencium punggung tangan abinya.
"Waalaikumsalam, hati-hati jangan lari" ucap abi setengah teriak agar di dengar oleh putrinya.
Tidak butuh waktu lama menuju sekolahnya, akhirnya gadis itu sampai di depan gerbang utama sekolah.
Terlihat para anak osis yang sudah bersejajar rapih menjaga gerbang sekolah, gadis itu pun melihat beberapa temannya yang menjadi anggota osis.
Baru setengah masuk dari gerbang utama tiba-tiba tali sepatu yang ia gunakan terlepas, mau tidak mau ia mengikat ulang tali sepatunya agar tidak terinjak dan terjatuh.
"Alesha?!" terdengar suara laki-laki yang menyebut namanya, ketika ia mendongak kedepan ternyata itu adalah Alfaiz Hasam Ismam.
Alesha Humaira Zaida itu lah nama dari seorang gadis yang hari ini hampir saja terlambat masuk sekolah, di depannya sudah ada Alfaiz teman sekaligus ketua kelasnya.
"Tumben jam segini baru sampai?" tanyanya yang kini sudah berdiri di depan Alesha
"Aku kesiangan" jawab Alesha seadanya.
Terdengar hembusan nafas dari lelaki itu, Alesha pun melirik sedikit ke arah Alfaiz yang sekarang ikut berjongkok di hadapannya.
"Yasudah cepet masuk, sebentar lagi upacara akan di mulai" mendengar perkataan dari Alfaiz, Alesha pun bergegas ke kelasnya dengan langkah sedikit berlari.
Sesampainya di kelas ia tidak melihat teman sebangkunya, sudah di pastikan bahwa temannya itu berada di lapangan karena semua anak kelas juga tidak ada di kelas.
"Sha gue kira lo nggak sekolah loh, siang banget sih datengnya" oceh Sabrina ketika Alesha sudah berdiri di sampingnya.
"Aku kesiangan Sab, udah gitu kena macet tadi."keluhnya.
Tak selang berapa lama upacara pun di mulai, Alfaiz selaku anggota osis memimpin jalannya upacara. Ia berdiri tegap di tengah-tengah lapangan sebagai pemimpin upacara, suaranya yang tegas dan lantang menjadikan alasan mengapa ia selalu di pilih sebagai pemimpin upacara.
Selesai upacara mereka semua tidak langsung ke kelasnya masing-masing karena akan ada absen negara di setiap kelasnya siapa saja yang mengikuti upacara dan yang terkena hukuman karena terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta
Novela JuvenilAlesha Humaira Zaida, gadis cantik yang memiliki arti nama sebagai anak perempuan berpipi kemerahan yang selalu berada dilindungan Allah, bahkan diharapkan dapat tumbuh dipenuhi dengan keberuntungan dan anggun layaknya bangsawan. Nama pemberian dari...