Part 21 – Healing
Violet menyedekapkan tangan di dada dengan tatapan dingin. Dia berdiri memandang sekelompok orang di depannya sedang sibuk main judi dan minum-minum ditemani wanita-wanita jalang.
Umpatan demi umpatan menggema saat permainan makin memanas. Ada yang marah karena kalah, ada juga yang tertawa bahagia dengan kemenangan. Tentu saja, wanita-wanita di samping mereka tetap menyemangati dengan rayuan menggoda. Violet tersenyum miring meremehkan sekelompok orang tersebut. Hidup menyatu dengan kemiskinan di tempat kotor dan kumuh. Mengandalkan hidup hasil merampas dari orang-orang yang tak bersalah.
Tidak ada kemauan keluar dari lingkaran sesat itu. Malah betah dan menyukai hidup tak beraturan seperti itu. Entah apa tujuan mereka hidup sebenarnya. Keseharian hanya bermalas-malasan tetapi ingin hidup senang. Teori macam apa itu?
Mirisnya, mereka nyata. Tepat di hadapan Violet. Dia sendiri enggan datang ke sana, tetapi dia sudah muak memendam emosi. Violet sengaja pulang lebih awal dari kantor dan langsung ke tempat kumuh tersebut.
"Ba, adik lu datang." Salah satu dari pemain judi itu menepuk bahu temannya. Menunjukkan keberadaan Violet dengan gesture tubuh.
Violet memandang tajam pada Alba yang langsung menoleh. Dia terkekeh senang dan meninggalkan meja judi menghampiri Violet. Orang-orang di sekitar sana mulai kepo, mereka memandang Violet penuh minat. Posisi Alba digantkan oleh temannya tadi, menginterupsi agar permaian kembali dilanjutkan.
"Tumbenan lo nyamperin gue." Kekeh Alba senang.
Tatapan Violet dingin. "Berapa yang lo minta dari dia?" Tanya gadis itu langsung pada inti.
"Ngadu?" Tanya Alba meringis.
"Berapa, anjing!" Emosi Violet terguncang.
"Wah, mulai berani nih." Guman Alba santai.
"Gue peringatin sama lo! Jangan pernah minta duit dari dia lagi!" Tekan Violet tajam dan tidak main-main. Semua uang yang diminta Alba dari Biru dihabiskan untuk main judi, mabuk dan main perempuan.
"Kalau gue rampok dia kenapa?" Tanya Alba mempermainkan emosi Violet.
"Sampah!" Maki Violet. Kata-kata kasar itu meluncur begitu saja setiap kali Violet bertemu dengan saudara-saudaranya. Violet capek berurusan dengan mereka, saudara-saudaranya tidak pernah berubah. Hidup bagai benalu dan tidak tahu malu masih menengadahkan tangan. "Hidup lo nggak berguna begini, buat apa? Gue saranin, lo mati supaya nggak jadi sampah dan beban!"
"Berani lo?" Sepersekian detik kemudian Alba mencengkeram pipi Violet kuat. Alba marah dan berani menyakiti adiknya. "Gue nggak akan segan-segan menghancurkan lo!" Ancamnya.
"Lo udah ngehancurin gue, bangsat! Belum puas lo menyiksa gue?" Tekan Violet. "Lo manusia biadap yang pernah gue temui! Bahkan gue nggak sudi kenal lo! Tapi lo dengan tidak tahu malunya jadi benalu dalam hidup gue! Gue nggak kenal lo, anjing!! Sadar diri!"
Alba menekan pipi Violet sampai gadis itu kesakitan. "Lo nggak akan pernah lepas dari gue!" Kata Alba mengingatkan. "Sejauh apapun lo pergi, lo tetap budak gue!"
"Bangsat! Manusia biadab! Gue laporin lo ke polisi!" Ancam Violet tidak takut.
"Gue bunuh mama lo! Termasuk cowok lo dan semua keluarganya!" Balas Alba tidak main-main. Kedua matanya memancarkan sinyar amarah yang tidak main-main.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOKTAH [17+]
Lãng mạnSequel : FALL - EMPTY - NOKTAH 21++ Violet mengganggu Biru setiap hari. Namun, lelaki dingin itu tak pernah mengubrisnya. Tidak mau berurusan dengan gadis bar-bar yang menyebalkan. Suatu hari tanpa disengaja, mereka menghabiskan malam panas yang pad...