Violet bersenandung sambil mengupas buah mangga. Biru memiliki beberapa buah di kulkas, Violet tertarik pada buah berwana kuning itu. Dia bergumam panjang merasakan rasa manis hingga ke tenggorokan.
Mengupas dua buah besar-besar hingga memenuhi wadah. Violet membersihkan meja dan membuang kulitnya. Mencuci pisau dan mengeringkan wastafel.
Dapur Biru sangat bersih dan mengkilat. Violet sangat hati-hati seolah jika dia bergerak buru-buru peralatan dapur itu akan rusak dan pecah.
Violet terkekeh akan pikirannya. Sudah lama sekali Violet tidak pernah ke dapur. Hidup sendiri, makan di mana pun tidak masalah.
Dia membawa piring dan memasukkan satu buah garpu di pinggirnya. Membawa pelan-pelan ke kamar, tempat Biru masih pulas setelah kegiatan rutin mereka.
Biru baru bangun saat Violet masuk. Violet meletakkan wadah di atas nakas duduk di pangkuan Biru sembari mengecup bibir lelaki itu. Mengambil kembali wadah karena Violet ingin menghabiskannya.
"Mas, gue kupas mangga." ucap Violet sembari menyuapi Biru menggunakan garpu. "Manis banget, kan?"
"Iya," Biru menelan mangga setelah halus dikunyah.
"Enak banget." Violet juga memasukkan potongan mangga ke mulutnya. Dia menggoyang-goyangkan badannya menyebabkan Biru meringis karena di bawah sana gadis itu tidak sengaja menggodanya.
Violet menyadarinya. Dia tergelak dan mengecup bibir Biru lagi. "Cepet banget bangunnya."
"Kamu mancing-mancing!" dengkus lelaki itu pura-pura sebal.
Violet menggoyangkan pinggulnya menggoda Biru lagi. Biru menahan pinggulnya dan melotot. Violet tergelak puas, menyuapi Biru dan menggigit potongannya sehingga mereka tampak seperti berciuman.
Kedua lengan Biru memeluk pinggang Violet dan mengangkat kaosnya. Violet tidak mengenakan apapun dibalik kaos itu.
Biru memperbaiki posisi mereka, mengangkat sedikit gadis itu dan menurunkannya pelan-pelan. Mereka menahan napas saling berpandangan. Violet merasa penuh, menggigit bibir bawahnya dan menekan dada Biru serta menggenggam kencang wadah mangga.
"Mau lagi?" tanya Violet berusaha konsentrasi.
"Iya."
Violet menusuk potongan buah dan berbagi dengan Biru. Kedua tangan lelaki itu membelai pinggangnya dan sesekali menekan.
"Mas, mau nginap di kosan gue?" tanya Violet sedikit serak.
"Kamu nginap di sini." balas Biru pelan sembari menekan paha Violet.
Mereka langsung ke apartemen Biru setelah berpisah dengan Ivory dan Jade. Kebetulan lokasi mal tidak jauh dari tempat tinggal Biru. Mereka memutuskan ke sana, barangkali Violet mau menginap.
Violet mencibir, Biru sudah tahu akan kebiasaan Violet wajib pulang. Masih saja berusaha mengajaknya. Violet berdecak protes membuat Biru langsung kehilangan harapan.
"Kenapa?"
"Nggak suka."
"Nggak suka?" Biru mengerutkan dahi.
"Hem," Violet mengangguk tidak tertarik.
Bibir Biru mengecup bahu Violet lembut. Menggigit-gigit kecil hingga daun telinga membuat Violet meringis gelisah. Biru mengambil alih wadah dari tangan Violet dan meletakkan di atas meja. Setelah itu mereka melanjutkan cumbuan.
Seperti biasa, Violet terjaga dan bergerak melepaskan diri dari Biru. Dia melirik jam digital menunjukkan pukul sepuluh malam. Violet segera bergegas membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap pulang tanpa mengganggu Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOKTAH [17+]
RomanceSequel : FALL - EMPTY - NOKTAH 21++ Violet mengganggu Biru setiap hari. Namun, lelaki dingin itu tak pernah mengubrisnya. Tidak mau berurusan dengan gadis bar-bar yang menyebalkan. Suatu hari tanpa disengaja, mereka menghabiskan malam panas yang pad...