Violet melotot tajam. Dan terjadi lagi. Alex menyuruh Violet dan Biru menggantikan dirinya makan malam di sebuah restoran yang sudah di reservasi sebelumnya. Violet memandang Alex dan Mauren bergantian. Gadis itu semakin curiga, pasalnya Alex sangat menurut pada Mauren. Beberapa waktu terakhir ini, Alex sering me-reservasi restoran yang ujung-ujungnya digantikan oleh Violet dan Biru.
Alex tidak pernah menyuruh Violet atau Biru me-reservasi restoran kecuali untuk pekerjaan. Alex tidak pernah terlibat kencan dengan wanita mana pun. Bahkan, Violet awal-awalnya curiga kalau bosnya seorang gay.
Setiap hari fokus bekerja, tidak pernah mengambil cuti sampai beberapa tahun. Baru pulang dinas kerja dari tempat jauh sekalipun, dia tetap masuk keesokan harinya. Violet melihat bosnya seperti orang normal pada umumnya setelah kedatangan Mauren.
Mulai dari datang terlambat, cuti beberapa hari, pulang lebih cepat, me-reservasi restoran, mengunjungi ke ruangan Mauren dan lain-lain.
"Mencurigakan!" guman Violet sebal.
Alex dan Mauren sama-sama diam seolah tidak terjadi apa-apa. Mengabaikan kecurigaan Violet yang semakin memuncak. Mauren dan Alex pergi pulang duluan, meninggalkan Violet dengan segudang pertanyaan. Mauren dan Alex tidak pernah memberikan penjelasan atas hubungan keduanya. Violet tidak percaya keduanya tidak memiliki hubungan.
Kedatangan Mauren tidak bisa disebut mencurigan. Wanita itu datang menggantikan kepala pemasaran sebelumnya. Alex dan Mauren mengaku sebagai kenalan lama, mereka berasal dari sekolah yang sama.
Violet akhirnya beres-beres dan menemui Biru di ruangannya. Dia mengajak Biru ke restoran yang di reservasi tadi siang. Biru meringis pelan, sampai saat ini masih cuek pada Violet kalau di kantor atau di depan orang banyak.
Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi mereka sampai di restoran. Menyantap hidangan makan malam lezat di salah restoran terbaik. Violet tidak perlu galau memikirkan malam malamnya lagi. Kadang dia merasa bosan makan. Tetapi, dia tidak tahan menahan lapar sampai pagi.
"Mas, ayo dong ghibah. Gue udah pengin banget mengghibah ini! Dalam dada gue tuh sekarang meronta-ronta minta dipuaskan!" ajak Violet setelah mereka selesai makan. "Apa hubungan si Bos sama Bu Mauren?"
"Setelah ini saya puaskan kamu." jawab Biru kalem.
Violet melotot kaget, sesaat kemudian tergelak. "Anjir, anjir!" umpatnya. Biru kembali menunjukkan sisi lain dirinya yang tidak diketahui orang lain.
"Makan yang banyak." tambah Biru.
Violet berusaha tidak goyah. "Ghibah dulu, mas. Kalau nggak, nanti nggak dikasih jatah." ancam Violet.
"Lebih penting ghibah atau puasin kamu?" tantang Biru berani.
"Anjir, gue basaaaahhhhh!"
Tiba-tiba Biru menyesal mengeluarkan kalimat frontal. Violet tidak bisa mengontrol kebarbarannya. Biru menyumpat, bisa-bisanya lepas kontrol di depan Violet di tempat umum pula.
"Ayo pulang, Mas! Atau, mampir ke hotel sebentar."
"Vio!" geram Biru tajam.
Violet mendengkus sebal. "Nanti gue di atas. Tapi, kasih tahu gue apa hubungan si Bos sama Ibu Mauren."
"Nggak."
"Mas!" Violet berdecak. "Kalau begitu nggak jadi."
"Ayo pulang."
"Ghibah dulu, mas! Ghibah ya Allah!!" Violet frustasi.
"Malam ini di tempat saya."
"Enakan di kosan gue. Greget sama tetangga. "

KAMU SEDANG MEMBACA
NOKTAH [17+]
RomanceSequel : FALL - EMPTY - NOKTAH 21++ Violet mengganggu Biru setiap hari. Namun, lelaki dingin itu tak pernah mengubrisnya. Tidak mau berurusan dengan gadis bar-bar yang menyebalkan. Suatu hari tanpa disengaja, mereka menghabiskan malam panas yang pad...