Part 19 - Dua Juta
Biru mengambil paperbag dari jok sebelahnya sebelum keluar dari dari mobil. Dia memarkirkan mobil di tempat biasa, lahan sempit pemilik kos-kosan tempat Violet tinggal.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, Biru selalu menjemput Violet lebih dulu dan bersama-sama pergi ke kantor. Kali ini, dia menyempatkan waktu membeli makanan sebagai buah tangan untuk Violet.
Meskipun Biru dan Ivory tidak dekat, dia berusaha memberikan kesan yang baik untuk gadis remaja itu. Ivory sangat berbeda dengan kedua saudara Violet, terlihat dari bagaimana cara gadis itu menyambut adiknya tersebut.
Ivory dan Violet tidak mirip dari segi wajah. Violet lebih tinggi dan ramping. Tipikal penggoda ulung dan berbahaya. Sedangkan adiknya kalem dan polos.
Biru berhenti melangkah, dia bertemu lagi dengan seorang lelaki yang tidak asing baginya. Biru memandang tenang, dia sudah mengingatnya.
"Alba, Bro!"
Lelaki itu membuang puntung rokok dari bibirnya sambil mengenalkan diri barangkali Biru lupa padanya. Mereka baru sekali bertemu bulan lalu.
"Abang Violet."
"Iya?" kata Biru mengangkat salah satu alisnya.
"Udah sebulan ini, Bro! Lo pasti paham lah." ucap Alba berbasa-basi.
"Berapa?" tanya Biru tidak keberatan. Langsung pada intinya karena Alba menunjukkan secara terang-terangan.
Alba langsung terkekeh senang. Tidak sia-sia mengintai kedatangan Biru ke tempat adiknya.
"Dua juta." pinta Alba santai tanpa rasa malu.
Biru mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang pecahan senilai seratus ribuan sebanyak dua puluh lembar.
Alba menerima girang dan mencium aroma uang tersebut. "Thanks, Bro!" katanya. "Jaga adik gue baik-baik. Duit ini akan gue pergunakan sebaik-baiknya!" kekehnya sambil menepuk-nepuk bahu Biru kemudian pergi begitu saja dengan motor bututnya.
Biru memasukkan dompet ke kantong celana dan melanjutkan langkahnya menuju tangga kos-kosan Violet. Berjalan tenang seperti biasa seakan tidak terjadi apa-apa barusan.
Ivory dan Violet sama sekali tidak mengetahui kedatangan Alba. Karena lelaki itu memang bukan mengincar mereka. Alba hanya ingin bertemu dengan Biru, karena di tempat tersebut dia bisa menemuinya.
Alba tentu tahu tempat tinggal Biru. Namun, penjagaan yang ketat tidak memungkinkan menemuinya di sembarang tempat. Alba cukup memiliki kewarasan untuk menghindari keributan.
"Kak, boleh nggak nanti Vory sama Jade pergi?" tanya Ivory hati-hati pada Violet. Duduk memeluk boneka kecil pemberian Jade beberapa hari yang lalu, memandang Violet sedang bersolek di depan cermin.
"Jalan?" tanya Violet.
"Iya, Kak." jawab Ivory mengangguk ragu-ragu.
"Yaudah, asal hati-hati." jelas Violet mengingatkan. Gadis itu sedang memperbaiki riasan, sebentar lagi akan pergi bekerja setelah Biru datang menjemput.
"Makasih, Kak." Senyum Ivory mengembang lebar. Sangat lega mendapatkan izin dari kakaknya.
Violet balas tersenyum tipis. Dia paham akan adiknya yang pasti bosan setiap hari di kamar sempit itu saja. Tidak ada salahnya pergi jalan dengan pacar, lagi pula mereka masih libur semester. Waktunya menikmati hari libur dan bersenang-senang.
"Sampe jam berapa?" tanya Violet lagi.
"Nggak malem-malem kok, Kak. Paling jam delapan atau sembilan udah pulang. Soalnya Jade juga nggak bisa pulang terlalu malam. Rumahnya agak jauh dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOKTAH [17+]
RomanceSequel : FALL - EMPTY - NOKTAH 21++ Violet mengganggu Biru setiap hari. Namun, lelaki dingin itu tak pernah mengubrisnya. Tidak mau berurusan dengan gadis bar-bar yang menyebalkan. Suatu hari tanpa disengaja, mereka menghabiskan malam panas yang pad...