9.

2.4K 237 5
                                    



"Kau sekarang berubah Kirana, dimana Kirana yang emosian dan acuh terhadap sekitar?" Tanya Kaindra dengan memutar mutar gelasnya yang berisi air putih hangat. Dulu Kaindra ini sangat menyukai minuman yang namanya Alkohol, karena pengaruh dari teman temannya. Apalagi dulu Kaindra ini bodoh, karena mau dibodohi oleh temannya yang mengakibatkan dirinya kecaduan minuman itu.

Tapi setelah adanya Kirana, Kaindra sedikit demi sedikit merubah gaya hidupnya dengan memakan makanan yang sehat. Jika sedang pusing pun Kaindra hanya akan memakan permen pocong. Kenapa disebut permen pocong? Karena permen itu memiliki bentuk seperti hantu indonesia itu, pocong warna pink, kuning, atau oren yang seksrang sudah legend.

"Kalau aku acuh, kau selalu bilang aku salah. Kalau aku sudah ada dijalan yang benar malah disalahkan." Jawab Kirana. Dulu saat Kirana asli berbuat ulah Kaindra selalu menasehatinya dengan cara baik baik. Kaindra jarang berbuat kasar kepada Kirana, terlebih lagi Kirana adalah seorang wanita dan istri yang harus ia lindungi dari tangannya sendiri.

Berbekal pengalamannya dulu yang selalu melihat tantenya, si Lastri disiksa. Lastri ini memiliki suami temperamental, suka bermain tangan dengan sang istri sampai akhirnya Lastri di umurnya yang ke tiga puluh tiga sudah tiada karena bunuh diri, ia tertekan. Suaminya pun ikut menyesal yang membuat Kaindra kecil bertanya tanya akan kondisi pamannya.

Apakah pamannya yang gondrong tapi botak itu gila?

"Berarti selama ini kau ada dijalan yang salah?" Tanya Kaindra.

Kirana menghela nafas saat mendengar pertanyaan dari Kaindra. Sedari tadi Kaindra bertanya kepada Kirana, yang membuat tenggorokan Kirana kering karena kebanyakan ditanya ini itu. "Yo ndak tau, kok tanya aku."

"Sesat!"

"Memang." Sahutnya.

[ So Mother ]

Kirana memperhatikan Kaindra yang sedang menyeprotkan parfum ke baju kokonya. "Aku mau jum'atan dulu di masjid." Pamit Kaindra dengan menenteng sajadah ditangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya sibuk membenarkan peci hitamnya yang mencong kearah kanan.

"Jangan genit genit, mata dijaga." Ucap Kirana seraya berjalan mengikuti Kaindra yang ingin menuju pintu utama. Kirana hanya takut bahwa Kaindra akan terpikat oleh mbak mbak penjual minuman diangkringan, yang sekarang sudah menjadi janda bolong lima meter. Kirana takut saat jiwa Kirana asli kembali Kaindra malah menikah dengan janda bolong itu.

Menyeramkan, bolong lima meter.

"Jum'atan cowok semua, sayang." Kirana mengangguk puas saat mendengar ucapan Kaindra. Padahal disana banyak perempuan perempuan cantik atau anak anak SMA yang sekolahnya memang dekat dengan masjid itu.

Saat dipertengahan jalan langkah keduanya terhenti karena melihat Khevandra yang sudah rapi dengan sarung mungil dan baju koko yang ia pakai. Tidak lupa ditangannya terdapat sajadah mungil dan tasbih yang ia mainkan seraya menatap kearah luar yang memperlihatkan Pak Joko yang sedang mencuci mobil dengan bersenandung merdu.

Merdu, merusak dunia.

Khevandra yang mendengar derap kaki langsung menoleh lalu tersenyum lebar kearah Kirana, tanpa menengok kearah Papanya. "Mama, aku sudah wangi loh, sedalitadi banyak semut yang ingin mengelebuni badan ku." Ucapnya.

Sô MôtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang